Hari Raya Idul Fitri 1441 H telah tiba. Tidak bisa dipungkiri, hari tesebut merupakan hari yang membahagiakan bagi seluruh umat Islam. Maka, tidak heran apabila para muslim merayakannya dengan suka cita, mulai dari merapihkan rumah, menggunakan baju terbaik, hingga menyiapkan makanan terlezat.
Idul Fitri juga dikenal sebagai hari kemenangan. Istilah ini digunakan sebagai bentuk kemenangan umat Islam yang telah berhasil melaksanakan puasa selama satu bulan. Hari kemenangan juga dimaknai dengan terlahirnya kembali fitrah manusia yang berjiwa suci dan dapat memerangi hawa nafsunya.
Namun, makna hari kemenangan tidak bisa dibatasi dengan berhasilnya puasa selama sebulan saja. Karena, ada kemenangan hakiki yang harus benar-benar diraih oleh umat Islam.
Lalu, apa kemenangan hakiki itu? Dan bagaimana cara mendapatkannya?
Menurut Quraish Syihab, kemenangan hakiki adalah kemenangan yang mengantar kepada diraihnya nilai-nilai spiritual, yang tidak bisa dipisahkan dari fitrah dalam arti kesucian. Dalam hal ini, nila-nilai spiritual mencakup tiga unsur pokok, yaitu: Keindahan, Kebenaran, dan Kebaikan.
Seorang pemenang di hari Idul Fitri akan berbuat yang indah, benar dan baik. Upaya mengekspresikan keindahan dapat melahirkan seni, mencari yang benar menghasilkan ilmu, dan melakukan yang baik membuahkan budi pekerti.
Orang yang benar-benar menjadi pemenang akan mempertahankan nilai-nilai spiritual, baik selama bulan suci Ramadhan, maupun setelahnya. Karena, hawa nafsu untuk melanggar nilai spiritual tidak hanya ada pada bulan saat Ramadhan saja. Melainkan, di setiap waktu sepanjang hidup manusia. Jadi, tidak bisa dibenarkan apabila kita merasa menang setelah berhasil melalui Ramadhan, namun kembali melakukan maksiat setelah Ramadhan selesai.
Selain itu, orang yang mendapatkan kemenangan hakiki juga akan memiliki perspektif hidup yang lebih positif. Ia akan selalu mencari sisi baik, benar dan indah terhadap berbagai hal. Dengan perspektif seperti itu, ia akan berusaha untuk menghindari shuudzon (berprasangka buruk) dan mencari kesalahan orang lain. Sehingga, di Hari Raya Idul Fitri, seorang pemenang dapat memaafkan saudaranya dengan hati lapang.
Maka dari itu, mari kita menjadi pemenang dengan cara mempertahankan nilai-nilai spiritual dan kebaikan dalam hidup kita. Jangan lupa untuk memaafkan saudara sesama muslim. Selamat lebaran. []