• Login
  • Register
Kamis, 10 Juli 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom

Ladies, Jangan Asal Menikah Tanpa Persiapan

Menikahlah karena kamu memang siap. Bukan hanya karena ingin. Menikahlah atas keputusanmu sendiri bukan karena orang lain.

Rofi Indar Parawansah Rofi Indar Parawansah
06/07/2021
in Personal
0
Menikah

Menikah

501
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Pertanyaan paling menyebalkan bagi perempuan berusia 20 an adalah “Kapan menikah?” Masih mending kalau yang ditanyai adalah mereka yang punya pacar. Lha kalau yang jomblo? Kan semakin bingung mau jawab apa. Mau menjelaskan mimpi-mimpi yang belum tercapai atau cita-cita yang ingin diraih, rasanya kok sama saja. Karena masyarakat masih menomorsatukan pernikahan sebagai salah satu anak tangga kehidupan.

Anak perempuan adalah pihak yang lebih sering ditekan dalam masalah pernikahan. Belum menikah di atas usia 25 akan dicap sebagai perawan tua. Ujung-ujungnya dinasihati supaya tidak pilih-pilih cari suami. Padahal ya, perempuan itu beli skincare pun harus riset dulu. Di cek dulu kandungannya, khasiatnya, cocok tidak dengan jenis kulit kita. Ini kok cari suami disuruh jangan pilih-pilih.

Perempuan dengan segala keribetannya. Beli skincare saja harus milih dulu, riset kandungan yang ada didalamnya, cocok tidaknya dengan jenis kulit, belum lagi menyesuaikan dengan budget yang dimiliki. Urusan skincare saja tidak asal-asalan apalagi urusan pernikahan. Beli skincare saja harus pilih-pilih dulu, apalagi pasangan. Menikah kok malah disuruh buru-buru, grasa grusu, asal ada yang mau langsung disuruh pergi ke penghulu. Sungguh terlalu.

Jangan buru-buru ambil keputusan untuk menikah hanya karena diburu waktu oleh lingkungan sekitar. Ini hidupmu, tubuhmu adalah milikmu. Jangan biarkan orang lain mengendalikan dirimu.

Menikah itu seperti menaiki sebuah kapal pelayaran. Bukan akhir kehidupan, tapi awal perjalanan. Suami sering kali ditempatkan sebagai nahkoda yang mengepalai keluarga. Dan istri adalah teknisi, bukan hanya sekedar penumpang biasa. Keduanya harus bekerja sama jika ingin sampai tujuan dengan selamat. Tidak ada yang bisa memprediksi apa saja yang akan terjadi, perjalanan tidak akan selalu mulus. Ada kalanya kapal dihantam ombak, dan untuk melaluinya harus ada koordinasi yang baik antara nahkoda dengan teknisi.

Baca Juga:

Ketika Perempuan Tak Punya Hak atas Seksualitas

Relasi Imam-Makmum Keluarga dalam Mubadalah

Mengapa Perempuan Lebih Religius Daripada Laki-laki?

Mengapa Pengalaman Biologis Perempuan Membatasi Ruang Geraknya?

Sebab itu, sebelun kita menaiki bahtera pernikahan perlu beberapa persiapan. Pertama, pastikan kesiapan mentalmu dan pasangan sebelum memutuskan untuk melangkah ke jenjang yang lebih serius. Siap tidak berbagi kehidupan dengan orang lain? Bertemu dengan orang yang sama setiap hari dalam seumur hidup, siap tidak menerima segala kebiasaan yang dimiliki.

Ingat! menikah beda dengan pacaran, yang kalau ada masalah bisa langsung minta putus eh besoknya sudah balikan. Saat menikah akan ada yang namanya fase penyesuaian. Kebiasaan-kebiasaan kecil yang tidak terlihat ketika pacaran akan muncul ke permukaan. Dan biasanya banyak yang kaget dan tidak siap, “ih kok dia begini? Ih kok begitu? Perasaan dulu dia gak gini deh. dll”. Jika tidak dibarengi dengan kesiapan mental maka bisa jadi perpisahan adalah jalan.

