• Login
  • Register
Sabtu, 5 Juli 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom

Putus Cinta, Jangan Jadi Putus Asa!

Putus cinta soal biasa. Sedihnya jangan lama-lama Nanti kau bisa mati rasa. Tegarkan hatimu dan melangkahlah!

Rofi Indar Parawansah Rofi Indar Parawansah
10/11/2020
in Kolom, Personal
0
jomblo sampai meninggal

jomblo sampai meninggal

258
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Apa yang dirasakan ketika mendengar atau melihat berita dengan tajuk, “Gadis 17 Tahun Bunuh Diri, Ternyata Baru 2 Hari Putus Cinta, Tinggalkan Surat untuk Mantan Pacarnya.”

Kejadian ini menimpa seorang gadis berusia 17 tahun yang berada di Kabupaten Tana Toraja, Sulawesi Selatan. Diberitakan oleh beberapa portal berita nasional pada hari kamis, 05/11/2020.

Penulis tidak akan membahas mengenai kronologis kejadian. Hanya saja yang menjadi sorotan adalah penyebab gadis tersebut bunuh diri, yaitu karena putus cinta. Bahkan ditemukan surat yang ditulis oleh gadis tersebut yang ditujukan pada mantan pacarnya.

Kejadian ini cukup mengiris hati kita sebagai perempuan. Bayangkan, di usia yang seharusnya digunakan untuk menyongsong masa depan justru dikorbankan begitu saja hanya karena putus cinta. Ada beberapa faktor yang menjadi pemicu kejadian seperti ini. Selain dari faktor usia yang masih di bawah umur, juga peran keluarga dan pendidikan menjadi salah satu instrumen pendukung.

Karena itu, sekali lagi. Remaja memerlukan figur idola yang “mengarahkan” bukan malah menjerumuskan. Bukan tidak mungkin, remaja tersebut mendapat ide untuk mengakhiri hidupnya dari sebuah tontonan atau doktrin “mencintai sampai mati” yang terkadang di agungkan oleh mereka yang dimabuk cinta.

Baca Juga:

Yang Benar-benar Seram Itu Bukan Hidup Tanpa Nikah, Tapi Hidup Tanpa Diri Sendiri

Siapa Pemimpin dalam Keluarga?

Hak dan Kewajiban Laki-laki dan Perempuan dalam Fikih: Siapa yang Diuntungkan?

Boys Don’t Cry: Membongkar Kesalingan, Menyadari Laki-laki Juga Manusia

Edukasi yang digalakan oleh para aktivis perempuan untuk memompa semangat para remaja khususnya kaum perempuan ternyata masih belum mencapai sasaran secara seratus persen. Jangankan memiliki kesadaran adil gender, berdikari dan merdeka seutuhnya, tentang kesadaran mencintai diri sendiri pun masih banyak yang tidak memilikinya.

Secara tidak langsung hal ini menjadi pecutan tak kasat mata bagi kita semua untuk mensyiarkan nilai-nilai kebaikan dan perjuangan pada generasi remaja secara lebih agresif lagi. Jangan sampai ada nyawa yang hilang sia-sia hanya karena kurangnya kesadaran menghargai diri sendiri.

Pergaulan berresiko hingga mengakibatkan kehamilan tidak diinginkan (KTD) sudah terbukti dilarang keras oleh agama. Penyebabnya karena sudah termasuk zina. Selain itu, dari kejadian ini juga sudah seharusnya membuka mata kita secara lebar. Bahwa menjalin hubungan di usia yang belum seharusnya hanya menimbulkan masalah psikologis.

Ketika usia masih dibawah umur, tentu secara psikis mereka belum memiliki kesiapan dan pemahaman mengenai bagaimana membangun suatu hubungan. Hal ini bisa menjadi peluang akan banyaknya remaja yang merasa galau, sedih berkepanjangan bahkan merasa putus asa saat menemukan permasalahan dengan “pasangannya”.

Banyak remaja yang menghabiskan masa muda mereka hanya untuk berkutat seputar kehidupan asmara yang tidak halal. Seolah-olah asmara adalah segalanya. Tanpa tahu bahwa ada berbagai macam madharat yang tersimpan di dalamnya.

