Mubadalah.id – Salah satu ketua Majelis Musyawarah Kongres Ulama Perempuan Indonesia (MM KUPI), Nyai Hj. Badriyah Fayumi, Lc. MA menjelaskan bahwa kesatuan visi telah meluluskan keluarga Nabi Ibrahim dalam ujian hidup dari Allah.
Termasuk sekaligus menyelamatkan umat manusia dari tragedi kemanusiaan yang saat itu dianggap biasa.
Kesatuan visi ini, menurut Bu Nyai Badriyah, telah menjadikan mereka menjadi keluarga pilihan yang menjadi acuan sepanjang zaman.
Dari keluarga Nabi Ibrahim, kata Bu Nyai Badriyah, kita belajar bahwa kesatuan visi suami-istri-anak adalah syarat mutlak terwujudnya cita-cita keluarga yang selalu kita panjatkan dalam doa.
Sebagaimana firman Allah dalam al-Qur’an surat al-Furqon ayat 74:
ربنا هب لنا من اْزوجنا ودْرياتنا قرة اْعين واجعلنا للمتقين اما ما
Artinya : “wahai Tuhan kami, karuniakanlah kepada kami dari pasangan-pasangan kami dan anak-anak keturunan kami penyejuk mata.”
“Dan jadikalah kami bagi orang-orang bertaqwa sebagai iman”.
Untuk membentuk keluarga satu visi Nabi Ibrahim rela menjalani proses hidup yang menuntut kesabaran tinggi, tak pernah lupa berdoa untuk anak cucunya setiap saat.
Kemudian, mendidik anak dengan melibatkanya sejak dini dalam perjuangan, sepandangan dengan istri dalam menyikapi segala keadaan.
Serta semua anggota keluarga sama-sama berfokus dan berserah diri pada Allah.
Saat ini dan sepanjang zaman, keluarga muslim selalu berdoa agar pasangan hidup dan anak-anaknya menjadi penyejuk hati dan pemimpin orang-orang yang bertakwa.
Pada titik ini kita patut bertanya pada diri sendiri, apakah doa yang kita panjatkan setiap hari sudah membarenginya dengan usaha untuk menuju ke sana seperti yang keluarga Nabi Ibrahim As lakukan. (Rul)