Mubadalah.id – Dalam meluruskan sikap dan perilaku seorang anak, sebaiknya orangtua memberikan nasihat melalui sebuah tindakan, bukan dengan nasihat atau ucapan yang panjang lebar sehingga anak tidak dapat menangkap maksudnya.
Pesan yang disampaikan secara beruntun apalagi bertubi-tubi, membuat anak cenderung mengabaikannya. Biasanya, anak lebih mudah mengikuti nasihat dari contoh-contoh yang diberikan oleh orangtuanya. Dan sebaliknya, anak bisa saja membantah apa yang dinasihatkan kepadanya, jika orangtua juga tidak melakukannya.
Dalam memberikan nasihat kepada anak, orangtua memerlukan strategi yang cermat dan butuh kesabaran. Serta memperhatikan situasi dan kondisi yang tengah anak alami.
Nasihat sebaiknya orangtua berikan dengan menggunakan cara-cara yang arif, santun, dan penuh kasih, sehingga anak mudah menerimanya.
Dalam sebuah kisah, Imam Ibn Hanifah berpesan kepada para muridnya, “Janganlah kalian mengajarkan fikih kalian kepada orang yang sudah tidak berminat.” (Mukadimah Hasyiyah Ibn ‘Abidin)
Ibn Mas’ud r.a. hanya memberi nasihat kepada para sahabat setiap hari Kamis. Lalu, ada seseorang berkata kepadanya, “Wahai Abu Abdurrahman, alangkah baiknya jika Anda memberi nasihat kepada kami setiap hari.”
Beliau menjawab, “Saya tidak mau karena saya tidak ingin membuat kalian merasa bosan. Saya memberi jeda waktu dalam menyampaikan nasihat, sebagaimana Rasulullah Saw. lakukan terhadap kami dulu karena khawatir kami bosan.” (HR. al-Bukhari dan Muslim)
Kisah ini menunjukkan bahwa pesan atau nasihat, apa pun isinya, harus kita sampaikan secara bertahap agar dapat anak terima secara efektif. []