• Login
  • Register
Sabtu, 5 Juli 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom Publik

Nyawa Manusia tidak Berharga: Menggugat Keamanan Perempuan dan Anak dalam Tragedi Kanjuruhan Malang

Tidak ada ungkapan bela sungkawa yang bisa kita ucapkan untuk menggambarkan duka mendalam atas tragedi ini. Karena ini adalah tragedi kemanusiaan dalam sejarah sepak bola dunia

Muallifah Muallifah
06/10/2022
in Publik, Rekomendasi
0
Tragedi Kanjuruhan

Tragedi Kanjuruhan

516
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Sedih rasanya, ketika mendengar kabar sebanyak 127 orang meninggal akibat tragedi Kanjuruhan Malang. Data terbaru menunjukkan sejumlah 174 yang meninggal. Jumlah tersebut bisa saja bertambah seiring berjalannya waktu menunggu konfirmasi resmi dari pihak kepolisian.

Kabar tersebut datang ketika ramai di media sosial tersebar video yang menunjukkan kondisi kerusuhan, polisi yang memukul supporter, hingga kerusuhan benar-benar tidak bisa dipadamkan. Malang nian nasib para korban yang meninggal. Di tempat itu, nyawa seakan tidak berharga. Dalam waktu semalam, puluhan supporter merenggut nyawa di tribun. Atas dasar ini, bukankah lebih baik tidak ada sepak bola apabila terjadi tragedi ini?

Pertandingan antara Arema Malang dengan Persebaya, dengan sebutan supporternya adalah bonek (bondho nekat), selalu menyisakan ruang permusuhan dan kebringasan yang cukup besar. Sebab dalam sejarahnya, kedua supporter tersebut memilki sejarah kelam. Tahun 2014 silam, 3 nyawa supporter bonek hilang lantaran bentrokan yang terjadi antara Arema dan Bonek.

Saya yang juga sangat prihatin ketika melihat video kerusuhan tragedi Kanjuruhan, cuitan di twitter tentang kehilangan anak ataupun saudaranya, segera menghubungi salah satu teman yang cukup aktif di Bonek. Berdasarkan keterangan Pak Krish, panggilan akrabnya, untuk pertandingan Arema vs Persebaya, atas nama bonek tidak ikut memeriahkan di tribun. Sebab khawatir akan terjadi kericuhan. Benar saja, kericuhan nyatanya terjadi, supporter tidak bisa menerima kekalahan Arema. Kemudian terjadilah kerusuhan.

Fakta di Balik Tragedi Kanjuruhan

Fakta yang terjadi dalam kerusuhan ini, puluhan nyawa yang hilang atas nama supporter Arema tersebut bukan karena bentrok dengan Bonek. Akan tetapi, karena perilaku aparat negara, pihak kepolisian yang menembakkan gas air mata di ke stadion yang penuh dengan ribuan manusia.

Baca Juga:

Wasit dan Persoalan Kepemimpinan Tak Adil

Sepak Bola, Rasisme, dan Teladan Anti-Rasis Sang Nabi

Pemain Naturalisasi di Mata Perempuan; Menjual Bakat atau Paras?

Eksistensi Perempuan Dalam Perhelatan AFC U-23 Qatar

Sikap brutal supporter yang kemudian diperlakukan sangat tidak manusiawi oleh polisi, ditendang, dipukul bahkan dengan menembakkan gas air mata. Menyebabkan kita semua murka oleh perilaku beberapa oknum ini. Kondisi kacau ini semakin parah dengan pintu stadion yang tertutup, sehingga menyebabkan manusia di dalam stadion berdesak-desakan, terinjak-injak oleh supporter lain, dan kehabisan nafas.

Mirisnya kondisi ini juga terjadi pada perempuan dan anak. Kelompok masyarakat (perempuan dan anak) yang seharusnya mendapatkan perlindungan utama, justru banyak kehilangan nyawa. Tribun tidak ramah terhadap keduanya dan aparat kepolisian tidak memenuhi tanggung jawabnya untuk melindungi nyawa manusia, khususnya perempuan dan anak. Lebih dari itu, keamanan terhadap perempuan dan anak dalam tribun, sangat penting diperhatikan oleh pihak pemerintah.

