Mubadalah.id – Pagi-pagi di hari pertama puasa tahun 2022 ini, aku sudah disuguhi potongan ceramah tentang pasutri ideal, yang narasinya enggak banget untuk diyakini, apalagi sampai dibagikan ke orang lain. Iseng-iseng sebelum melakukan aktivitas pekerjaan rumah aku scroll media sosial pribadiku, lalu enggak sengaja aku menemukan sebuah video yang menunjukan seorang ustadz yang cukup terkenal di Indonesia sedang memberikan ceramah pada jamaahnya.
Dalam sesi ceramah tersebut, ia mengatakan dengan lantang pada jamaahnya bahwa kriteria pasutri ideal itu ada dua, yaitu pasangan yang istrinya cantik dan bisa selalu taat pada semua perintah suaminya. Lalu, ia juga menambahkan bahwa dua hal ini akan menjamin rumah tangga seseorang bahagia, karena ketaatan istri pada suami merupakan salah satu syarat terciptanya sakinah, mawadah wa rahmah.
Kenapa seperti itu? Ya karena suami memang diutus oleh Allah sebagai pemimpin dalam keluarga. Maka istri memang kodratnya nurut atau taat pada perintah suami. Lalu kenapa harus cantik? Ia juga menjelaskan bahwa istri yang cantik bisa menghindarkan suami dari godaan perempuan lain di luar rumah.
Hmmm, rasa-rasanya kok terlalu mengerikan ya isi ceramah seperti ini. Bagaimana tidak, aku sebagai seorang istri merasa konsep pasutri ideal seperti ini tidak tepat. Karena standar cantik yang diyakini oleh sebagian besar masyarakat Indonesia ini masih terlalu sempit, misalnya perempuan cantik itu ya yang tubuhnya langsing, kulit putih, hidung mancung, tanpa jerawat dan lain-lain. dengan begitu, otomatis perempuan yang tidak memenuhi standar itu, terancam akan diselingkuhi atau mungkin dipoligami oleh suaminya.
Padahal nyatanya banyak sekali laki-laki yang tidak menjadikan dua konsep pasutri ideal ini sebagai prinsip dalam memilih pasangan hidupnya. Karena emang nikah itu ya niat membangun kehidupan keluarga yang bahagia dan membahagiakan, bukan ajang pamer siapa yang istrinya lebih cantik dan lebih taat.
Di sisi lain, konsep istri yang harus selalu taat pada perintah suami juga menurutku terlalu berlebihan. Bukankah kita sebagai manusia baik laki-laki maupun perempuan hanya boleh taat pada Allah Swt saja. Itu lah makna tauhid sesungguhnya, bahwa setiap manusia hanya boleh menuhankan Allah Swt, tidak pada yang lainnya, sekalipun itu seorang suami yang katanya “Diutus sebagai pemimpin dalam keluarga”.
Oleh sebab itu, dari pada pusing mendengarkan isi ceramah pasutri ideal yang seksis begitu. Mending kita simak aja yuk lima konsep pasutri ideal menurut Ibu Nyai Nur Rofiah dalam buku ‘Nalar Kritis Muslimah”. Ia menyebutkan bahwa pasutri ideal itu yang mau berproses bersama menggali potensi fisik, intelektual, dan spiritual masing-masing, lalu keduanya saling bersinergi supaya bisa sama-sama bemanfaat bagi masyarakat di sekitarnya.
Lalu bagaimana cara mewujudkan pasutri ideal ala Ibu Nur tersebut? simak lima hal ini;
Pertama, suami dan istri tidak saling menuntut taat mutlak. Karena keduanya harus meyakini bahwa ketaatan mutlak hanya boleh dilakukan kepada Allah swt. Bukan pada makhluk lain, dalam hal ini pasangan.
Kedua, suami dan istri tidak saling takut dan menghalangi potensi pasangan. Sebaliknya, keduanya harus saling mendukung untuk terus maju dan sama-sama menggunakan kemajuan tersebut dalam bidang apapun, sebagai modal bersama untuk menjadi manusia yang bermanfaat bagi diri sendiri, pasangan dan pihak lain.
Ketiga, suami dan istri harus sama-sama menjadi kanca wingking (teman belakang), ngajeng (depan, kanan, kiri, dan arah lainnya. Atau bahasa anak milenial sekarang yang selalu ada dan siap menemani dalam segala keadaan. Bukan ada kalau ada maunya aja.
Lalu yang keempat, suami dan istri harus sama-sama siap untuk swarga nunut, neraka katut atau setia dalam suka dan duka, saling melindungi agar tidak masuk neraka dan saling bahu membahu agar bisa masuk surga bersama. Nah mungkin inilah yang dinamakan pasutri ideal, pasangan yang siap sehidup sesurga. He~
Kemudian yang kelima Ibu Nur menyampaikan bahwa pasutri ideal itu yang menikah bukan hanya menikahi tubuh pasangannya, tapi juga pikiran dan hati pasangan. Sehingga keduanya bisa saling bekerjasama untuk memenuhi kebutuhan fisik, intelektual dan spiritual.
Nah, kalau baca narasi yang enggak seksis kek ginikan adem ya bestie dan pastinya bikin kita enggak ragu bahwa lima kriteria pasutri ideal ala Ibu Nur ini cocok banget buat kita amalkan dan contoh. Sebab, pada dasarnya tujuan pernikahan itu memang untuk mewujudkan kehidupan rumah tangga yang SAMAWA, bahagia dan membahagiakan.
Dengan begitu tujuan pasutri ideal tersebut hanya bisa tercapai jika keduanya saling bekerjasama untuk memperlakukan pasangannya dengan ma’ruf dan adil. Bukan dengan mendominasi yang lain, supaya menghamba pada selain Allah Swt. []