Mubadalah.id – Nabi Muhammad Saw telah memberikan banyak teladan kepada kita seluruh umat Islam, termasuk laki-laki dan perempuan.
Salah satu teladan yang penting untuk diketahui banyak orang, tidak hanya bagi yang sudah berkeluarga adalah, bahwa Nabi Muhammad tidak pernah memukul istri walau sekalipun.
Teladan yang beliau praktikkan itu merujuk pada salah satu hadis dari Shahih Muslim.
Isi hadis tersebut sebagai berikut, Aisyah Ra berkata, “Rasulullah Saw tidak pernah memukul siapa pun dengan tangannya, tidak pada perempuan (istri), tidak juga pada pembantu, kecuali dalam perang dijalan Allah.”
“Beliau juga, ketika diperlakukan sahabatnya secara buruk, tidak pernah membalas, kecuali kalau ada pelanggaran atas kehormatan Allah, maka beliau akan membalas atas nama Allah Swt.” (Shahih Muslim).
Penjelasan Hadis “Nabi Muhammad Tidak Pernah Memukul Istri”
Hadis Aisyah Ra tadi menurut Faqihuddin Abdul Kodir dalam buku 60 Hadis Shahih, bisa disebut sebagai “hadits teladan” mengenai penolakan terhadap segala bentuk kekerasan dalam rumah tangga. Ada berapa keteladanan yang bisa dipelajari dari hadis yang menjalaskan kalau Nabi Muhammad tidak pernah memukul istri barang sekalipun,
Pertama, “Teks ini, bercerita mengenai teladan Nabi Muhammad Saw dalam kehidupan berumah tangga yang menjauhi pemukulan perempuan atau istri. Sesuatu yang saat itu, di kalangan masyarakat Arab dan bahkan seluruh peradaban dunia, justru amat lumrah dilakukan para suami terhadap istri mereka,” tulis Kang Faqih.
“Dengan berbagai alasan, tentu saja, pengekangan, pendisiplinan, dan pendidikan. Atau bisa jadi sekadar pelampiasan egoisme pribadi laki-laki, atau hanya sekadar ikut tren budaya saat itu,” tambahnya.
Kedua, Kang Faqih menyampaikan, Nabi Muhammad tidak pernah memukul istri jelas menggambarkan akhlak beliau sebagai suami teladan, pendidik panutan, dan guru terbaik. Beliau memilih tidak mengikuti kebiasaan para laki-laki saat itu. Beliau memilih menjadi yang terbaik, menjadi pengasih dan penyayang.
Bahkan, kata Kang Faqih, dengan kesengajaan penuh, Nabi Muhammad tidak pernah memukul istri sama sekali dalam keadaan apa pun.
“Ini adalah pilihan yang seharusnya menjadi panutan semua umat Islam yang menjadi pengikut beliau. Yaitu, meninggalkan segala bentuk kekerasan dalam rumah tangga. Oleh siapa pun kepada siapa pun,” jelasnya.
Ketiga, dari hadis tersebut Kang Faqih juga mengingatkan, bahwa praktik Nabi Muhammad tidak pernah memukul istri ini merupakan praktik yang sama seperti yang didakwahkan Imam Syafi’i dalam al-Umm, bahwa kita harus mengikuti pilihan Nabi Muhammad Saw sekalipun ada ayat yang membolehkan.
“Kebolehannya ini, seperti kata Syekh Ibnu Asyur, diperuntukkan bagi suami yang bisa mengendalikan diri. Ketika pada praktiknya, suami yang memukul tidak bisa mengendalikan diri, ia harus dilarang oleh pemerintah. Demi kebaikan dan kemaslahatan yang menjadi spirit Islam,” tukasnya. (Rul)