• Login
  • Register
Sabtu, 7 Juni 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Khazanah Hikmah

5 Nash tentang Toleransi dalam Kehidupan Sosial

Berikut adalah 6 hadis Nabi saw. yang menggambarkan toleransi dalam kehidupan. Sekaligus mengajarkan bahwa Islam tampil sebagai agama yang ramah dan toleran kepada siapapun

Wafiroh Wafiroh
10/11/2022
in Hikmah
0
Toleransi dalam Kehidupan

Toleransi dalam Kehidupan

417
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Islam hadir sebagai agama yang ramah dan toleran terhadap perbedaan yang ada. Sejak pertama kali dibawa oleh Nabi saw., Islam tampil sebagai agama yang tidak membedakan siapapun. Saat itu, masyarakat Quraisy yang terkenal dengan solidaritas kesukuan yang berlebihan menjadi tantangan tersendiri bagi Nabi Muhammad saw. untuk menjembatani hal tersebut. Berikut adalah 6 hadis Nabi saw. yang menggambarkan toleransi dalam kehidupan. Sekaligus mengajarkan bahwa Islam tampil sebagai agama yang ramah dan toleran kepada siapapun.

  1. Islam Sebagai Agama yang Toleran

Dalam sebuah riwayat, Nabi saw. bersabda: “beragama yang paling dicintai oleh Allah swt. adalah sikap yang  hanif (lurus) dan samhah (toleran)”. Kata lurus di sini Alqasthalani menterjemahkan dalam Irsyadus Sari sebagai sikap yang condong kepada kebaikan; kebenaran dan meninggalkan kebatilan.

Term ini sering kali bersanding dengan term samhah. Yaitu sikap beragama yang mudah yang berasal (mirip) dengan agama yang Nabi Ibrahim As ajarkan. Identik dengan Nabi Ibrahim, karena agama yang beliau ajarkan berbanding terbalik dengan ajaran para pendeta bani Israil. Di mana mereka mengajarkan agama sebagai sebuah keyakinan dengan penuh kesulitan yang membelenggu.

  1. Islam dan Kebebasan Beragama

Islam semenjak awal didakwahkan oleh Nabi Muhammad saw. membawa ajaran untuk tauhid atau mengesakan Tuhan. Ia tidak menerima keyakinan multi ketuhanan bagaimanapun bentuknya. Kaum Quraisy sebagai objek dakwah pertama saat itu, justru merupakan komunitas yang menuhankan banyak objek. hal ini terlihat dari banyaknya berhala yang dimiliki oleh Quraisy baik yang berada di sekitar Kakbah maupun di tempat-tempat lainnya.

Berbagai cara mereka lakukan untuk menjembatani perbedaan agama mereka dengan agama Nabi saw. Bahkan dengan mengajak kerjasama dalam beribadah. Namun Islam memberikan garis tegas bahwa agama Islam tidak hendak dicampuri oleh keyakinan luar, apapun itu. Indahnya, meski tidak mau menoleransi kerjasama dalam beragama, Islam tidak merongrong keyakinan agama lain dan membebaskan mereka dengan keyakinan mereka sendiri. Hal ini termaktub dalam Q.S. Alkafirun.

Baca Juga:

Islam Berikan Apresiasi Kepada Perempuan yang Bekerja di Publik

Pentingnya Narasi Hajar dalam Spiritualitas Iduladha

Ibadah Kurban dan Hakikat Ketaatan dalam Islam

Mitos Israel di Atas Penderitaan Warga Palestina

  1. Islam dan Ajaran untuk Menghormati Non Muslim

Banyak sirah Nabi saw. yang menggambarkan betapa beliau sangat penyayang, pemaaf serta toleran kepada siapapun. Termasuk kepada mereka yang berbeda agama bahkan sembari mencaci dan memusuhi beliau. Beliau juga sering melakukan relasi sosial dengan orang-orang non muslim. Seperti menjenguk orang sakit, bertransaksi finansial bahkan membantu-memberi makan mereka yang notabene membenci dan mencaci beliau.

Suatu ketika, sahabat Anas r.a. meriwayatkan, bahwa salah satu pelayan milik orang Yahudi yang pernah menjadi pembantu Nabi saw. jatuh sakit. Beliau lalu menjenguk pelayan tersebut sembari bersabda: “Islamlah engkau!”. Lalu pelayan tersebut pun masuk Islam saat itu juga (Shahih Bukhari, 5657). Kisah lain, disebutkan bahwa ketika Abu Thalib hampir meninggal, Nabi saw. datang untuk menjenguknya.

  1. Islam Anti Rasisme

Isu rasial yang selalu menjadi tantangan masyarakat yang hidup dalam lingkungan majemuk juga tak lepas dari perhatian Islam. Di antara sikap yang diberikan adalah pernyataan bahwa sedikitpun Islam tidak memperhitungkan perbedaan fisik dalam menilai tingkat kemuliaan seseorang.

Patokan satu-satunya dalam menentukan siapa lebih mulia dari yang lain hanyalah tingkat ketakwaan. Dari ketakwaan inilah kemudian muncul sikap positif seperti menghormati orang lain, enggan melakukan hal-hal batil serta sikap-sikap lainnya.

Di antara sekian banyak hadis tentang hal ini, adalah hadis riwayat Abu Hurairah: “sesungguhnya Allah tidak melihat kepada bentuk (fisikmu) dan tidak pula kepada hartamu. Namun Allah hanya melihat kepada hatimu dan amal perbuatanmu” (Sahih Muslim: hadis no. 2564).

Di antara kasus rasial yang sering terjadi adalah diskriminasi terhadap orang lain dengan alasan perbedaan warna kulit. Hadis yang secara eksplisit menolak hal ini adalah hadis riwayat Abu Dzar. Nabi saw. bersabda: “lihatlah! Sesungguhnya engkau tidaklah lebih baik dari mereka yang berkulit merah maupun hita, kecuali engkau melebihi mereka dalam hal ketakwaan!” (Musnad Ahmad: hadis no. 21407).

  1. Toleransi Bertetangga

Relasi terdekat kita dalam lingkungan sosial adalah dengan tetangga. Mereka adalah orang-orang yang kita pastikan akan menjadi pihak pertama yang ada untuk membantu dan terlibat dengan kita selain keluarga. Oleh karena itu, Nabi saw. secara khusus menganjurkan kepada kita untuk bersikap baik dan mengutamakan sikap toleran kepada tetangga.

Salah satu bentuk keakraban dengan tetangga, adalah riwayat hadis riwayat Abu Dzar berikut ini: “Nabi saw. bersabda: “jika engkau memasak kuah, maka perbanyaklah airnya kemudian perhatikan tetanggamu. Ambillah sebagian dari kuah itu untuk mereka”. (Sunan Darimi: hadis no. 1319). Allahu A’lam. []

 

Tags: HikmahislamkemanusiaanSunah Nabitoleransi
Wafiroh

Wafiroh

Alumni Ma'had Aly Situbondo - Perintis Pesantren Anak Tarbiyatul Quran wal Kutub

Terkait Posts

Apresiasi Kepada Perempuan yang Bekerja di Publik

Islam Berikan Apresiasi Kepada Perempuan yang Bekerja di Publik

6 Juni 2025
Wuquf Arafah

Makna Wuquf di Arafah

5 Juni 2025
Kritik Asma Barlas

Iduladha sebagai Refleksi Gender: Kritik Asma Barlas atas Ketaatan Absolut

5 Juni 2025
Aurat

Aurat Perempuan: Antara Teks Syara’ dan Konstruksi Sosial

5 Juni 2025
Batas Aurat Perempuan

Dalil Batas Aurat Perempuan

5 Juni 2025
Aurat Perempuan

Memaknai Aurat Perempuan secara Utuh

4 Juni 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Berkurban

    Berkurban: Latihan Kenosis Menuju Diri yang Lapang

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Pentingnya Narasi Hajar dalam Spiritualitas Iduladha

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • 3 Solusi Ramah Lingkungan untuk Pembagian Daging Kurban

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Fenomena Walid; Membaca Relasi Kuasa dalam Kasus Kekerasan Seksual

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Spirit Siti Hajar dalam Merawat Kehidupan: Membaca Perjuangan Perempuan Lewat Kacamata Dr. Nur Rofiah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Dari Sapi Hingga Toleransi : Sebuah Interaksi Warga Muslim Saat Iduladha di Bali
  • Spirit Siti Hajar dalam Merawat Kehidupan: Membaca Perjuangan Perempuan Lewat Kacamata Dr. Nur Rofiah
  • Fenomena Walid; Membaca Relasi Kuasa dalam Kasus Kekerasan Seksual
  • Islam Berikan Apresiasi Kepada Perempuan yang Bekerja di Publik
  • 3 Solusi Ramah Lingkungan untuk Pembagian Daging Kurban

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID