• Login
  • Register
Senin, 19 Mei 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Puisi

Senandung Risau Untukmu

Ini bukan karena kamu yang semakin tidak bersahabat. Tetapi kamilah yang tidak lagi mengenalimu dari dekat

Helmy Ali Helmy Ali
08/09/2021
in Puisi
0
Risau

Risau

88
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id –

Ini bukan karena kamu yang semakin tidak bersahabat
Tetapi kamilah yang tidak lagi mengenalimu dari dekat
Bahkan menempatkmu sebagai budak yang terikat
Maka kami menginjak-injak mu tanpa martabat menggadai mandat

Ini bukan karena kamu yang semakin ganas
Tetapi kami lah yang tidak peka, semakin kehilangan sensitivitas
Bahkan menempatkannu sebagai obyek untuk dieksploitsi mengejar pertumbuhan tanpa batas
Maka kami mengoyak kulitmu, merogoh ke dalam lalu mengisap isi perutmu sampai (nyaris) habis

Keserakahan membuat penglihatan, pendengaran serta hati kami tidak berfungsi
Ini memang adalah penyakit yang ada dalam diri kami
Semakin lama semakin bertambah sehingga menyelimuti lalu meliputi tubuh kami
Maka kami pun tidak terkendali

Keadaan kami seperti orang yang berjalan dalam kegelapan malam pekat
Tidak bisa lagi mengenali tanda-tanda yang rapih tercatat
Tidak mampu membaca tanda-tanda yang terpampang melekat
Mengejar bayang-bayang semu yang tercipta dari khayalan memikat
Menjadikannya sebagai impian sejati yang mengikat

Baca Juga:

Kartini Tanpa Kebaya

Falsafah Hidup Penyandang Disabilitas dalam “Seporsi Mie Ayam Sebelum Mati”

Peran Negara Dalam Pelestarian Lingkungan Hidup

Jangan Rusak Lingkungan!

Sesekali memang kami berhenti dan terhenyak
ketika terbentur bencana yang datang menimpa silih berganti mengentak
Sayup-sayup ada suara yang mengingatkan tetapi terseret arus kemaruk
Sedangkan yang jernih tenggelam dalam air keruh yang membanjiri menggerutuk

Kini engkau tampak semakin merana
Keseimbanganmu jelas sudah rusak, parah, sehingga semakin labil
Celakanya apa yang terjadi padamu kami jugalah yang menanggung akibatnya
Kini, kamipun mengerang kesakitan, meradang dalam keadaan tidak stabil

Mungkinkah engkau akan membaik
Entahlah, sejauh ini jalan kedepan tampak semakin sulit tak terlacak
Sementara kami dilanda kebimbangan dan kecemasan yang mencekik
Diantara tekad berjalan terus ke depan dipandu keserakahan atau berhenti (menganggapmu budak) dan berbalik mengikuti iramamu dengan niat baik

Inilah senandung risauku untukmu

Bintaro, 6 September 2021

Tags: Alam SemestaBencana AlamLingkunganPuisiSastra
Helmy Ali

Helmy Ali

Penulis bekerja di Rahima Jakarta

Terkait Posts

Makna Taat, Khidmah, dan Barakah

Puisi Doa

27 Oktober 2022
puisi hari raya

Puisi Hari Raya yang Sufistik

1 Mei 2022
Sabar

Ngaji Rasa tentang Makna Sabar

8 November 2021
Biografi Jamal Al-Banna dan Gagasan Fiqh Baru

Senandung Puisi Rindu Untuk Sang Nabi

19 Oktober 2021
Rumi

Ngaji Rumi: Gahazal 44, Doa yang Diajarkan Rumi

1 Oktober 2021
Bersyukurlah menjadi santri

Puisi Nyai Badriyah: “Bersyukurlah Menjadi Santri”

20 September 2021
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Pemukulan

    Menghindari Pemukulan saat Nusyuz

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Perempuan, Kehamilan Tak Diinginkan, dan Kekejaman Sosial

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • KUPI Resmi Deklarasikan Mei sebagai Bulan Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Nyai A’izzah Amin Sholeh dan Tafsir Perempuan dalam Gerakan Sosial Islami

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Nyai Ratu Junti, Sufi Perempuan dari Indramayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • KUPI Resmi Deklarasikan Mei sebagai Bulan Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia
  • Menghindari Pemukulan saat Nusyuz
  • Nyai A’izzah Amin Sholeh dan Tafsir Perempuan dalam Gerakan Sosial Islami
  • Perempuan, Kehamilan Tak Diinginkan, dan Kekejaman Sosial
  • Memperhatikan Gizi Ibu Hamil

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Go to mobile version