• Login
  • Register
Selasa, 20 Mei 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Khazanah Hikmah

Karena Tidak Suka Ulama Perempuan Berceramah, Ibn Taimiyah Ditegur Nabi dalam Mimpi

Keilmuan Fathimah ini terdengar ke seantero negeri. Banyak orang berguru padanya, laki-laki dan perempuan. Dia satu masa dengan Ibn Taimiyah (w. 728 H/1328 M), seorang ulama terkenal penganut Mazhab Hanbali

Faqih Abdul Kodir Faqih Abdul Kodir
07/08/2021
in Hikmah, Rekomendasi
0
Ulama Perempuan

Ulama Perempuan

802
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Dalam kitab A’yan al-Ashr wa A’wan an-Nashr karya Sholahuddin Ash-Shafady (w. 764 H/1363 M) ada kisah menarik tentang ulama perempuan bernama Fathimah bint Abbas bin Abu al-Fath (w. 714 H/1314 M). Dia kelahiran Baghdad Irak, belajar dari para ulama di Damaskus Syria, lalu menetap di Cairo Mesir sebagai ulama fiqh terpandang yang dikunjungi banyak orang.

Keilmuan Fathimah ini terdengar ke seantero negeri. Banyak orang berguru padanya, laki-laki dan perempuan. Dia satu masa dengan Ibn Taimiyah (w. 728 H/1328 M), seorang ulama terkenal penganut Mazhab Hanbali. Banyak pihak, termasuk Ash-Shafady sendiri, membanding-bandingkan keilmuan dan populeratisnya yang mirip dengan Ibn Taimiyah. Sayangnya, Fathimah tidak menulis kitab-kitab sebagaimana Ibn Taimiyah.

Ulama perempuan ini, jika berbicara jelas, meyakinkan, dan penuh pengetahuan. Ia dipercaya untuk berceramah secara tetap di suatu masjid di Cairo dengan menaiki mimbarnya. Kata ash-Shafadi: “Fathimah adalah seorang syaikhah, ahli fiqh, banyak ilmu, banyak ibadah, sufi, sering dipanggil sebagai Umm Zainab al-Baghdadiyah, juga seorang penceramah”.

Jika ia sudah naik mimbar, jama’ah perempuan akan berduyun-duyun datang. Mereka langsung melingkar tertunduk khusyuk mendengar, memahami dan menghayati, tidak sedikit yang menangis, terbawa nasihat-nasihat yang diberikan. Biasanya, mereka akan mudah berbuat baik setelah mendengar ceramah ulama perempuan ini.

Suatu saat ada dialog, kata ash-Shafadi, dengan seorang ulama bernama Shadruddin bin al-Wakil mengenai haid atau menstruasi. Sang ulama ini mengagumi keluasan ilmu Fathimah. Lalu Fathima berkata padanya: “Kamu hanya tahu dari ilmu saja, aku tahu dari ilmu dan juga mengalami”.

Baca Juga:

Rieke Diah Pitaloka Soroti Krisis Bangsa dan Serukan Kebangkitan Ulama Perempuan dari Cirebon

Nyai Nur Channah: Ulama Wali Ma’rifatullah

Rieke Diah Pitaloka: Bulan Mei Tonggak Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia

KUPI Dorong Masyarakat Dokumentasikan dan Narasikan Peran Ulama Perempuan di Akar Rumput

Kata ash-Shafadi, Ibn Taimiyah sendiri sangat mengagumi keluasan ilmu Fathimah bin Abbas ini. Begitupun dengan ketekunannya dalam beribadah dan beramal shalih. Namun, Ibn Taimiyah sempat menyatakan kurang suka terhadap kebiasaan Fathimah yang naik mimbar dan berceramah. “Entahlah, di hatiku ada perasaan (tidak suka) padanya, karena dia naik mimbar ini. Aku sebenarnya ingin melarangnya melakukan hal demikian”, kata Ibn Taimiyah.

Akhirnya, suatu malam Ibn Taimiyah bermimpi didatangi Nabi Muhammad Saw. Di dalam mimpi itu, Ibn Taimiyah lalu bertanya kepada Nabi Saw tentang Fathimah tersebut. “Fathimah adalah orang yang salih”, jawab Nabi Saw tegas.

Kisah ini bisa ditemukan di kitab A’yan al-‘Ashr, jilid 4, hal. 28 (Beirut: Dar al-Fikr al-Muashir, 1998). Ibn Taimiyah seakan ditegur oleh Nabi Saw dalam mimpi, karena perasaan tidak sukanya tersebut. Padahal tugas berdakwah, amar ma’ruf nahi munkar, dan yang lain, sebagaimana ditegaskan al-Qur’an, adalah tugas bersama, laki-laki dan perempuan (QS. At-Taubah, 9: 71).

Nabi Muhammad Saw sendiri telah meminta semua umat, laki-laki maupun perempuan, agar: “Sampaikanlah dariku, walau satu ayat sekalipun” (Sahih Bukhari, no. 3499). Perintah Nabi Saw untuk belajar juga menyasar laki-laki dan perempuan (Sunan Ibn Majah, no. 229). Dengan demikian, berdakwah dan berceramah adalah tugas bersama laki-laki dan perempuan.

Dalam Ikrar Kongres Ulama Perempuan Indonesia (KUPI), tahun 2017 di Pesantren Kebon Jambu Babakan Ciwaringin Cirebon ditegaskan, bahwa perempuan memiliki akal budi sebagaimana laki-laki, yang tidak dapat dikurangi oleh siapapun atas nama apapun. Akal budi ini adalah anugerah dari Allah Swt.

Dengan akal budi ini, ulama perempuan, sebagaimana ulama laki-laki, bertanggung-jawab mendakwahkan Islam rahmatan lil ‘alamin dan melaksanakan misi kenabian untuk menghapus segala bentuk kezaliman sesama makhluk atas dasar apapun, termasuk agama, ras, bangsa, dan golongan, serta jenis kelamin. Untuk tanggung-jawab ini, ulama perempuan berhak menafsirkan teks-teks Islam, melahirkan dan menyebarkan pandangan-pandangan keagamaan yang releven.

Jika merujuk pada mimpi Ibn Taimiyah di atas, Insya Allah, Nabi Muhammad Saw merestui kerja-kerja dakwah ulama perempuan. Seperti mereka yang tergabung dalam jaringan Kongres Ulama Perempuan Indonesia. Semoga. Amiin. []

 

Tags: Cendekiawan MuslimFatwa KUPIHikmahislamJaringan KUPIKongres Ulama Perempuan IndonesiaNgaji KUPIulama perempuan
Faqih Abdul Kodir

Faqih Abdul Kodir

Founder Mubadalah.id dan Ketua LP2M UIN Siber Syekh Nurjati Cirebon

Terkait Posts

Nyai Nur Channah

Nyai Nur Channah: Ulama Wali Ma’rifatullah

19 Mei 2025
Bersyukur

Memanusiakan Manusia Dengan Bersyukur dalam Pandangan Imam Fakhrur Razi

19 Mei 2025
Pemukulan

Menghindari Pemukulan saat Nusyuz

18 Mei 2025
Nyai A’izzah Amin Sholeh

Nyai A’izzah Amin Sholeh dan Tafsir Perempuan dalam Gerakan Sosial Islami

18 Mei 2025
Gizi Ibu Hamil

Memperhatikan Gizi Ibu Hamil

17 Mei 2025
Pola Relasi Suami Istri

Pola Relasi Suami-Istri Ideal Menurut Al-Qur’an

17 Mei 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Kekerasan Seksual Sedarah

    Menolak Sunyi: Kekerasan Seksual Sedarah dan Tanggung Jawab Kita Bersama

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Rieke Diah Pitaloka: Bulan Mei Tonggak Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Rieke Diah Pitaloka Soroti Krisis Bangsa dan Serukan Kebangkitan Ulama Perempuan dari Cirebon

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Nyai Nur Channah: Ulama Wali Ma’rifatullah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Memanusiakan Manusia Dengan Bersyukur dalam Pandangan Imam Fakhrur Razi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Mengenal Jejak Aeshnina Azzahra Aqila Seorang Aktivis Lingkungan
  • Rieke Diah Pitaloka Soroti Krisis Bangsa dan Serukan Kebangkitan Ulama Perempuan dari Cirebon
  • Nyai Nur Channah: Ulama Wali Ma’rifatullah
  • Rieke Diah Pitaloka: Bulan Mei Tonggak Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia
  • Menolak Sunyi: Kekerasan Seksual Sedarah dan Tanggung Jawab Kita Bersama

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Go to mobile version