• Login
  • Register
Senin, 9 Juni 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Khazanah Hikmah

Prinsip Kesetaraan Manusia

Konsekuensi lebih lanjut dari prinsip kesetaraan di atas mengisyaratkan bahwa manusia, siapa pun dan di mana pun dituntut untuk saling menghargai eksistensi masing-masing dan bekerja bersama bagi upaya menegakkan kebaikan, kebenaran, dan keadilan di antara manusia

Redaksi Redaksi
12/03/2023
in Hikmah, Pernak-pernik
0
Prinsip Kesetaraan

Prinsip Kesetaraan

507
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Prinsip kesetaraan manusia di hadapan Tuhan merupakan konsekuensi paling logis dari doktrin Kemahaesaan Allah (akidah Tauhid).

Keunggulan manusia satu atas manusia lain menurut doktrin Tauhid semata-mata berdasarkan atas kedekatan dan ketaatan kepada Tuhan (takwa).

Makna takwa yang disebutkan berulang kali dalam teks-teks suci tidak hanya pada aspek relasi manusia dengan Tuhan (hablun min Allah), atau ekspresi spiritual dan praktik ritual belaka.

Melainkan pada ekspresi hubungan antar manusia dalam wilayah sosial, ekonomi, kebudayaan, politik, dan sebagainya (bablun min an-nas). Setiap kebaikan dan kesalehan terhadap manusia lain juga adalah takwa.

Sumber takwa adalah hati nurani. Nabi Muhammad saw sambil meletakkan tangannya di dada mengatakan, “al-taqwa ha huna” (Takwa itu ada disini).

Baca Juga:

Refleksi Surah Al-Ankabut Ayat 60: Menepis Kekhawatiran Rezeki

Kafa’ah yang Mubadalah: Menemukan Kesepadanan dalam Moral Pasutri yang Islami

Memanusiakan Manusia Dengan Bersyukur dalam Pandangan Imam Fakhrur Razi

Mengapa Waktu Berlalu Cepat dan Bagaimana Mengendalikannya?

Konsekuensi lebih lanjut dari prinsip kesetaraan di atas mengisyaratkan bahwa manusia, siapa pun dan di mana pun untuk saling menghargai eksistensi masing-masing dan bekerja bersama bagi upaya menegakkan kebaikan, kebenaran, dan keadilan di antara manusia.

Hak dan Kewajiban yang Sama

Setiap manusia, laki-laki dan perempuan memiliki hak dan kewajiban sama untuk menjalani kehidupan yang ia inginkan tanpa ada gangguan dari siapa pun.

Karenanya, Tuhan melarang manusia untuk saling merendahkan, menyakiti, mengeksploitasi, dan menzalimi, “la tazhlimun wa la tuzhlamun,” (janganlah kalian menzalimi dan mau terzalimi) demikian firman Allah.

Dalam teks lain Nabi Muhammad berpesan, “Ya la tahzhalamu,” (maka janganlah kalian saling menzalimi.

Sebagai penafsir utama yang paling otoritatif terhadap al-Qur’an, Nabi Muhammad saw. menegaskan kembali pernyataan kitab suci tersebut menjelang akhir hidupnya.

Di hadapan sekitar seratus ribu orang yang berkumpul di Arafah, beliau mendeklarasikan prinsip-prinsip hak asasi manusia.

Nabi bersabda, “Hai manusia, sesungguhnya darahmu (hidupmu), hartamu, dan kehormatanmu adalah suci. Sesuci hari ini di bulan ini dan di negeri ini sampai kamu bertemu dengan Tuhanmu di hari kiamat.”*

*Sumber: tulisan KH. Husein Muhammad dalam buku Ijtihad Kyai Husein, Upaya Membangun Keadilan Gender.

Tags: Kesetaraanmanusiaprinsipsetara
Redaksi

Redaksi

Terkait Posts

KDRT

Bagaimana Sikap Masyarakat Jika Terjadi KDRT?

8 Juni 2025
Kursi Lipat

Kursi Lipat dan Martabat Disabilitas

8 Juni 2025
Anda Korban KDRT

7 Langkah yang Dapat Dilakukan Ketika Anda Menjadi Korban KDRT

7 Juni 2025
KDRT

3 Faktor Sosial yang Melanggengkan Terjadinya KDRT

7 Juni 2025
Apresiasi Kepada Perempuan yang Bekerja di Publik

Islam Berikan Apresiasi Kepada Perempuan yang Bekerja di Publik

6 Juni 2025
Wuquf Arafah

Makna Wuquf di Arafah

5 Juni 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Jam Masuk Sekolah

    Jam Masuk Sekolah Lebih Pagi Bukan Kedisiplinan, Melainkan Bencana Pendidikan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Iduladha: Lebih dari Sekadar Berbagi Daging Kurban

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Siti Hajar dan Kritik atas Sejarah yang Meminggirkan Perempuan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kursi Lipat dan Martabat Disabilitas

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Jalan Tengah untuk Abah dan Azizah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Bagaimana Sikap Masyarakat Jika Terjadi KDRT?
  • Siti Hajar dan Kritik atas Sejarah yang Meminggirkan Perempuan
  • Kursi Lipat dan Martabat Disabilitas
  • Jalan Tengah untuk Abah dan Azizah
  • 7 Langkah yang Dapat Dilakukan Ketika Anda Menjadi Korban KDRT

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID