• Login
  • Register
Minggu, 8 Juni 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom Keluarga

Selamat Hari ASI Dunia, Menilik Peran Ayah dalam Pemberian ASI

Hubungan interaksi ibu dengan anak ketika menyusui akan menguatkan emosi keduanya. Dekapan ibu ketika menyusui mampu memberikan rasa aman pada anak, sehingga membentuk rasa percaya diri bagi anak kelak

Hermia Santika Hermia Santika
02/08/2022
in Keluarga
0
Hari ASI

Hari ASI

324
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Hari ASI Sedunia diperingati setiap 1 agustus, sebagai cara promosi untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dunia terkait penting nya menyusui bagi ibu dan anak. ASI sebagai sumber makanan utama pada bayi yang baru lahir. Menurut Kemenkes pemberian ASI ini harus secara ekslusif diberikan pada bayi dari 0 hingga 6 bulan pertama. Kkarena masa tersebut adalah masa emas bagi pertumbuhan dan perkembangan anak.

Menurut Data kemenkes cakupan ASI eksklusif di Indonesia tahun 2021 mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya yaitu sebanyak 71,58%. Akan tetapi masih ada beberapa daerah yang cakupan ASI eksklusifnya rendah seperti Gorontalo, Kalimantan Tengah, Papua Barat, Kepulauan Riau dan DKI Jakarta.

Hal tersebut memberikan gambaran ketimpangan kesadaran akan pemberian ASI secara eksklusif pada bayi. Selain itu dalam prosesnya tak sedikit permasalahan dialami ibu ketika menyusui seperti produksi ASI yang sedikit, luka didaerah puting, peradangan payudara, meritis dan lain-lain, semuanya memberikan pengalaman sakit bagi ibu. Akan tetapi apakah semua itu membuat para Ibu menyerah? Tentu TIDAK!

Hebatnya seorang perempuan yang menjadi Ibu, walaupun pengalaman sakit yang terasa dari menyusui, ia tidak akan menyerah untuk tetap memberikan ASI kepada anakny. Karena kasih sayangnya ia sadar dengan menyusui mampu memberikan segudang manfaat untuk anak-anaknya tumbuh dan berkembang baik secara fisik dan psikologis yang sehat serta mampu menjadi generasi gemilang di masa depan.

Anjuran Pemberian ASI dalam Al Qur’an

Anjuran pemberian ASI eksklusif sebenarnya sudah ada dalam Islam dan terdapat dalam QS. Al-Baqarah [2]: 233, Allah SWT berfirman:

Baca Juga:

Dekonstruksi Pandangan Subordinatif terhadap Istri dalam Rumah Tangga

Najwa Shihab dan Ibrahim: Teladan Kesetaraan dalam Pernikahan

Membangun Keluarga Sakinah: Telaah Buku Saku Keluarga Berkah

KB: Ikhtiar Manusia, Tawakal kepada Allah

وَالْوٰلِدٰتُ يُرْضِعْنَ اَوْلَادَهُنَّ حَوْلَيْنِ كَامِلَيْنِ لِمَنْ اَرَادَ اَنْ يُّتِمَّ الرَّضَاعَةَ ۗ وَعَلَى الْمَوْلُوْدِ لَهٗ رِزْقُهُنَّ وَكِسْوَتُهُنَّ بِالْمَعْرُوْفِۗ

“Dan ibu-ibu hendaklah menyusui anak-anaknya selama dua tahun penuh, bagi yang ingin menyusui secara sempurna. Dan kewajiban ayah menanggung nafkah dan pakaian mereka dengan cara yang patut.”

Dari ayat tersebut dapat kita fahami bahwa Allah SWT melalui ayat ini menganjurkan para ibu untuk menyusukan anak-anaknya secara berkelanjutan, sejak awal kelahiran hingga masa sempurna penyusuan, yaitu dua tahun.

Proses menyusui mampu memberikan dampak positif pada ibu seperti yang saya kutip dari laman promkes.kemenkes.go.id menyusui mampu menghindari ibu dari kanker payudara. Lalu  dapat mengatasi trauma pasca melahirkan di mana rentan bagi ibu mengalami baby blues syndrom (perasaan sedih yang dialami. Terlebih setelah melahirkan) akibat belum terbiasa dan belum bersedia memberikan ASI eksklusif.

Sedangkan dampak positif bagi bayi yaitu mencegah dari terserangnya penyakit karena kandungan ASI yang memiliki kandungan gizi yang tinggi mampu mebentuk imunitas tubuh serta kandungan gizi pada ASI mampu membantu perkembangan otak dan fisik bayi sehingga mereka bisa sehat dan optimal dalam perkembangan kehidupannya.

Manfaat ASI bagi Pertumbuhan Anak

Selain manfaat secara biologis, dengan proses menyusui mampu memberikan dampak yang positif pada perkembangan psikologis anak serta jalinan emosional ibu dan anak. Seperti penelitian yang Any Setyarini, dkk., lakukan (2015) bahwa terdapat pengaruh pemberian ASI eksklusif dan non eksklusif terhadap mental emosional anak usia 3-4 tahun.

Di mana dari hasil analisis data sekitar 76,2% anak dengan konsumsi ASI ekslusif selama bayi, tidak memiliki masalah emosional dan mental, berbeda dengan anak yang tidak mengonsumsi ASI secara eksklusif 64,3% mengalami masalah emosional dan mental. Dari penelitian tersebut memberikan suatu gambaran bahwa memang ASI memberikan dampak yang signifikan bagi perkembangan emosi anak.

Menurut Inge Wattimena, dkk., (2012) dalam artikel penelitiannya dengan judul Women’s Psychological Strengths in Breastfeeding. Yaitu menjelaskan bahwa dengan adanya kekuatan psikologis ibu ketika menyusui memberikan efek positif bagi anak anaknya. Akibat kesadaran diri pada Ibu untuk tetap menyusui mampu memberikan penguatan terhadap belajar sensorik motorik anak. Kemampuan itu ia peroleh dari proses inisiasi (pengenalan puting susu), berupa kontak fisik, psikis dan suara serta penciuman yang anak rasakan ketika menyusui.

Hubungan interaksi ibu dengan anak ketika menyusui akan menguatkan emosi keduanya. Dekapan ibu ketika menyusui mampu memberikan rasa aman pada anak, sehingga membentuk rasa percaya diri bagi anak kelak. Kekuatan ibu untuk menyusui secara eksklusif tentunya tidak hanya datang dari diri ibu saja.

Motivasi tentunya bisa berasal dari luar (ekstrinsik) seperti suami yang mendukung proses menyusui dengan memenuhi kebutuhan gizi ibu. Lalu kasih sayang suami dalam menemani serta memberikan apresiasi terhadap istri ketika  menyusui anak. Setidaknya memberi pujian ketika air ASI mengalir lancar.

Peran Ayah Selama Proses Pemberian ASI

Sesuai dengan Surat al-Baqarah ayat 233 di atas. Juga membahas tentang tugas ayah selama masa pertumbuhan anak sebagaimana dalam penggalan ayat berikut ini. “Dan kewajiban ayah menanggung nafkah dan pakaian mereka dengan cara yang patut”. Sehingga bisa kita ketahui bahwa ayah berperan aktif menanggung nafkah lahir maupun batin istri dan anaknya dengan cara yang baik.

Sementara menurut Quraish Shihab hal tersebut merupakan kebaikan yang timbal baik karena istri sudah menyusui, maka suami yang memenuhi kebutuhannya. Oleh karena itu, dalam proses menyusui ini dibutuhkan kesalingan antara peran ibu dan ayah dalam membesarkan anak.

Dari penjelasan terkait ASI, proses menyusui serta manfaat yang sudah saya sebutkan sebelumnya. Tentu menjadi suatu hal yang dapat memberikan penyadaran untuk kita semua akan pentingnya ASI eksklusif. Walaupun dalam prosesnya tidak sedikit hambatan dan problem serta pengalaman kesakitan terutama pada Ibu. Tapi semua bisa terlewati dengan kesadaran, keyakinan bersama, serta  dukungan dari berbagai pihak.

Terutama suami sebagai orang terdekat. Bagaimana ia mampu meningkatkan pemberian ASI eksklusif oleh ibu. Sehingga dengan ASI anak-anak di seluruh dunia mampu tumbuh berkembang secara sehat fisik dan mental. Selain itu menjadi generasi yang gemilang di masa depan. Selamat hari ASI dunia, terimkasih pada ibu penulis, dan para ibu di seluruh dunia yang tidak pernah menyerah kepada anak-anaknya. []

Tags: ASI EksklusifAyah ASIHari ASI DuniakeluargaParenting Islami
Hermia Santika

Hermia Santika

Mahasiswa/KOPRI PMII Rayon Psikologi Cabang Kabupaten Bandung

Terkait Posts

Najwa Shihab dan Ibrahim

Najwa Shihab dan Ibrahim: Teladan Kesetaraan dalam Pernikahan

26 Mei 2025
Program KB

KB: Ikhtiar Manusia, Tawakal kepada Allah

23 Mei 2025
Alat KB

Dalil Agama Soal Kebolehan Alat KB

22 Mei 2025
Kekerasan Seksual Sedarah

Menolak Sunyi: Kekerasan Seksual Sedarah dan Tanggung Jawab Kita Bersama

19 Mei 2025
Keberhasilan Anak

Keberhasilan Anak Bukan Ajang Untuk Merendahkan Orang Tua

17 Mei 2025
Pendidikan Seks

Pendidikan Seks bagi Remaja adalah Niscaya, Bagaimana Mubadalah Bicara?

14 Mei 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Masyarakat Adat

    Masyarakat Adat dan Ketahanan Ekologi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • 3 Faktor Sosial yang Melanggengkan Terjadinya KDRT

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Fenomena Walid; Membaca Relasi Kuasa dalam Kasus Kekerasan Seksual

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Spirit Siti Hajar dalam Merawat Kehidupan: Membaca Perjuangan Perempuan Lewat Kacamata Dr. Nur Rofiah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Dari Sapi Hingga Toleransi : Sebuah Interaksi Warga Muslim Saat Iduladha di Bali

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Jam Masuk Sekolah Lebih Pagi Bukan Kedisiplinan, Melainkan Bencana Pendidikan
  • Iduladha: Lebih dari Sekadar Berbagi Daging Kurban
  • Masyarakat Adat dan Ketahanan Ekologi
  • 3 Faktor Sosial yang Melanggengkan Terjadinya KDRT
  • Dari Sapi Hingga Toleransi : Sebuah Interaksi Warga Muslim Saat Iduladha di Bali

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID