Regenerasi dalam syiar Islam rahmatan lil ‘alamin adalah sesuatu yang penting bagi siapapun yang berada di jalur amar ma’ruf nahi munkar. Hal ini juga terus dilakukan oleh Dr. Faqihuddin Abdul Kodir selaku inisiator perspektif Mubadalah dengan mengadakan kursus online intensif dan bimbingan kepenulisan Mubadalah Virtual Class yang bekerjasama dengan Indonesian Content Creator (ICC) selama sepekan kemarin.
Kelas diadakan setiap pukul 19.30–21.30 WIB pada 27, 28, dan 30 September 2020. Pada hari pertama materi diberikan oleh Dr. Nur Rofiah terkait Urgensi Qiroah Mubadalah untuk Keadilan Gender Islam. Dalam paparannya, Dr. Nur menjelaskan tentang perbedaan jenis kelamin dan gender baik yang bersifat biologis maupun konstruksi sosial yang sudah mengakar dan menjadi masalah yang krusial di masyarakat sejak peradaban manusia sebelum Islam hadir.
Dr. Nur juga menjelaskan bahwa saat itu Islam menjadi revolusioner atas perkembangan gender khususnya terhadap status kemanusiaan perempuan baik pada status, kedudukan, nilai, maupun peran mengingat pada abad-abad sebelumnya perempuan selalu menjadi objek ketimpangan gender.
Kemudian dilanjutkan oleh Ibu Fathonah K Daud terkait pengalaman beliau pertama kali mengenal perspektif Mubadalah, yang kemudian perspektif tersebut diajarkan pada mata kuliah kajian gender dan tafsir hukum keluarga. Sebagai seorang penulis, Fathonah juga menceritakan relevansi perspektif Mubadalah yang erat kaitannya dengan apa yang tertuang dalam buku Tafsir Ayat-Ayat Hukum Keluarga.
Hari kedua peserta diberikan materi oleh Dr. Faqih terkait Tafsir Perspektif Kesalingan dan Kerjasama antara Laki-laki serta Perempuan. Sedangkan hari terakhir kelas diisi oleh Zahra Amin membicarakan Perempuan dan Media. Selama Mubadalah Virtual Class berlangsung, seluruh peserta dipandu oleh moderator untuk aktif dan berdiskusi terkait dengan materi yang telah disampaikan oleh para nara sumber.
Selain itu, peserta juga dibimbing langsung oleh Kiai Faqih dalam hal menafsirkan ayat-ayat al-Qur’an dan hadits terkait kemanusiaan dalam perspektif Mubadalah. Namun karena kondisi di dalam kelas yang sangat interaktif, waktu yang disediakan selama dua jam setiap sesinya selalu tidak terasa.
Hal ini disampaikan oleh hampir seluruh peserta setelah Mubadalah Virtual Class, yang telah ditutup pada tanggal 30. Peserta mengaku antusias dan sangat terkesan, yang semua pengalaman itu terangkum dalam kuesioner, yang telah disiapkan oleh panitia penyelenggara.
Sebelumnya, pendaftaran acara ini dibuka untuk umum sejak 9-16 September 2020. Penyelenggara menghadirkan beberapa narasumber yaitu Dr. Faqihudin Abdul Kodir selaku penulis buku Qiro’ah Mubadalah, Fathonah K Daud (penulis buku Tafsir Ayat-Ayat Hukum Keluarga), Zahra Amin (Pemred Mubadalah.id) serta pembicara tamu spesial yaitu Dr Nur Rofiah Bil Uzm selaku penulis buku Nalar Kritis Muslimah.
Selain itu penyelenggara juga menyediakan beasiswa khusus untuk beberapa pendaftar yang telah mengirimkan tulisan terkait isu-isu kemanusiaan dan kesetaraan gender dalam perspektif Mubadalah. Beasiswa tersebut berupa kesempatan mengikuti Mubadalah Virtual Class dan diharapkan nanti bisa menjadi kontributor di Mubadalah.id.
Peserta yang mendaftar pada kegiatan ini berasal dari berbagai kalangan baik sipil, redaksi media online, aktivis, penulis, lembaga kemanusiaan, perwakilan dari banom NU maupun akademisi dari beberapa universitas ternama di tanah air. Bahkan ada pula peserta yang sedang menempuh pendidikan di Australia.
Semoga dengan ditutupnya kelas virtual ini, keempat puluh peserta yang telah resmi menjadi santri resiprokal dapat mengamalkan setiap ilmu yang diajarkan selama Mubadalah Virtual Class berlangsung dan menjadi penerus tongkat estafet syiar Islam yang rahmatan lil ‘alamin. []