Nyawa perempuan dan anak

Dari sekian puluhan korban, sebanyak 17 anak meninggal dalam tragedi tersebut, 7 anak lainnya dirawat di rumah sakit. Hal ini berdasarkan dari keterangan Nahar, deputi bidang Perlindungan Khusus Anak Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak.  Tidak sedikit, beberapa tulisan sangat menyayat hati ketika bercerita tentang seorang ibu di tribun mencari anaknya, paman/bibi mencari keponakannya yang hilang, ataupun kakak mencari adiknya yang hilang dari genggaman.

Selain anak, ada banyak perempuan yang juga menjadi korban tragedi Kanjuruhan ini. Belum kita ketahui pasti jumlah dari para korban perempuan yang meninggal. Akan tetapi, jika kita melihat video-video yang beredar di media sosial, tidak sedikit perempuan yang meninggal dalam tragedi ini.

Adanya kejadian sangat menyeramkan ini, apa yang semestinya perlu kita perbaiki?

Sepak bola identik dengan laki-laki. Tidak jarang, apabila ada perempuan yang pergi ke tribun, mendapatkan stigma yang tidak baik. Mulai dari perlakuan seksis bahkan kekerasan seksual. Untuk meminimalisir ini, perlu adanya sarana yang ramah terhadap perempuan dan anak, seperti halnya, jalur masuk khusus untuk anak-anak dan perempuan, polisi perempuan untuk memeriksa supporter perempuan dan anak.

Hal ini dilakukan untuk memberikan keamanan. Sudahkah ini kita lakukan oleh dunia sepak bola kita? Salahkah perempuan dan anak-anak suka sepak bola sehingga kejadian ini menjadi sebuah peringatan kepada para perempuan dan anak agar tidak perlu menyukai bola?

Tidak ada ungkapan bela sungkawa yang bisa kita ucapkan untuk menggambarkan duka mendalam atas tragedi ini. Karena ini adalah tragedi kemanusiaan dalam sejarah sepak bola dunia. Kepada seluruh para korban, semoga mendapat tempat terbaik di sisi-Nya. []

Tags: AremaniaMalangsepak bolaSuporter BolaTragedi Kanjuruhan
Muallifah

Muallifah

Penulis asal Sampang, sedang menyelesaikan studi di Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. Tinggal di Yogyakarta

Terkait Posts

Ancaman Intoleransi

Menemukan Wajah Sejati Islam di Tengah Ancaman Intoleransi dan Diskriminasi

5 Juli 2025
Ahmad Dhani

Ahmad Dhani dan Microaggression Verbal pada Mantan Pasangan

5 Juli 2025
Tahun Hijriyah

Tahun Baru Hijriyah: Saatnya Introspeksi dan Menata Niat

4 Juli 2025
Rumah Tak

Rumah Tak Lagi Aman? Ini 3 Cara Orang Tua Mencegah Kekerasan Seksual pada Anak

4 Juli 2025
Gerakan KUPI

Berjalan Bersama, Menafsir Bersama: Epistemic Partnership dalam Tubuh Gerakan KUPI

4 Juli 2025
Kritik Tambang

Pak Bahlil, Kritik Tambang Bukan Tanda Anti-Pembangunan

4 Juli 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Gerakan KUPI

    Berjalan Bersama, Menafsir Bersama: Epistemic Partnership dalam Tubuh Gerakan KUPI

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kisah Jun-hee dalam Serial Squid Game dan Realitas Perempuan dalam Relasi yang Tidak Setara

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • ISIF akan Gelar Halaqoh Nasional, Bongkar Ulang Sejarah Ulama Perempuan Indonesia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kholidin, Disabilitas, dan Emas : Satu Tangan Seribu Panah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Islam Memuliakan Orang yang Bekerja

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Bekerja itu Ibadah
  • Menemukan Wajah Sejati Islam di Tengah Ancaman Intoleransi dan Diskriminasi
  • Jangan Malu Bekerja
  • Yang Benar-benar Seram Itu Bukan Hidup Tanpa Nikah, Tapi Hidup Tanpa Diri Sendiri
  • Islam Memuliakan Orang yang Bekerja

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID