Mubadalah.id – Salah satu lembaga nirlaba di Indonesia yang telah berkomitmen sejak tahun 1997 untuk memperjuangkan hak kesehatan seksual dan reproduksi (HKSR) di Indonesia adalah Rutgers Indonesia (Ruang Temu Generasi Sehat Indonesia). Semula kita kenal sebagai World Population Fund (WPF).
Rutgers Indonesia merupakan lembaga nirlaba yang berafiliasi dengan Rutgers Netherland selama 25 tahun. Kini memiliki identitas baru sebagai Yayasan Gemilang Sehat Indonesia (YGSI) sejak Januari 2024. Informasi ini Lany Harijanti sampaikan selaku Dewan Pembina YGSI dalam peluncuran Yayasan Gemilang Sehat Indonesia.
Peluncuran terselenggara di Auditorium Erasmus Huis Kedutaan Besar Belanda (29/4/2024) dengan tema “Bersama Menuju Masa Depan Gemilang”.
Senada dengan visi misinya yaitu mewujudkan remaja Indonesia yang berdaya menuju generasi sehat dengan pengakuan dan penghormatan atas HAM, keadilan dan kesetaraan, dan inklusivitas, YGSI telah memberikan manfaat kepada 107.182 orang. Selain itu melibatkan 12.760 orang muda, kelompok minoritas dan penyandang disabilitas. Yakni untuk turut serta dalam upaya mempromosikan HKSR dan pencegahan KBGS (Kekerasan Berbasis Gender Siber).
Hingga tahun 2023 manfaat tersebut terimplementasikan melalui berbagai program seperti UFBR, ASK, Mencare, Prevention+, Get Up Speak Out (GUSO), Yes, I Do, Dance4life, Generation Gender, Right Here Right Now 2 (RHRN 2), Explore4Action, dan Power to You(th). Beberapa penjelasan dari program-program tersebut adalah sebagai berikut:
Pendekatan Transformatif Gender
Yes I Do merupakan program yang bertujuan untuk mencegah perkawinan anak, kehamilan remaja, dan sunat perempuan. Yaitu melalui intervensi berbasis komunitas di tingkat desa melalui pendekatan transformatif gender yang telah berlangsung sejak 2016-2020.
Prevention+ merupakan program pencegahan kekerasan berbasis gender dengan melibatkan laki-laki sebagai agen perubahan. Dan laki-laki mempromosikan maskulinitas positif berdasarkan nilai kesetaraan serta tanpa kekerasan yang juga telah berlangsung sejak 2016-2020.
Di rentang tahun yang sama, program Dance4Life dihadirkan untuk memberdayakan orang muda. Tujuannya agar dapat mengakses layanan dan pendidikan kesehatan seksual dan reproduksi yang komprehensif. Yakni melalui metode teman sebaya dan pemanfaatan medium seni sebagai pendekatan yang inovatif.
Selain itu ada pula program Get Up Speak Out yang bertujuan untuk memperluas akses remaja ke hak dan informasi HKSR. Tujuannya guna mendukung remaja untuk membicarakan dan memutuskan hal-hal yang berkaitan dengan akses ke CSE dan pelayanan kesehatan reproduksi yang ramah.
Pada tahun 2017-2022 YSGI juga membentuk program Explore4Action. Di mana program ini bertujuan untuk memahami sejauh mana pemanfaatan pendidikan seksualitas komprehensif dapat mempengaruhi sikap-sikap dan perilaku remaja Indonesia dalam masa perkembangannya.
Pemenuhan Hak Kesehatan Seksual dan Reproduksi Orang Muda
Kemudian di tahun 2021-2025 ada pengimplementasian program RHRN 2, Power to You(th) dan Generation Gender. Di mana pada program RHRN 2 mereka laksanakan untuk memberikan kontribusi yang signifikan terhadap pemenuhan hak kesehatan seksual dan reproduksi orang muda yang inklusif. Terutama dalam mewujudkan masyarakat Indonesia yang berkeadilan gender dan bebas dari kekerasan seksual.
Selanjutnya pada program Power to You(th), YGSI memberikan kesempatan pada remaja perempuan dan perempuan muda agar lebih terlibat secara aktif dalam proses pencegahan dan pengambilan keputusan. Terutama terkait praktik-praktik berbahaya bagi kesehatan reproduksi perempuan seperti perkawinan anak, kehamilan yang tidak diinginkan, dan sunat perempuan atau P2GP (Pemotongan dan Pelukaan Genitalia Perempuan)
Terakhir pada program Generation Gender, YGSI memberikan ruang kepada orang muda untuk berkontribusi dalam mewujudkan masyarakat yang adil gender dan bebas dari kekerasan.
Dalam peluncuran ini juga hadir Dubes Belanda untuk Indonesia. Yaitu Lambert Grijns dan Marieke van der Plas selaku Direktur Eksekutif Rutgers Netherland. Selain itu, acara peluncuran juga dimeriahkan dengan berbagai agenda seperti dialog interaktif. Yakni dengan menghadirkan beberapa narasumber yaitu Sanyulandy Leowalu CSE Officer YGSI.
Dr. dr. Riksma Nurahmi R.A., M.Pd selaku Ketua Program Studi S1 Pendidikan Khusus Fakultas Ilmu Pendidikan UPI Bandung. Lalu perwakilan dari Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (Dasar dan Menengah serta Pendidikan Khusus)
Menutup agenda peluncuran ini, YGSI juga menginformasikan wilayah kerja mereka yang telah tersebar di beberapa provinsi. Antara lain, di Sumatera Utara, Jambi, Lampung, Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, NTB, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, dan Papua. Di mana informasi lebih lanjut dapat kita lihat di laman www.gemilangsehat.org. []