Media televisi punya andil yang cukup besar dalam menghadirkan tontonan yang tidak menjadi tuntunan bagi kaula muda. Anak SMP dibuatkan sinema percintaan bahkan merembet pada dunia kehamilan, bukankah hal ini tidak terlalu masuk akal, di mana para produser terlalu terobsesi mengejar rating yang tinggi tanpa mengukur mutu suatu tayangan dan mencari dampak psikologis bagi para penontonnya.

Sosial media sudah bergerak begitu mengerikan, menghadirkan berbagai macam postingan tanpa tahu siapa saja yang menikmatinya. Semua bebas mengakses menonton apapun, tanpa ada batas rambu-rambu lalu lintas. Bukan tidak mungkin, ada banyak doktrin yang diterima secara tidak langsung dalam benak para pemirsa.

Kita tidak punya kuasa untuk mengontrol media. Tapi kita punya kuasa untuk mengontrol diri kita dan orang di sekitar. PR besar bagi kita semua, untuk bisa mengarahkan jari-jari kita pada tontonan yang layang ditonton. Jangan sampai remaja yang secara psikologis belum siap untuk menjalin suatu hubungan justru terjerumus pada jurang yang bernama pacaran.

Seperti sepenggal lyric lagu Tiffany Kenanga yang berjudul “Jangan Bersedih” :

“Putus cinta soal biasa
Sedihnya jangan lama-lama
Nanti kau bisa mati rasa
Tegarkan hatimu dan melangkahlah
Suatu saat nanti kau dapatkan
pujaan hati yang kan kau dambakan
ini semua telah Tuhan rencanakan
jadi jangan bersedih lagi
mungkin dia memang bukan jodohmu
dipaksakan nanti sakit hatimu
pilihan Tuhan pasti jauh terbaik
jadi jangan bersedih lagi
pilihan Tuhan pasti jauh terbaik
jadi jangan bersedih lagi”

Kamu boleh saja putus cinta, tapi bukan berarti bisa membuat kamu putus asa. Dunia tidak hanya melulu mengenai asmara, masa depan kamu terlalu berharga jika masa ini dilewati hanya dengan larut dalam patah hati. Hidupmu terlalu berharga, masa muda kamu tak akan bisa diulang kembali. Jadilah bermanfaat untuk diri dan sekitar. Jangan lupakan pepatah bahwa pasanganmu adalah cerminan dari dirimu sendiri. []

Tags: keluargaKesehatan Mentalparentingperempuanpola asuh anakPsikologisremaja
Rofi Indar Parawansah

Rofi Indar Parawansah

Perempuan belajar menulis

Terkait Posts

Hidup Tanpa Nikah

Yang Benar-benar Seram Itu Bukan Hidup Tanpa Nikah, Tapi Hidup Tanpa Diri Sendiri

5 Juli 2025
Ahmad Dhani

Ahmad Dhani dan Microaggression Verbal pada Mantan Pasangan

5 Juli 2025
Pemimpin Keluarga

Siapa Pemimpin dalam Keluarga?

4 Juli 2025
Tahun Hijriyah

Tahun Baru Hijriyah: Saatnya Introspeksi dan Menata Niat

4 Juli 2025
Rumah Tak

Rumah Tak Lagi Aman? Ini 3 Cara Orang Tua Mencegah Kekerasan Seksual pada Anak

4 Juli 2025
Kritik Tambang

Pak Bahlil, Kritik Tambang Bukan Tanda Anti-Pembangunan

4 Juli 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Gerakan KUPI

    Berjalan Bersama, Menafsir Bersama: Epistemic Partnership dalam Tubuh Gerakan KUPI

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Belajar Inklusi dari Sekolah Tumbuh: Semua Anak Berhak Untuk Tumbuh

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Rumah Tak Lagi Aman? Ini 3 Cara Orang Tua Mencegah Kekerasan Seksual pada Anak

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Pesan Pram Melalui Perawan Remaja dalam Cengkeraman Militer

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tahun Baru Hijriyah: Saatnya Introspeksi dan Menata Niat

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Yang Benar-benar Seram Itu Bukan Hidup Tanpa Nikah, Tapi Hidup Tanpa Diri Sendiri
  • Islam Memuliakan Orang yang Bekerja
  • Kholidin, Disabilitas, dan Emas : Satu Tangan Seribu Panah
  • ISIF akan Gelar Halaqoh Nasional, Bongkar Ulang Sejarah Ulama Perempuan Indonesia
  • Ahmad Dhani dan Microaggression Verbal pada Mantan Pasangan

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID