Mubadalah.id – Direktur Jaringan GUSDURian Alissa Wahid meraih penghargaan internasional The Niwano Peace Prize Visionary Award (NPPVA) di Jepang.
Penghargaan (NPPVA) buah hasil perjuangan perdamaian, kemanuiaan akar rumput Alissa Wahid bersama teman-teman GUSDURian.
Perjuangan akar rumput itu, termasuk saat Alissa Wahid dan GUSDURian mendampingi petani yang tanah dan lingkungan hidupnya dirampas dan dirusak oleh korporasi.
Sejak beberapa tahun terakhir, Alissa Wahid juga menjadi salah satu tokoh yang begitu vokal menyuarakan penolakan terhadap perusakan lingkungan.
Ia mendampingi warga Kendeng, mengadvokasi kriminalisasi aktivis lingkungan di Kendal, membela Salim Kancil. Serta membersamai warga Kulonprogo dan Wadas yang mengalami konflik agraria dan perampasan ruang hidup.
“Penghargaan ini merupakan hasil dari kerja keras semua pihak yang terlibat dalam kerja-kerja GUSDURian,” kata putri sulung Abdurrahman Wahid, melalui rilis yang Mubadalah.id terima, pada Sabtu, 29 Oktober 2022.
Lebih lanjut, Alissa Wahid juga menyebutkan bahwa tanpa dukungan dari para GUSDURian dan jejaringnya, kerja-kerja kemanusiaan ini tidak akan bisa berdampak luas.
Ia secara khusus berterima kasih kepada para penggerak Jaringan GUSDURian yang saat ini jumlahnya sangat besar. Ada 155 komunitas di seluruh belahan dunia.
“Ini adalah hadiah Jaringan GUSDURian setelah menyelenggarakan Temu Nasional di Surabaya beberapa waktu lalu,” jelasnya.
Selain Alissa, ada dua tokoh lain yang mendapat NPPVA di antaranya, Ruki Fernando (Sri Lanka), dan Jennifer Liang (India).
Niwano Peace Prize Visionary Award
Untuk diketahui, penghargaan Niwano Peace Prize Visionary Award (NPPVA) ini merupakan pertama kali diberikan oleh Niwano Peace Foundation (NPF) sejak tahun 1983.
NPF merupakan organisasi Jepang yang berfokus pada perdamaian dunia, yang ketuanya adalah Hiroshi Niwano dengan Nichiko Niwano sebagai Presiden Kehormatan.
NPPVA bertujuan untuk memberikan penghargaan dan penghormatan kepada individu dan organisasi yang telah menunjukkan kiprah prestasi luar biasa dalam memperjuangkan masyarakat yang damai dan harmonis. Namun memiliki nilai potensi pengembangan khidmat lebih besar di masa depan.
NPP beriktikad memupuk potensi upaya perdamaian yang otentik dan berakar dalam masyarakat. Serta mengatasi masalah-masalah spesifik yang erat dalam kehidupan masyarakat.
Senada, Alissa juga mendirikan Jaringan GUSDURian untuk melanjutkan perjuangan ayahnya dalam menyebarkan Islam moderat dan Islam yang toleran di Indonesia.
Alissa mengaku bahwa ia berhasil mewujudkan kemanusiaan Islam dalam aktivisme sosialnya dan mengembangkannya menjadi gerakan nasional dengan membela hak-hak minoritas yang menjadi sasaran persekusi dan penindasan oleh kelompok ekstremis. (Rilis)