Mubadalah.id – Buku Young, Gifted and Black karya Jamia Wilson memperkenalkan 52 tokoh kulit hitam yang memberikan kontribusi luar biasa di berbagai bidang. Ke-52 tokoh tersebut merupakan pahlawan yang kisah hidupnya mampu memberi inspirasi. Terutama bagi generasi muda, untuk terus berjuang dan menggapai mimpi.
Setiap tokoh dalam buku tersebut membawa pesan bahwa keberanian dan keyakinan pada tujuan hidup dapat membawa perubahan besar bagi masyarakat. Beberapa tokoh perempuan di buku Young, Gifted and Black sangat menonjol perannya untuk perdamaian, keadilan sosial, dan pemberdayaan masyarakat antara lain Nelson Mandela, Barack dan Michelle Obama, Harriet Tubman, Serena dan Venus Williams, Oprah Winfrey, hingga sutradara Ava DuVernay.
Kisah para tokoh perempuan berkulit hitam yang berprestasi sangatlah membantu para pembaca buku Young, Gifted and Black, khususnya anak-anak, untuk memahami menegani sejarah dan perjuangan yang lahir dari kerja keras serta ketahanan diri.
Malorie Blackman: Penulis Perempuan Asal Inggris yang Mengangkat Kisah-kisah Kelompok Kulit Hitam
Salah satu nilai utama yang mengikat para tokoh dalam buku Young, Gifted and Black adalah bentuk resiliensi diri. Resiliensi merupakan kemampuan untuk bangkit dan menguat setelah menghadapi penderitaan dan kesulitan.
Penulis menyoroti kisah Malorie Blackman, penulis asal Inggris yang karyanya sempat tertolak lebih dari 80 penerbit sebelum akhirnya berhasil terbit. Masa kecil Blackman diwarnai oleh tantangan, termasuk perpisahan orang tuanya dan pengalaman diskriminasi rasial yang memotivasinya untuk membuktikan kemampuan diri. Setelah menempuh studi di bidang ilmu komputer di Thames Polytechnic, ia bekerja dalam industri teknologi sebelum menerbitkan buku pertamanya Not So Stupid! pada tahun 1990.
Sebagai penulis, Blackman berkomitmen menampilkan tokoh-tokoh kulit hitam dalam ceritanya, menjawab ketiadaan representasi yang ia rasakan ketika kecil. Karya terkenalnya, Noughts and Crosses (2001), yang menceritakan dunia terbalik antara kelompok berkulit hitam yang berkuasa dan kelompok berkulit putih yang tertindas. Atas kontribusinya bagi sastra anak, ia dianugerahi Eleanor Farjeon Award (2005) dan Order of the British Empire (OBE) pada tahun 2008, serta menjabat sebagai Children’s Laureate Inggris pada 2013.
George Washington Carver: Saintis Kulit Hitam yang Berpengaruh di Dunia
Harriet Tubman: Aktivis Perempuan Penghapus Perbudakan Perempuan Berkulit Hitam
Perjuangan menuju perdamaian juga tercermin dalam kisah Harriet Tubman. Harriet Tubman (1822–1913) merupakan tokoh perempuan kulit hitam Amerika yang lahir sebagai budak di Dorchester County, Maryland, dan kemudian melarikan diri menuju Philadelphia untuk memperoleh kebebasan.
Setelah bebas, ia mendedikasikan hidupnya untuk gerakan penghapusan perbudakan dengan menjadi konduktor dalam Underground Railroad, jaringan rahasia yang membantu sekitar tujuh puluh budak melarikan diri menuju utara.
Pengalaman masa kecilnya yang penuh kekerasan, termasuk cedera kepala berat yang menyebabkan narcolepsy. Tubman juga berperan dalam Perang Saudara Amerika sebagai perawat, mata-mata, dan pemimpin militer perempuan pertama yang memimpin serangan bersenjata, yaitu Combahee River Raid. Setelah perang, ia melanjutkan kiprahnya sebagai dermawan dan aktivis hak perempuan dengan mendirikan Home for the Aged & Indigent Negroes di Auburn, New York.
Cathy Freeman: Atlet Perempuan Aborigin Pertama yang Bertanding di Olimpiade
Cathy Freeman, atlet lari asal Australia, juga menjadi contoh kuat dari resiliensi. Freeman (lahir 16 Februari 1973 di Mackay, Queensland, Australia) merupakan pelari cepat Australia yang terkenal karena kehebatannya dalam nomor 400 meter dan menjadi orang Aborigin Australia pertama yang memenangkan medali emas individu di Olimpiade.
Ia mulai berlari secara kompetitif atas dorongan ayah tirinya dan meraih emas pertamanya pada usia 17 tahun dalam estafet 4 × 100 meter di Commonwealth Games 1990. Pada 1992, Freeman menjadi atlet Aborigin pertama yang bertanding di Olimpiade. Ia kemudian memenangkan dua emas di Commonwealth Games 1994 dan perak di Olimpiade Atlanta 1996 sebelum meraih emas dunia di Kejuaraan Dunia 1997 dan 1999.
Momen puncaknya terjadi di Olimpiade Sydney 2000, ketika ia tidak hanya menyalakan obor Olimpiade dalam upacara pembukaan, tetapi juga memenangkan medali emas 400 meter sambil membawa bendera Australia dan bendera Aborigin sebagai simbol persatuan dan rekonsiliasi.
Freeman mendapatkan gelar Australian of the Year pada 1998 dan pensiun dari atletik pada 2003. Ia kemudian mendirikan Catherine Freeman Foundation pada 2007, yang berfokus pada pendidikan dan kesejahteraan anak-anak Aborigin di Australia.
Ava DuVernay: Perempuan Kulit Hitam Pertama yang Dinominasikan untuk Golden Globe sebagai Sutradara Terbaik
Ava Marie DuVernay (lahir 24 Agustus 1972 di Long Beach, California) adalah sutradara, produser, dan penulis naskah asal Amerika Serikat. Karya-karyanya terkenal dengan menyoroti pengalaman dan isu sosial komunitas Afrika-Amerika. Ia menjadi perempuan kulit hitam pertama yang dinominasikan untuk Golden Globe sebagai Sutradara Terbaik. Juga yang pertama menyutradarai film yang dinominasikan untuk Academy Award kategori Best Picture melalui film Selma (2014).
DuVernay memulai kariernya di bidang publisitas film sebelum beralih ke penyutradaraan dengan dokumenter This Is the Life (2008). Ia kemudian mendirikan Array, perusahaan distribusi yang mendukung sineas perempuan dan orang kulit berwarna.
Film-filmnya yang terkenal meliputi Middle of Nowhere (2012), 13th (2016), A Wrinkle in Time (2018). Serta miniseri When They See Us (2019) yang meraih 16 nominasi Emmy. Karya-karyanya menjadi alat kritik sosial yang mendalam terhadap ketidakadilan rasial di Amerika.
Michelle Obama: Ibu Negara kulit hitam pertama dalam sejarah Amerika Serikat dan Aktivis Pendidikan Perempuan
Michelle LaVaughn Robinson Obama adalah seorang pengacara, penulis, dan Ibu Negara kulit hitam pertama dalam sejarah Amerika Serikat. Ia mendampingi Presiden ke-44, Barack Obama. Lahir dan besar di South Side Chicago dari pasangan Fraser dan Marian Robinson. Ia menempuh pendidikan di Princeton University dalam bidang sosiologi dan studi Afrika-Amerika. Lalu meraih gelar hukum dari Harvard Law School pada 1988.
Sebelum menjadi Ibu Negara, ia berkarier sebagai pengacara di Sidley & Austin, pejabat pemerintah kota Chicago. Dan Wakil Presiden Community and External Affairs di University of Chicago Medical Center. Sebagai Ibu Negara, Michelle menggagas empat inisiatif besar: Let’s Move! (2010) untuk melawan obesitas anak, Joining Forces (2011) bersama Jill Biden untuk mendukung keluarga militer.
Reach Higher (2014) guna mendorong pendidikan tinggi bagi remaja. Dan Let Girls Learn (2015) yang memajukan pendidikan perempuan di seluruh dunia. Terkenal sebagai sosok inspiratif, ia menjadi teladan dalam kepemimpinan, peran keluarga, dan pemberdayaan perempuan global.
Michelle Obama, melalui berbagai program pendidikan dan kesehatan, mendorong anak-anak dan perempuan di seluruh dunia untuk berani bermimpi besar dan memperjuangkan masa depan yang lebih baik.
Selain menyampaikan fakta sejarah, buku tersebut juga menghadirkan ilustrasi berwarna hangat karya Andrea Pippins. Ilustrainya membuat setiap kisah hidup terasa hidup dan dekat. Ditujukan untuk generasi pembaca muda, buku Young, Gifted and Black menjadi “surat cinta” bagi generasi penerus agar tidak melupakan sejarah dan terus berjuang untuk kesetaraan serta perdamaian
Menginspirasi Generasi Muda untuk Bertindak
Bagi saya, Buku Young, Gifted and Black menginspirasi generasi muda untuk bertindak terutama dalam membangun perdamaian, melalui pesan-pesan yang membangkitkan keberanian, ketekunan, dan kepedulian terhadap sesama.
Kemudian saya menyoroti dalam setiap halamannya mendorong pembaca untuk percaya pada kemampuan diri untuk berkontribusi menciptakan lingkungan yang harmonis. Buku Young, Gifted and Black mengguankkan bahasa yang sederhana dan ilustrasi yang menarik, nilai-nilai perdamaian menjadi lebih mudah dipahami dan dihayati.
Dalam buku tersebut, perdamaian tergambar sebagai sikap saling menghormati dan menjaga keharmonisan hubungan. Buku tersebut menyoroti pesan untuk membangun suasana damai memerlukan tkesadaaran untuk mengedepankan kebaikan. Nilai tersebut dapat kita terapkan di berbagai situasi, mulai dari kehidupan keluarga, sekolah, hingga masyarakat luas. []
Referensi:
Fradkin, C. (2018). Book Review: Young, Gifted and Black: Meet 52 Black Heroes From Past and Present. Frontiers in Pediatrics | www.frontiersin.org, [online] 1, p.208. Available at: https://www.researchgate.net/publication/327060931_Book_Review_Young_Gifted_and_Black_Meet_52_Black_Heroes_From_Past_and_Present [Accessed 13 Aug. 2025].
Wilson, J. (2019). Young, Gifted and Black. London: Wide Eyed Editions.












































