• Login
  • Register
Selasa, 20 Mei 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom Keluarga

Tabu Komunikasi Uang bagi Laki-laki

Saya sendiri percaya bahwa gangguan komunikasi keuangan dalam keluarga adalah gejala adanya gangguan kemesraan (emosional, intelektual, seksual, maupun keintiman yang berbasis pengalaman bersama) sekaligus kepercayaan

Dhuha Hadiyansyah Dhuha Hadiyansyah
23/07/2022
in Keluarga, Rekomendasi
0
Komunikasi Uang

Komunikasi Uang

374
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Di antara hal tersulit yang laki-laki bisa komunikasikan secara mendalam dan terbuka dengan pasangan adalah komunikasi uang. Hal ini terjadi karena fulus menyentuh terlalu banyak sisi kehidupan. Kuasa, kepercayaan, batas personal (boundary), kebebasan dan keputusan, tanggung jawab, harga diri, dan tujuan hidup. Banyak laki-laki, yang masuk dalam pernikahan, tak siap hal terdalam dalam dirinya disentuh, apalagi diintervensi.

Sebuah survei oleh Harris Poll di AS pada 2016 menemukan bahwa 42% orang dewasa AS yang memiliki komitmen dalam hubungan asmara mengaku melakukan kebohongan finansial. Meskipun 2.057 responden berjenis kelamin laki-laki dan perempuan, data ini cukup membantu untuk memahami isu ini.

Bagi laki-laki, dalam beberapa kasus, komunikasi uang dan finansial bahkan lebih sulit untuk dikomunikasikan dengan lega, melebihi keterbukaan tentang fantasi seks dan kerentanan (sesuatu yang terkait maskulinitas). Literasi finansial dalam pernikahan ini kadang dibalut kebohongan atau ketertutupan.

Ketika Istri tak Tahu Berapa Penghasilan Suami

Perhatian saya ini terutama sebagai respon terhadap keluhan sejumlah perempuan dalam kelas sekolah keluarga—dalam kapasitas saya sebagai fasilitator di program tersebut. Para perempuan ini mengaku tak tahu berapa tepatnya pendapatan suami dan ke mana saja uang itu ia alirkan.

Pada akhirnya, mereka juga tak lagi menanyakan karena sebelumnya mendapati suami mereka tak senang jika ada obrolan tentang hal tersebut. “Udah, yang penting uang belanja cukup.” Kata mereka mengutip para suami terkasih. Sebagian suami mengalihkannya ke Tuhan, “Gak usah kuatir, Allah sudah menjamin rejeki masing-masing orang.”

Baca Juga:

Menolak Sunyi: Kekerasan Seksual Sedarah dan Tanggung Jawab Kita Bersama

Keberhasilan Anak Bukan Ajang Untuk Merendahkan Orang Tua

Pola Relasi Suami-Istri Ideal Menurut Al-Qur’an

Grup Facebook Fantasi Sedarah: Wabah dan Ancaman Inses di Dalam Keluarga

Singkat cerita, para istri dan ibu-ibu tersebut merasa tak puas dengan komunikasi uang dari suami. Sebagian yang lain menaruh curiga tapi sekaligus tak berdaya. Kecurigaan mereka cukup pantas karena setiap tukang selingkuh mesti tak komunikatif soal uang. Meskipun tak boleh kita ambil simpulan bahwa yang tak transparan berarti siap-siap untuk selingkuh.

Alasan Enggan Terbuka Soal Keuangan

Ada banyak alasan laki-laki tak terus terang soal arus keuangan dengan pasangan: dia belum selesai urusan dengan keluarga asal, ingin leluasa menggunakan uang untuk kesenangan pribadi (hobi, gaya hidup, pertemanan dll), memiliki keyakinan (berbasis budaya atau agama) bahwa suami punya kendali penuh atas uang dan istri tak perlu ikut campur. Lalu, mempunyai pengalaman yang buruk tentang keuangan di masa lalu, atau memang dia sekadar tak punya visi tentang keuangan.

Ahli keuangan AS Dave Ramsey mengatakan, “lalu lintas keuangan di keluarga merepresentasikan sistem nilai yang menjadi dasar bagaimana rumah tangga dikelola.” Maksudnya, sistem nilai yang terpegang oleh seseorang bisa kita baca dari caranya mengomunikasikan uang. Saya sendiri percaya bahwa gangguan komunikasi keuangan dalam keluarga adalah gejala adanya gangguan kemesraan (emosional, intelektual, seksual, maupun keintiman yang berbasis pengalaman bersama) sekaligus kepercayaan.

