Mubadalah.id – Visi dan misi Islam untuk melindungi yang lemah (mustadhafin) menjadi sangat relevan, siapa pun yang lemah, dan dilakukan oleh siapa pun yang memiliki kapasitas melakukan kerja perlindungan dan pemberdayaan, laki-laki maupun perempuan.
Dengan demikian, ayat dan Hadis yang umum tentang kerja-kerja amal saleh untuk pemberdayaan, penguatan, dan perlindungan menjadi bermakna dan relevan bagi laki-laki dan perempuan.
Suara perempuan, dalam satu pandangan fikih tertentu, dianggap aurat ketika suara itu mendorong atau mengajak kepada tindakan-tindakan asusila.
Suara laki-laki yang juga mendorong, mengajak, atau bahkan merayu dan mengondisikan tindakan asusila juga aurat.
Apalagi jika kita perluas untuk suara-suara yang mengajak pada perbuatan dosa, pelanggaran norma, korupsi, dan segala kezaliman.
Maka akan banyak laki-laki, yang bersuara dan mengajak hal demikian, harusnya kita larang untuk berada di publik. Suara-suara provokator kejahatan adalah aurat, dan kebanyakan dari mereka adalah laki-laki.
Lebih jauh lagi, bisa saja setiap suara yang mendorong pada tindakan haram. Seperti zina, kebencian, konflik, kekerasan, dan korupsi, juga kita anggap sebagai aurat yang harusnya mereka waspadai. Baik suara itu keluar dari laki-laki maupun perempuan.
Pada saat yang sama, laki-laki dan perempuan juga kita perintahkan untuk mengubah suara yang aurat ini menjadi suara yang mendorong pada kebaikan, anti korupsi, persatuan, dan perdamaian.
Dengan demikian, misi Islam untuk amar makruf nahi mungkar, menguatkan daya dorong untuk mewujudkan kebaikan dan menguatkan daya tahan dari segala keburukan, benar-benar menjadi sesuatu yang dikerjakan bersama oleh laki-laki dan perempuan.
Persis seperti yang dalam al-Qur’an (QS. al-Taubah (9): 71). Sehingga kerahmatan dan kemaslahatan yang Islam harapkan membumi bagi semua. Termasuk laki-laki dan perempuan lakukan dan rasakan secara resiprokal.
Begitu pun akhlak mulia yang Islam ajarkan, baik di dalam rumah maupun di luar rumah. Maka kedua belah pihak, laki-laki dan perempuan bisa lakukan dan nikmati secara mubadalah. []