• Login
  • Register
Jumat, 4 Juli 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Aktual

Pesantren Tidak Menghambat Perempuan Mengaktualisasikan Diri

Fachrul Misbahudin Fachrul Misbahudin
07/12/2018
in Aktual
0
mengaktualisasikan diri

mengaktualisasikan diri

21
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Pesantren tidak menghambat perempuan mengaktualisasikan dirinya. Budaya patriakhi di pesantren sering dianggap menempatkan perempuan hanya pada peran-peran domestik. Hal ini membuat hak-hak perempuan jarang dipenuhi. Padahal perempuan memiliki peranan penting dalam berbagai hal. Termasuk peran di ruang publik. Ulama perempuan, Nyai Hj. Masriyah Amva menekankan, pesantren bukan hambatan untuk perempuan mengaktualisasikan diri. Perempuan dan laki-laki mempunyai peran dan hak yang sama. Termasuk peran bekerja di ranah publik.

“Perempuan maupun laki-laki mempunyai peran dan hak yang sama. Apalagi jika harus berkerja, perempuan juga mempunyai hak yang sama,” kata Yu Mas sapaan akrabnya, saat di temui di Pondok Kebon Jambu al-Islamy, belum lama ini.

Menurut Yu Mas, perempuan di pesantren harus terus maju dan bergerak. Perempuan tidak hanya cukup mengurusi santri dan keluarganya. Tapi juga harus bisa mengupayakan kemaslahatan masyarakat yang lebih luas.

“Anak saya Awanillah Amva (Yu Awa) yang sekarang pengasuh pondok Putra Kebon Jambu saya tekankan untuk maju dan bersuara,” ungkap Yu Mas.

Yu Mas mengakui dia juga seorang pedagang. Lewat berdagang, Yu Mas mendapatkan banyak pelajaran bagi kehidupannya. Pekerjaan di ruang publik itu membuatnya memahami banyak hal.

Baca Juga:

Hak dan Kewajiban Laki-laki dan Perempuan dalam Fikih: Siapa yang Diuntungkan?

Perceraian dalam Fikih: Sah untuk Laki-Laki, Berat untuk Perempuan

Fikih yang Kerap Merugikan Perempuan

Pergeseran Narasi Pernikahan di Kalangan Perempuan

“Yang terpenting ketika kita berkerja baik perempuan atau laki-laki harus benar-benar bertanggung jawab,” tuturnya.

Yu Mas mengingatkan, laki-laki dan perempuan diciptakan sama oleh Tuhan, yang membedakan adalah takwa kita.

Oleh karena itu, tujuan kita hidup dunia adalah bagaimana berbuat kesalehan kepada semua umat manusia. (RUL)

Tags: bekerjadomestikislamJambuNyaiperanperempuanpesantrenpublikYu Mas
Fachrul Misbahudin

Fachrul Misbahudin

Lebih banyak mendengar, menulis dan membaca.

Terkait Posts

kekerasan seksual terhadap anak

Dr. Nur Rofiah Tegaskan Pentingnya Mengubah Cara Pandang untuk Hentikan Kekerasan Seksual pada Anak

18 Juni 2025
Kekerasan Seksual Anak di Lingkup Keluarga

Ketika Rumah Tak Lagi Aman, Rumah KitaB Gelar Webinar Serukan Stop Kekerasan Seksual Anak di Lingkup Keluarga

14 Juni 2025
Financial Literacy

Melek Financial Literacy di Era Konsumtif, Tanggung Jawab atau Pilihan?

11 Juni 2025
Kebangkitan Ulama Perempuan

Rieke Diah Pitaloka Soroti Krisis Bangsa dan Serukan Kebangkitan Ulama Perempuan dari Cirebon

19 Mei 2025
Rieke Kebangkitan Ulama Perempuan

Rieke Diah Pitaloka: Bulan Mei Tonggak Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia

19 Mei 2025
Mendokumentasikan Peran Ulama Perempuan

KUPI Dorong Masyarakat Dokumentasikan dan Narasikan Peran Ulama Perempuan di Akar Rumput

19 Mei 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Konten Kesedihan

    Fokus Potensi, Difabel Bukan Objek Konten Kesedihan!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ketika Istilah Marital Rape Masih Dianggap Tabu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Mengapa Perceraian Begitu Mudah untuk Suami?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Meninjau Ulang Cara Pandang terhadap Orang yang Berbeda Keyakinan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Bisnis Mentoring Poligami: Menjual Narasi Patriarkis atas Nama Agama

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Komitmen Disabilitas untuk Isu Iklim
  • Merencanakan Anak, Merawat Kemanusiaan: KB sebagai Tanggung Jawab Bersama
  • Kisah Jun-hee dalam Serial Squid Game dan Realitas Perempuan dalam Relasi yang Tidak Setara
  • Bisnis Mentoring Poligami: Menjual Narasi Patriarkis atas Nama Agama
  • Laki-laki Juga Bisa Jadi Penjaga Ruang Aman di Dunia Digital

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID