Mubadalah.id – Jika merujuk dalam beberapa catatan hadis tentang Siti Aisyah Ra, maka istri Nabi tersebut adalah sosok perempuan paling cerdas dan ulama terkemuka, “kanat Aisyah a’lam al-nas wa afqah wa ahsan al-nas ra’yan fi al-ammah”.
Bahkan menurut al-Dzahabi, lebih dari 160 ulama laki-laki terkemuka yang berguru kepada Siti Aisyah Ra. Mereka antara lain Urwah bin Zubair, Ibrahim al-Taimi, Thawus, al-Sya’bi, Sa’id bin al-Musayyab, Sulaiman bin Yasar, Ikrimah, dan masih banyak yang lainnya.
Urwah bin Zubair adalah ulama besar, ia dikagumi banyak orang. Saat ditanya tentang ilmunya, ia menjawab bahwa dirinya belum apa-apa dibanding dengan gurunya, Aisyah.
Selain Siti Aisyah Ra, juga terdapat banyak perempuan lain yang memiliki kapasitas sebagai ulama. Mereka antara lain Ummu Salamah binti Abi Umayyah, Hafshah binti Umar, Asma binti Abu Bakar, Ramlah binti Abi Sufyan, Fatimah binti Qais, dan sebagainya.
Perempuan-perempuan ini adalah guru besar para laki-laki dan perempuan di zamannya. Mereka biasa berdebat secara terbuka dengan ulama laki-laki dalam banyak aspek dan terlibat dalam menyelesaikan berbagai problematika kehidupan umat saat itu.
Sayyidah Nafisah Ra
Salah satu ulama besar dari kalangan perempuan yang sangat fenomenal selanjutnya adalah Sayyidah Nafisah Ra.
Sayyidah Nafisah Ra merupakan salah seorang cicit Nabi. Di bidang intelektual ia terkenal sebagai seorang hafiz, mufassir, dan muhaddits.
Sedangkan di bidang spiritual ia terkenal sebagai seorang ahli ibadah, rajin shalat, puasa, dan pernah melaksanakan haji sebanyak 30 kali.
Ia juga menjadi guru besar bagi banyak ulama termasuk Imam al-Syafi’i. Hampir setiap hari Imam al-Syafi’i, dan juga ulama lainnya, mendatangi kediamannya untuk belajar.
Pengajian tafsir yang diselenggarakannya di masjid maupun di rumah dihadiri ratusan orang yang datang dari berbagai penjuru.
Selain itu, Sayyidah Nafisah tercatat pula sebagai aktivis gerakan rakyat untuk menentang penguasa zalim, Ibnu Thalun.
Dalam surat protesnya kepada Ibnu Thalun, Sayyidah Nafisah melakukan kritik tajam kepadanya dengan mengatakan,
“Anda telah menyakiti dan membuat lapar rakyat. Orang-orang yang terzalimi tidak akan mati dan orang yang menzalimi tidak akan hidup lama. Lakukan semaumu. Tuhan pasti akan membalas kelakuan burukmu.”*
*Sumber: tulisan KH. Husein Muhammad dalam buku Ijtihad Kyai Husein, Upaya Membangun Keadilan Gender.