• Login
  • Register
Minggu, 8 Juni 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Tokoh Profil

Mengenang Kiprah Kamla Bhasin dan Slogan Aazadi

Slogan “Aazadi” yang seolah telah menyatu dengan pribadi Kamla Bhasin, ternyata pertama kali didengar oleh Kamla pada 1980 dari kaum feminis di Pakistan

Sulma Samkhaty Maghfiroh Sulma Samkhaty Maghfiroh
19/10/2021
in Profil, Tokoh
0
Kamla Bhasin

Kamla Bhasin

331
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Aku terhenyak kaget mendengar kabar bahwa seorang aktivis perempuan dari India, Kamla Bhasin tutup usia pada 25 September 2021 pukul 3 pagi waktu India. Beranda media sosial menjadi penuh ungkapan belasungkawa yang mengiringi kepergiannya. Video lawas tentang Kamla Bhasin saat membacakan sajaknya, menjadi makin mudah dicari. Yang menarik pada sajak Kamla adalah partisipasi khalayak dalam meneriakkan slogan “Aazadi”. Yang belakangan baru kuketahui bahwa slogan “Aazadi” berarti “Kebebasan”.

“Kami perempuan ingin – Aazadi | Anak-anak perempuan kami ingin – Aazadi | Dari kekerasan tanpa akhir – Aazadi | Dari diam tidak berdaya – Aazadi | Dari (budaya) patriarki – Aazadi | Dari semua (tindakan) hirarki – Aazadi | Untuk (dapat) bernafas dengan bebas – Aazadi | Untuk (dapat) bergerak bebas – Aazadi | Untuk (dapat) bernyanyi dengan nyaring – Aazadi | Untuk (dapat) menari dengan leluasa – Aazadi | Untuk kebebasan berekspresi – Aazadi | Untuk (melakukan) perayaan – Aazadi | Kami sangat membutuhkan (semuanya) – Aazadi | Kami sangat mencintai (semuanya) – Aazadi | Ayo katakan dengan nyaring – Aazadi.” Adalah sajak terkenal dari seorang Kamla Bhasin.

Sangat mudah dibayangkan bagaimana keadaan India saat itu. Sehingga Kamla Bhasin dapat menuangkannya dalam sajak singkat yang sarat makna. India dengan budaya patriarkinya yang kental, hirarki tak berkesudahan, kekerasan dan pembungkaman terhadap perempuan marak terjadi. Menjadi wajar jika Kamla Bhasin melalui sajaknya mengungkapkan keinginan para perempuan dan anak-anak perempuannya untuk dapat menghirup udara kebebasan.

Harapannya agar mereka dapat bergerak secara leluasa, bebas berekspresi, menyanyi dengan riang dan menari dengan gembira bahkan bebas melakukan perayaan tanpa diselimuti rasa takut dan khawatir. Slogan “Aazadi” kian membuat sajak Kamla Bhasin menjadi hidup.

Slogan “Aazadi” yang seolah telah menyatu dengan pribadi Kamla Bhasin, ternyata pertama kali didengar oleh Kamla pada 1980 dari kaum feminis di Pakistan. Pada tahun itu, Pakistan diperintah oleh presiden Zia-ul-Haq yang mendapatkan jabatannya melalui sebuah kudeta berdarah atas Presiden sebelumnya, yakni Ali Bhutto.

Menariknya, kelompok pertama yang bangkit untuk melawan Zia-ul-Haq bukanlah partai politik, melainkan sekelompok feminis Pakistan. “Aurat ka naara – aazaadee / bachchon ka naara – aazaadee / ham leke rahenge – aazaadee / hai pyaara naara – aazaadee” adalah nyanyian yang didengar oleh Kamla Bhasin di Pakistan, yang dinyanyikan oleh para feminis di sana. Yang artinya “Slogan perempuan adalah Aazadi (kebebasan), slogan anak-anak adalah Aazadi, kita akan meraih Aazadi, slogan cinta adalah Aazadi”.

Baca Juga:

Perbedaan Feminisme Liberal dan Feminisme Marxis

Herland: Membayangkan Dunia Tanpa Laki-laki

Kashmir: Tanah yang Disengketakan, Perempuan yang Dilupakan

Sejarah Kartini (1879-1904) dan Pergolakan Feminis Dunia Saat Itu

Hari ini, slogan Aazadi menjadi seruan umum di hampir setiap protes dan demonstrasi yang dilakukan oleh mahasiswa. Bahkan pada 2016 silam, slogan “Aazadi” bergema dalam orasi Kanhaiya Kumar seorang aktivis politik India, dalam menyuarakan kebebasan (Aazadi) dari diskriminasi, brahminisme dan kemiskinan di Universitas Jawaharlal Nehru pada protes anti CAA-NRC (Citizenship Amendment Act-National Register of Citizen) atau Undang-Undang Amandemen Kewarganegaraan dan Daftar Warga Negara.

Dimana dalam peristiwa itu, perilaku diskriminatif sangat bertentangan dengan Hak Asasi Manusia, Brahminisme yang masih mempercayai sistem kasta juga menempatkan sosial masyarakat dalam tingkatan tertentu, dan kemiskinan jelas merupakan sumber permasalahan sosial. Kebebasan (Aazadi) dari ketiga hal inilah yang digaungkan oleh seorang Kanhaiya Kumar. Sekali lagi slogan “Aazadi” yang ditenarkan oleh Kamla Bhasin mampu menghidupkan makna dari sebuah orasi.

Kamla Bhasin dan slogan Aazadi-nya akan tetap abadi, selama tuntutan dalam sajak Kamla belum terpenuhi semuanya. Karena sampai hari ini, keinginan perempuan untuk terbebas dari kekerasan, ketidakberdayaan, hirarki dan belenggu patriarki masih terus berkobar.

Sajak dari Kamla Bhasin seolah telah mewakili keinginan kaum perempuan yang selama ini masih mengalami ketidakadilan. Sehingga tuntutan yang terkandung dalam sajak, juga mewakili keinginan kaum perempuan secara garis besar. Yakni keinginan untuk dapat bebas bernafas dan bergerak tanpa risau, bebas berekspresi tanpa takut dan bebas beribadah tanpa diliputi kekhawatiran. Rest in power, Kamla Bhasin, percayalah, kaum perempuan akan mampu meneruskan cita-cita besarmu. []

Tags: AazadiFeminis DuniafeminismeIndiaKamla Bhasin
Sulma Samkhaty Maghfiroh

Sulma Samkhaty Maghfiroh

Penulis Merupakan Anggota Komunitas Puan Menulis, dan berasal dari Ungaran Jawa Tengah

Terkait Posts

Sa'adah

Sa’adah: Sosok Pendamping Korban Kekerasan Terhadap Perempuan dan Anak  

19 Januari 2025
Umi Nyai Sintho' Nabilah Asrori

Umi Nyai Sintho’ Nabilah Asrori : Ulama Perempuan yang Mengajar Santri Sepuh

30 Desember 2024
Ning Imaz

Ning Imaz Fatimatuz Zahra: Ulama Perempuan Muda Berdakwah Melalui Medsos

8 Desember 2024
Siti Hanifah Soehaimi

Siti Hanifah Soehaimi: Penyelamat Foto Perobekan Bendera Belanda di Hotel Yamato yang Sempat Hilang

12 Oktober 2024
Teungku Fakinah

Teungku Fakinah Ulama Perempuan dan Panglima Perang

27 September 2024
Durrah binti Abu Lahab

Durrah binti Abu Lahab: Beriman di Tengah Kekufuran

26 September 2024
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Jam Masuk Sekolah

    Jam Masuk Sekolah Lebih Pagi Bukan Kedisiplinan, Melainkan Bencana Pendidikan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Masyarakat Adat dan Ketahanan Ekologi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • 3 Faktor Sosial yang Melanggengkan Terjadinya KDRT

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Fenomena Walid; Membaca Relasi Kuasa dalam Kasus Kekerasan Seksual

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Spirit Siti Hajar dalam Merawat Kehidupan: Membaca Perjuangan Perempuan Lewat Kacamata Dr. Nur Rofiah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • 7 Langkah yang Dapat Dilakukan Ketika Anda Menjadi Korban KDRT
  • Jam Masuk Sekolah Lebih Pagi Bukan Kedisiplinan, Melainkan Bencana Pendidikan
  • Iduladha: Lebih dari Sekadar Berbagi Daging Kurban
  • Masyarakat Adat dan Ketahanan Ekologi
  • 3 Faktor Sosial yang Melanggengkan Terjadinya KDRT

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID