Mubadalah.id – Di tahun politik kian banyak penceramah tampil dengan mengeksploitasi Islam untuk kepentingan politik. Tidak sedikit dari mereka yang menyampaikan ceramah yang menghina. Mereka melupakan tugasnya untuk menyampaikan akhlakul karimah (berperilaku baik).
Pengasuh Pondok Kebon Jambu al-Islamy, Nyai Hj. Masriyah Amva mengatakan, sekarang sedang ramai sesama orang Islam saling menghina dan melecehkan. Mereka mengeluarkan perkataan kotor dan mengadu domba.
“Sebagai seorang muslim dan muslimah jangan mau terperangkap dengan kebodohan. Jangan mau dipecah belah dengan ceramah yang menghina. Apalagi mengatasnamakan Islam. Ini sangat ngeri sekali. Saya sangat tidak setuju,” ungkap Yu Mas, ditemui belum lama ini.
Seorang tokoh agama sangat tidak pantas menyebarkan kata-kata keji yang menghina. Kata-kata yang tidak baik dikhawatirkan akan membuat sesama muslim terjebak dalam perang kata-kata dan pecah belah.
Jika sesama Islam sudah terperangkap, lanjut Yu Mas, akhirnya antar pengikut malah perang. Dengan begitu, ajaran Islamnya sebenarnya sedang diacak-acak. Islam yang tadinya merupakan ajaran yang mulia, mengajarkan kedamaian dan kasih sayang berubah menjadi ajaran permusuhan dan kebencian.
“Kebanyakan dari kita tidak sadar bahwa para tokoh-tokoh itu sedang menjual Islam dengan cara tidak manusiawi dengan cara membodohi kita semua,” tuturnya.
Habib dan perilaku Rasul
Ulama perempuan itu juga mengaku sangat mencintai keturunan Rasulullah, para habib.
“Saya sangat mencintai habib karena mereka adalah orang-orang saleh,” ungkap Nyai Masriyah.
Secara bahasa, habib berasal dari kata al-mahbub yang berarti dicintai.
Tetapi memang ada beberapa jenis habib yang harus diketahui. Menurut Yu Mas, tidak semua habib berperilaku seperti Rasulullah. Ada yang saleh, ada yang kurang saleh, ada yang suka memberi, menyantuni, dan ada juga yang suka minta-minta.
“Kita juga harus tahu bahwa tidak semua habib itu benar. Ada juga yang masih suka bermaksiat, ada yang suka meminta-minta, bahkan berkata kotor,” kata Yu Mas.
Kampanye dengan akhlak Islam
Nyai Masriyah mengingatkan, boleh berkampanye asal dengan akhlak Islam. Berkampanye dengan tidak saling menghina. Karena Rasullah tidak mengajarkan seperti itu.
“Kalau memang tidak suka dengan A ya tinggal jangan memilihnya, jangan mengujatnya, dan jangan menyakitinya. Tinggal dihindarin saja. Karena melecehkan itu bukan cara yang benar,” jelasnya.
Yu Mas juga mengaku, dirinya langsung mengkampanyekan kepada alumni-alumni jangan tiru akhlak yang menghujat-hujat. Dia mengaku tidak peduli pilihan orang lain. Boleh memuji pilihan sendiri setinggi langit tapi jangan menebar kebencian dan caci maki.
“Berpolitiklah dengan elegan. Tunjukkan kemampuan, kesopanan, perilaku yang mulia dan berkatalah yang baik. Itu baru Islami,” tutupnya. (RUL)