Mubadalah.id – Hai Halimah kami rindu. Apa Kabar Halimah? ternyata benar ya kata Dilan kalau rindu itu berat. Salah satu kader yang sulit ditemukan, perjuangan berkhidmatmu Lim sungguh luar biasa. Waktu berputar dengan jarumnya, hari berganti hari, seolah tidak mau mengerti. Layaknya egois yang tak mau malihat, mendengar, merasakan, asa yang dirasa.
Namun bukan tidak mau mengerti ataupun egoisnya tapi memang sudah takdirnya. Kita tau abadi hanya milik pencipta. Kadang kita lupa, lengah, dengan megahnya dunia. Namun, Apakah kita hanya insan Lemah dan pasrah?. Hidup memang kadang tidak adil, Tapi apakah kamu sang maha adil?. Hidup memang kadang tidak bijaksana, Tapi apakah kamu sang bijaksana.
Manusia adalah sosok yang masih bisa berusaha untuk menjadi baik, menjadi manusia bermanfaat agar tidak sia sia. Manusia hanya bisa berencana, tapi tidak dapat memastikan hasilnya. Menjadi manusia baik saja masih banyak yang tidak suka, apalagi kalau tidak baik.
Apalagi perkara ikhlas siapa tahu hati manusia. Perkara tulus, siapa punya hati sebaik itu. Namun bagi kami Halimah adalah salah satu manusia yang sudah sangat baik, sangat iklhas dan sangat tulus dalam berhidmat. Berhidmat dengan seragam hijau kebanggaan Halimah, baju hijaunya Fatayat Nahdlatul Ulama.
Menyumbangkan Gajinya
Halimah itu sapaan kami untukmu. Adik, Teman, Saudara, dan Anak bagi kami sahabat dan keluarga besar PW Fatayat Nahdlatul Ulama (NU) Bengkulu. Satu-satunya orang yang menyumbangkan gaji pertamanya untuk PW Fatayat Nahdlatul Ulama Bengkulu.
Halimah yang rela naik travel menyusul kegiatan pengkaderan di Bengkulu Utara. Orang yang tidak takut berjalan dalam gelap dan hujan demi Fatayatnya. Orang yang tidak meninggalkan kewajiban sebagai anggota tim pengkaderan PW Fatayat NU Bengkulu. Sebenarnya bisa saja kalau ingin beralasan tidak datang ataupun menyusul, tidak masalah. Tapi ini adalah Halimah yang rela mengorbankan waktu, tenaga bahkan uangnya untuk Fatayat.
Hal ini, kami menemukan sosok kader yang rela berkorban, perjuangan berhidmat tidak dimiliki semua kader, Tapi Kamu menjadi inspirasi bagi kader Fatayat dimasa sekarang bahkan dimasa yang akan datang juga amat indah untuk dikenang. Dia sosok yang amat bangga dengan seragam hijau Fatayatnya.
Halimah waktu kita bekerjasama memang hanya sebentar hanya beberapa tahun saja. Kader Fatayat NU sesungguhnya, mau belajar, ikhlas, tulus. Halimah adalah orang yg bersemangat. Kader Fatayat NU yang ceria dan periang. Halimah punya impian-impian yang indah untuk Fatayat.
Dia orang tangguh sampai akhirpun tidak mengeluh sakit. Menghadapi rasa sakit yang begitu lama dalam diamnya, tanpa kami tau Halimah bahwa kamu sakit. Hanya di waktu akhir saja akhirnya kami dapat mendoakan agar kamu tetap dapat bisa bersama dan bergabung bersama kami. Impian-impian Halimah ungkapkan semoga dapat menjadi kenyatan.
Pergi Meninggalkan Kami
15 Agustus 2023 pukul 16.30 raungan tangisan yang terjadi di sudut-sudut Kota Bengkulu, adalah air mata kami yang menangis, kami menjadi manusia yang tidak terima kenyataan, mendapatkan kabar Halimah telah meninggalkan kami dari dunia ini, kabar yang tentunya siapapun tidak akan suka dengan isinya.
Halimah sesaat kami yang menjadi manusia yang terlalu percaya diri dan egois, kami lengah kami terlalui yakin bahwa akan bertemu lagi denganmu pasca operasi, kami yang egois lupa bahwa kematian amatlah dekat, kami lupa, dan terlena.
Halimah tidak pernah terbayangkan kalau kita tidak dapat berjumpa lagi dengan halim. Dari halimah kami juga banyak belajar artinya perjuangan, semangat, loyalitas, tulus dan ikhlas. Tongkat perjuangan berkhidmat ini akan selalu dikenang pribadimu.
Selamat jalan ya Halimah, Insya Allah halimah di sana di tempat yang nyaman dan bahagia. []