• Login
  • Register
Sabtu, 17 Mei 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Khazanah Hikmah

Pola Relasi Suami-Istri Ideal Menurut Al-Qur’an

Begitu pentingnya arti istri dan keluarga, sampai-sampai Rasulullah saw. memberikan kriteria bahwa suami ideal adalah yang bersikap paling baik kepada istri dan keluarganya

Redaksi Redaksi
17/05/2025
in Hikmah, Pernak-pernik
0
Pola Relasi Suami Istri

Pola Relasi Suami Istri

640
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Pola relasi suami istri yang ideal menurut al-Qur’an adalah pola relasi yang didasarkan pada mu’asyarah bi al-ma’ruf (pergaulan suami istri yang baik) QS. an-Nisa ayat 19, sakinah, mawaddah wa rahmah (ketenteraman, cinta dan kasih sayang) QS. ar-Rum: 21 serta keseimbangan hak dan kewajiban QS. al-Baqarah: 228.

Ayat-ayat ini memberikan pengertian bahwa Tuhan menghendaki perkawinan dan relasi suami-istri berjalan dalam pola interaksi yang harmonis, suasana hati yang damai. Serta keseimbangan hak dan kewajiban.

Dengan kata lain dapatlah dikatakan bahwa mu’asyarah bil-ma’ruf, sakinah mawaddah wa rahmah dan keseimbangan hak. Serta kewajiban merupakan landasan moral yang harus menjadi acuan dalam semua hal yang menyangkut hubungan suami istri.

Kemudian, pada tataran implementasi perintah al-Qur’an ini telah Nabi Muhammad Saw praktikkan tanpa basa-basi. Dalam sebuah hadis Aisyah ra. menjelaskan perilaku simpatik Nabi ketika sedang bersama istrinya di rumah. Aisyah menuturkan:

عن الأسود قال: سألت عائشة ما كان النبي صلى الله عليه وسلم يصنع في بيته؟، قالت: كان يكون في مهنة أهله –تعني خدمة أهله- فإذا حضرت الصلاة خرج إلى الصلاة. (رواه البخاري)

Baca Juga:

Keberhasilan Anak Bukan Ajang Untuk Merendahkan Orang Tua

5 Kewajiban Suami untuk Istri yang sedang Menyusui

Tidak Ada Cinta bagi Arivia

Menguatkan Peran Suami dalam Menjaga Kesehatan Kehamilan Istri

Artinya: Dari Al-Aswad berkata: Saya bertanya kepada Aisyah r.a., “Apa yang dilakukan Nabi SAW di rumahnya?”, Aisyah menjawab, “Beliau berada dalam tugas keluarganya (istrinya) –yakni membantu pekerjaan istrinya-, sampai ketika tiba waktu shalat beliau keluar untuk shalat.” (HR Bukhari).

Dalam riwayat Imam Ahmad, Aisyah merinci pekerjaan Nabi ketika di rumah. Beliau menjahit baju dan sandal, memerah susu kambing, melayani sendiri. Serta melakukan pekerjaan rumah yang umumnya pria lakukan.

Bahkan riwayat-riwayat ini menjadi bukti bahwa sebagai pemimpin besar Nabi tidak ragu mengerjakan tugas-tugas domestik yang sering distereotipekan sebagai pekerjaan perempuan.

Pandangan Ibnu Hajar al-Asqallani

Ibnu Hajar al-Asqallani menggarisbawahi hadis ini mengandung motivasi kepada para suami untuk bersikap rendah hati (tawadhu’) dan tidak arogan. Serta mau membantu pekerjaan-pekerjaan istri/keluarga.

Perhatian terhadap keluarga menurut ajaran Nabi adalah suatu hal yang memiliki nilai tinggi. Ibadah kepada Tuhan tidak boleh membuat orang lalai kepada keluarganya. Sebaliknya, berbuat baik kepada keluarga akan memperbesar pahala orang yang taat beribadah. Dalam sebuah hadis riwayat al-Hakim:

عن عائشة رضي الله عنها قالت: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: إذا قضى أحدكم حجه فليعجل الرجوع إلى أهله، فإنه أعظم لأجره

Artinya: Dari Aisyah ra berkata: Bahwa Rasulullah Saw bersabda: “Jika salah seorang di antara kalian telah menyelesaikan hajinya. Hendaklah segera kembali kepada keluarganya, karena hal itu akan memperbesar pahala.”

Nabi juga pernah menyuruh Usman bin Affan, menantunya, untuk tidak mengikuti perang Badar karena istri Usman yang tidak lain adalah putri Nabi sedang sakit. Kepada Usman Nabi berkata, “Bagimu pahala orang yang menyaksikan dan ikut ambil bagian dalam perang Badar.”

Begitu pentingnya arti istri dan keluarga, sampai-sampai Rasulullah saw. memberikan kriteria bahwa suami ideal adalah yang bersikap paling baik kepada istri dan keluarganya. Seperti tertera dalam hadis berikut ini:

عن ابن عباس رضي الله عنها: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: خيركم خيركم لأهله، وأنا خيركم لأهلي

Artinya: Dari Ibnu Abbas ra., Rasulullah SAW bersabda, “Sebaik-baik kalian adalah yang paling baik terhadap keluarganya. Dan aku adalah sebaik-baik kalian terhadap keluargaku.” (HR Ibnu Majah).

Prinsip Mu’asyarah bil Ma’ruf

Demikianlah sedikit ilustrasi tentang relasi suami istri yang dilakukan Nabi. Dengan setting budaya Arab yang sangat patriarkhis apa yang dilakukan dan disarankan Nabi adalah sesuatu yang cukup aneh pada masa itu.

Dengan bertindak di atas prinsip mu’asyarah bil ma’ruf dan sakinah, mawaddah wa rahmah Rasulullah telah membuktikan bahwa hanya dengan hubungan yang baik. Bahkan cara pandang yang positiflah sebuah keluarga akan mendapatkan kehidupan yang Islam cita-citakan.

Hal ini berarti bahwa semua bentuk kekerasan baik fisik, seksual dan psikis. Maupun ekonomi sama sekali tidak benar karena hal itu bertentangan dengan prinsip-prinsip Islam. []

 

Tags: al-quranidealistriPolaRelasisuami
Redaksi

Redaksi

Terkait Posts

Peluang Ulama Perempuan

Peluang Ulama Perempuan Indonesia dalam Menanamkan Islam Moderat

16 Mei 2025
Nusyuz

Membaca Ulang Ayat Nusyuz dalam Perspektif Mubadalah

16 Mei 2025
Poligami dalam

Menggugat Poligami, Menegakkan Monogami

16 Mei 2025
Suami

5 Kewajiban Suami untuk Istri yang sedang Menyusui

15 Mei 2025
Ketika Perempuan

Ketika Sejarah Membuktikan Kepemimpinan Perempuan

15 Mei 2025
Qiyas Perempuan Menjadi Pemimpin

Qiyas Sering Dijadikan Dasar Pelarangan Perempuan Menjadi Pemimpin

15 Mei 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Nyai Ratu Junti

    Nyai Ratu Junti, Sufi Perempuan dari Indramayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Grup Facebook Fantasi Sedarah: Wabah dan Ancaman Inses di Dalam Keluarga

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Inses Bukan Aib Keluarga, Tapi Kejahatan yang Harus Diungkap

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Menilik Relasi Al-Qur’an dengan Noble Silence pada Ayat-Ayat Shirah Nabawiyah (Part 1)

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Keberhasilan Anak Bukan Ajang Untuk Merendahkan Orang Tua

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Keberhasilan Anak Bukan Ajang Untuk Merendahkan Orang Tua
  • Pola Relasi Suami-Istri Ideal Menurut Al-Qur’an
  • Nyai Ratu Junti, Sufi Perempuan dari Indramayu
  • Grup Facebook Fantasi Sedarah: Wabah dan Ancaman Inses di Dalam Keluarga
  • Merangkul yang Terasingkan: Memaknai GEDSI dalam terang Dialog Antar Agama

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Go to mobile version