Oleh sebab itu, literasi keuangan dalam rumah tangga selaiknya sudah tuntas kita bicarakan sebelum atau di awal-awal pernikahan. Literasi jenis ini cukup serius karena ekonomi menjadi penyebab tiga besar perceraian di Indonesia dan masing-masing keluarga memiliki cara sendiri mengomunikasikan keuangan; perbedaan cara di sini bagi pasangan baru bukan sesuatu yang mudah untuk dikompromikan.

Saya ingat seorang mahasiswa dengan lantang menyela, “Kalau belum nikah sudah menanyakan gaji, langsung saya putusin, Pak. Cewek matre itu!” Dia mengatakannya saat ada teman sekelasnya yang bertanya ke saya apakah sopan menanyakan penghasilan ke calon pasangan. Komunikasi keuangan dalam pernikahan tentu saja tidak hanya tentang mengetahui besaran penghasilan, tetapi semua persoalan keuangan yang memiliki peluang memengaruhi kondisi keluarga secara umum.

Pentingnya Komunikasi Uang dengan Pasangan

Bertanya tentang keuangan kepada calon/pasangan bukan soal materialistis atau bukan, tetapi terkait visi keamanan finansial keluarga. Jadi, jangankan menanyakan besaran gaji, menanyakan berapa jengkal ukuran alat tempur suami pun boleh.

Bahkan, kalau di kelas pernikahan, saya menganjurkan mereka yang akan menikah untuk terbuka tentang semua hal yang kira-kira bakal memengaruhi kualitas pernikahan nantinya. Dalam agama Abrahamik, pernikahan disebut ketubah, akad, atau kesepakatan. Jika kontrak kerja saja demikian detil, mengapa nikah yang melibatkan semua sisi kemanusiaan dan kita andaikan seumur hidup kita lakukan dengan permufakatan bersama item-item yang kabur?

Masing-masing orang memang mengelola keuangan di keluarga dengan cara yang unik, dan tak perlu kita sama-samakan. Akan tetapi, ada beberapa prinsip umum yang harus kita pegang, yaitu: jujur, terbuka satu sama lain, dan adil. Jadi, para suami yang menghendaki keintiman dalam pernikahan tak seharusnya merasa tabu untuk membicarakan uang secara terbuka. Jika masih bingung, ada banyak tempat untuk bertanya. []

Tags: istrikeluargaLiterasi Finansialperkawinansuami
Dhuha Hadiyansyah

Dhuha Hadiyansyah

Dosen pada Universitas Al Azhar Indonesia (UAI) dan fasilitator Sekolah Pernikahan

Terkait Posts

Bangga Punya Ulama Perempuan

Saya Bangga Punya Ulama Perempuan!

20 Mei 2025
Nyai Nur Channah

Nyai Nur Channah: Ulama Wali Ma’rifatullah

19 Mei 2025
Kekerasan Seksual Sedarah

Menolak Sunyi: Kekerasan Seksual Sedarah dan Tanggung Jawab Kita Bersama

19 Mei 2025
Nyai A’izzah Amin Sholeh

Nyai A’izzah Amin Sholeh dan Tafsir Perempuan dalam Gerakan Sosial Islami

18 Mei 2025
Keberhasilan Anak

Keberhasilan Anak Bukan Ajang Untuk Merendahkan Orang Tua

17 Mei 2025
Dialog Antar Agama

Merangkul yang Terasingkan: Memaknai GEDSI dalam terang Dialog Antar Agama

17 Mei 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Bangga Punya Ulama Perempuan

    Saya Bangga Punya Ulama Perempuan!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • KB Menurut Pandangan Fazlur Rahman

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • KB dalam Pandangan Islam

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Mengenal Jejak Aeshnina Azzahra Aqila Seorang Aktivis Lingkungan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Rieke Diah Pitaloka Soroti Krisis Bangsa dan Serukan Kebangkitan Ulama Perempuan dari Cirebon

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Peran Aisyiyah dalam Memperjuangkan Kesetaraan dan Kemanusiaan Perempuan
  • KB dalam Pandangan Riffat Hassan
  • Ironi Peluang Kerja bagi Penyandang Disabilitas: Kesenjangan Menjadi Tantangan Bersama
  • KB Menurut Pandangan Fazlur Rahman
  • Saya Bangga Punya Ulama Perempuan!

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Go to mobile version