Waktu terus berjalan ke depan, bagai air mengalir dan terus menerus dalam perubahan. Tak ada yang tetap. Hanya Tuhan Yang Tetap Abadi.
Waktu yang kita lalui tak akan kembali. Kehendak atau keinginan untuk mewujudkan masa lalu, masa generasi “salaf” dengan seluruh nuansanya di sana, hanyalah lamunan, angan-angan atau utopia belaka, bagai ucapan kakek-kakek:
يا ليت الشباب يعود يوما
“Oh, semoga masa muda kembali suatu hari, kelak.”
Perjalanan waktu itu pada akhirnya akan berhenti pada satu titik bernama kematian. Semuanya akan hilang, lenyap dan senyap. Semuanya akan meninggalkan dan melepaskan segala yang ada di rumahnya.
Milik kita hanyalah apa yang sudah kita gunakan, bukan apa yang akan kita gunakan atau yang kita simpan di rumah atau di tempat penyimpanan kita. Karena esok tak pasti milik kita. Esok adalah misteri Tuhan. Hanya Dia Yang mengetahui.
إِنَّ اللَّهَ عِنْدَهُ عِلْمُ السَّاعَةِ وَيُنَزِّلُ الْغَيْثَ وَيَعْلَمُ مَا فِي الْأَرْحَامِ ۖ وَمَا تَدْرِي نَفْسٌ مَاذَا تَكْسِبُ غَدًا ۖ وَمَا تَدْرِي نَفْسٌ بِأَيِّ أَرْضٍ تَمُوتُ ۚ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ
“Sesungguhnya Allah, hanya Dia sajalah pengetahuan tentang Hari Kiamat; dan Dialah Yang menurunkan hujan, dan mengetahui apa yang ada dalam rahim. Dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan diusahakannya besok. Dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal”. (Q.S. Luqman, 34).
Milik kita adalah hari ini kita. Jika hari ini kita masih punya biji untuk ditanam, segeralah tanam. Jangan kau tunda sampai esok apa yang bisa kau kerjakan hari ini.
Sampai di sini aku ingat pandangan para bijak-bestari. Mereka mengatakan: “wujud semesta hanyalah pinjaman, bukan wujud yang sesungguhnya. Wujud yang sejati hanyalah Dia, Allah Yang Maha Esa, tak ada yang lain”.
Dan semua akan kembali kepada-Nya. Sendiri-sendiri. Dan semua akan melihat hasil dari apa yang sudah dikerjakannya sepanjang ia mengarungi waktu.
Al-Qur’an mengingatkan :
وَالْعَصْرِ
إِنَّ الْإِنْسَانَ لَفِي خُسْرٍ
إِلَّا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ
“Demi waktu
Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebaikan dan saling menasehati agar mengikuti kebenaran dan saling menasehati agar senantiasa bersabar”.
Selamat Tinggal 2019.