Selain mental, pastikan juga kamu dan pasanganmu siap secara finansial. Jangan mau dibodohi dengan kata-kata bahwa uang bukan segalanya. Memang, betul. Uang bukan segalanya. Tapi realita membuktikan bahwa semuanya butuh uang. Salah satu alasan tertinggi dari kasus gugatan perceraian adalah masalah ekonomi.

Pasangan muda yang tidak mapan secara ekonomi lebih banyak bertengkar setelah menikah daripada saat pacaran, mengapa demikian? Karena setelah menikah kebutuhan rumah tangga bukan lagi tanggung jawab orang tua. Beda dengan sebelum menikah, dimana seorang anak masih menjadi tanggung jawab orang tua, maka kebutuhannya pun menjadi beban orang tua.

Selanjutnya, renungkan apa yang menjadi dasar dan tujuan dari pernikahan. Jangan sampai kamu memutuskan menikah hanya karena Ikut-ikutan. Mengikuti trend #IndonesiaTanpaPacaran atau karena tidak tahan dengan lontaran pertanyaan tetangga dan keluarga.

Betul memang bahwa menikah adalah salah satu cara menghindari zina. Tapi bukan solusi satu-satunya. Zina bukan hanya dihindari tapi di jauhi. Jangan didekati (pacaran). Salah satu tujuan dari pernikahan adalah ketenangan jiwa. Untuk bisa meraih ketenangan maka harus dengan banyak persiapan.

Dan yang harus kita ingat, bahwa pernikahan juga bukan ajang pelarian. “Kurang bahagia, menikah saja. Capek kerja, sudah menikah saja. Tidak punya uang, menikah saja.” Banyak sekali orang yang berpikiran demikian. Padahal kebahagian diri adalah tanggung jawab kita. Dalam pernikahan, selain bahagia juga harus membahagiakan. Selain menerima, juga harus memberikan.

Menikahlah karena kamu memang siap. Bukan hanya karena ingin. Menikahlah atas keputusanmu sendiri bukan karena orang lain. Bahagialah atas pilihan hidupmu, apapun itu. Terkadang kita harus egois dalam beberapa hal. Egoislah untuk pilihanmu. []

 

Tags: GenderkeadilankeluargaKesetaraanmenikahPendewasaan Usia Perkawinanperempuanpernikahanpersiapan pra nikahrumah tangga
Rofi Indar Parawansah

Rofi Indar Parawansah

Perempuan belajar menulis

Terkait Posts

Pelecehan Seksual

Stop Menormalisasi Pelecehan Seksual: Terkenal Bukan Berarti Milik Semua Orang

9 Juli 2025
Pernikahan Tradisional

Sadar Gender Tak Menjamin Bebas dari Pernikahan Tradisional

8 Juli 2025
Menemani dari Nol

From Zero to Hero Syndrome: Menemani dari Nol, Bertahan atau Tinggalkan?

7 Juli 2025
Sejarah Ulama Perempuan

Mencari Nyai dalam Pusaran Sejarah: Catatan dari Halaqah Nasional “Menulis Ulang Sejarah Ulama Perempuan Indonesia”

7 Juli 2025
Hidup Tanpa Nikah

Yang Benar-benar Seram Itu Bukan Hidup Tanpa Nikah, Tapi Hidup Tanpa Diri Sendiri

5 Juli 2025
Ruang Aman, Dunia Digital

Laki-laki Juga Bisa Jadi Penjaga Ruang Aman di Dunia Digital

3 Juli 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Pelecehan Seksual

    Stop Menormalisasi Pelecehan Seksual: Terkenal Bukan Berarti Milik Semua Orang

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Mengapa Perempuan Lebih Religius Daripada Laki-laki?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Relasi Imam-Makmum Keluarga dalam Mubadalah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Mengapa Pengalaman Biologis Perempuan Membatasi Ruang Geraknya?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Melawan Perundungan dengan Asik dan Menyenangkan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Melawan Perundungan dengan Asik dan Menyenangkan
  • Ketika Perempuan Tak Punya Hak atas Seksualitas
  • Relasi Imam-Makmum Keluarga dalam Mubadalah
  • Mengebiri Tubuh Perempuan
  • Mengapa Perempuan Lebih Religius Daripada Laki-laki?

Komentar Terbaru

  • M. Khoirul Imamil M pada Amalan Muharram: Melampaui “Revenue” Individual
  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID