• Login
  • Register
Minggu, 8 Juni 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Khazanah Hikmah

Pernikahan adalah Tirakat

Pernikahan adalah sebuah ibadah panjang yang perlu terus dijaga secara sadar demi menuju kebahagiaan abadi, tanpa resah, sakit, apalagi diskriminasi

Thoah Jafar Thoah Jafar
13/10/2023
in Hikmah
0
Pernikahan adalah Tirakat

Pernikahan adalah Tirakat

1.2k
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Dari sekian banyak model undangan yang terpajang di etalase toko percetakan, mereka punya titik kesamaan. Bagi pemesan atau calon tuan hajat beragama Islam, di dalam lembarannya hampir pasti tertulis satu terjemahan ayat Al-Qur’an yang sudah begitu kita kenal, yakni Ar-Rum: 21.

Kemunculan terjemahan ayat itu tentu bukan cuma berdasarkan pesanan atau karena menuruti tren yang berkembang. Namun, memang di dalamnya ada pengingat dan doa penting untuk semua orang. Yakni, pernikahan adalah tirakat dan jalan panjang untuk mengupayakan sebuah ketenangan.

“Di antara tanda-tanda (kebesaran)-Nya adalah bahwa Dia menciptakan pasangan-pasangan Anda dari (jenis) diri Anda sendiri agar Anda merasa tenteram padanya. Dia menjadikan di antaramu rasa cinta dan kasih sayang. Sejatinya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang berpikir.”

Pernikahan adalah media kasih sayang. Kasih (rahmah) dan sayang (mawaddah) itu harus kita upayakan untuk terus tumbuh hingga menjadi “litaskunu ilaiha,” keadaan yang saling menenangkan. Dari sakinah (ketenangan) itulah, kemudian muncul aneka keberkahan dari dalam rumah tangga.

Pernikahan adalah Perjanjian Agung

Pada akhirnya, sakinah, mawaddah, dan rahmah bukanlah label permanen. Ketiga-tiganya justru merupakan sesuatu yang wajib terus kita ikhtiari. Naik-turun, lekat-renggang, panas-dingin, ialah hal yang biasa.

Baca Juga:

Bagaimana Akhlak Karimah dalam Memilih dan Melamar Pasangan Pernikahan?

Dekonstruksi Pandangan Subordinatif terhadap Istri dalam Rumah Tangga

Fondasi Kehidupan Rumah Tangga

Kafa’ah yang Mubadalah: Menemukan Kesepadanan dalam Moral Pasutri yang Islami

Oleh karenanya, oleh Islam, pernikahan juga kita sebut sebagai mitsaqan ghalidza atau “perjanjian agung” (QS. An-Nisa: 21). Selayaknya sebuah perjanjian, maka selain bisa kita pertahankan, boleh juga kita koreksi, bahkan kita batalkan.

Pernikahan bukanlah pemasrahan nasib secara mutlak seorang perempuan kepada laki-laki, istri kepada suami, atau sebaliknya. Oleh karena itu, yang membedakan pernikahan sebagai perjanjian agung ini adalah keharusan sikap mu’asyarah bil ma’ruf atau kesalingan berlaku baik di antara pasangan (QS. An-Nisa: 19).

Arti kesalingan dan beban tanggung jawab yang sama antara suami dan istri itu juga dikuatkan melalui penggunaan lafaz “zawaj” yang bermakna pasangan. Ibarat sepasang sayap, suami dan istri memiliki posisi dan porsi yang sama demi bisa menerbangkan diri menuju sesuatu yang telah dicita-citakan dalam rumah tangga.

Jadi, pernikahan bukanlah target hidup. Tetapi, ia malah merupakan awal dari segala tanggung jawab. Pernikahan adalah sebuah ibadah panjang yang perlu terus dijaga secara sadar demi menuju kebahagiaan abadi, tanpa resah, sakit, apalagi diskriminasi.

Surat Maulana Jalaluddin Rumi

Terkait pentingnya kesadaran ini, dalam Manaqib Arifin, Maulana Jalaluddin Rumi diceritakan pernah menulis surat dengan isi yang sangat menggetarkan hati untuk menantu perempuannya, tetapi menjadi pengingat yang tajam bagi putranya sendiri:

“Aku bersaksi kepada Tuhan, jika Anda merasa tidak mendapat perlakuan baik dari putraku, kami akan sepuluh kali lipat lebih bersedih. Jika putraku menyakitimu, ketahuilah ia akan terusir dari hatiku. Aku tidak akan menjawab salam dan melarangnya untuk melayat jenazahku.”

Sekali lagi, pernikahan ialah tirakat untuk saling mengasihi, menyayangi, menenangkan, dan membangun kebahagiaan suami dan istri. Jika sudah seperti itu, niscaya bisa menjadi jawaban jitu bagi Rabi’ah al-Adawiyah yang pernah bertanya, “Apakah dengan menikah bisa mendekatkan kita kepada Tuhan?” Wallahu a’lam. []

 

Tags: JodohkeluargaperkawinanPernikahan adalah Tirakatrumah tangga
Thoah Jafar

Thoah Jafar

Pengasuh Ponpes KHAS Kempek Cirebon

Terkait Posts

KDRT

3 Faktor Sosial yang Melanggengkan Terjadinya KDRT

7 Juni 2025
Apresiasi Kepada Perempuan yang Bekerja di Publik

Islam Berikan Apresiasi Kepada Perempuan yang Bekerja di Publik

6 Juni 2025
Wuquf Arafah

Makna Wuquf di Arafah

5 Juni 2025
Kritik Asma Barlas

Iduladha sebagai Refleksi Gender: Kritik Asma Barlas atas Ketaatan Absolut

5 Juni 2025
Aurat

Aurat Perempuan: Antara Teks Syara’ dan Konstruksi Sosial

5 Juni 2025
Batas Aurat Perempuan

Dalil Batas Aurat Perempuan

5 Juni 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Jam Masuk Sekolah

    Jam Masuk Sekolah Lebih Pagi Bukan Kedisiplinan, Melainkan Bencana Pendidikan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Masyarakat Adat dan Ketahanan Ekologi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • 3 Faktor Sosial yang Melanggengkan Terjadinya KDRT

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Fenomena Walid; Membaca Relasi Kuasa dalam Kasus Kekerasan Seksual

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Dari Sapi Hingga Toleransi : Sebuah Interaksi Warga Muslim Saat Iduladha di Bali

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • 7 Langkah yang Dapat Dilakukan Ketika Anda Menjadi Korban KDRT
  • Jam Masuk Sekolah Lebih Pagi Bukan Kedisiplinan, Melainkan Bencana Pendidikan
  • Iduladha: Lebih dari Sekadar Berbagi Daging Kurban
  • Masyarakat Adat dan Ketahanan Ekologi
  • 3 Faktor Sosial yang Melanggengkan Terjadinya KDRT

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID