• Login
  • Register
Senin, 9 Juni 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom Keluarga

Ajarkan Si Kecil Pantun Toleransi Beragama untuk Indonesia Damai

Indahnya apabila kita mampu menjunjung tinggi sikap toleransi beragama. Tak ada lagi perpecahan maupun permusuhan. Hal yang tersisa ialah satu keluarga, bersaudara di tanah Indonesia yang damai

Karimah Iffia Rahman Karimah Iffia Rahman
17/10/2022
in Keluarga
0
Toleransi Beragama

Toleransi Beragama

723
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Negeri ini sungguh mengagumkan. Bagaimana tidak, banyaknya aliran, agama, juga keyakinan yang dianut masyarakatnya tak lantas membuat antar pihak kerap bertikai atau memanas. Sebaliknya, banyak hal-hal baik yang terdengar.

Sebagai contoh, umat Hindu yang menggalang donasi untuk membantu para muslim yang ditimpa bencana, umat Budha serta Kristen yang memberikan selamat di hari besar agama Islam, sampai umat Islam yang membantu untuk membersihkan halaman rumah ibadah lain karena hendak dipakai berdoa.

Indahnya apabila kita mampu menjunjung tinggi sikap toleransi beragama. Tak ada lagi perpecahan maupun permusuhan. Hal yang tersisa ialah satu keluarga, bersaudara di tanah Indonesia yang damai.

Salah satu cara menanamkan sikap positif pada antar pemeluk agama adalah dengan media pantun toleransi beragama. Sejatinya bukan hanya pantun saja, tetapi bisa menggunakan lagu, tepuk, yel-yel, atau aktivitas seni lainnya.

Namun, kali ini kita akan membahas pantun sebagai sarana menanamkan sikap toleransi beragama untuk Indonesia damai khususnya pada anak-anak.

Baca Juga:

Jalan Tengah untuk Abah dan Azizah

Ketuhanan yang Membebaskan: Membangun Perdamaian dengan Dasar Pancasila

Dekonstruksi Pandangan Subordinatif terhadap Istri dalam Rumah Tangga

Fenomena Inses di Indonesia: Di Mana Lagi Ruang Aman bagi Anak?

Ya, semua anak senang bermain. Berbalas pantun pastinya mengasyikkan bagi si kecil. Pantun juga bentuk kiasan yang kerap dipakai dalam berbagai acara seperti, pernikahan, kelahiran, pertemuan, maupun acara-acara adat tertentu.

Apa Itu Pantun?

Lantas, apa itu pantun? Pantun merupakan salah satu jenis puisi Indonesia yang satu baitnya terdiri dari empat baris bersajak (a-b-a-b). Berbalas pantun kerap dilakukan baik oleh anak-anak maupun orang dewasa. Tak hanya berisi sesuatu yang serius, pantun juga ada yang lucu dan mengocok perut.

Ciri-Ciri Pantun

Ciri-ciri pantun antara lain, setiap bait terdiri atas empat baris, rima akhir untuk tiap barisnya a-b-a-b, setiap barisnya memiliki 8-12 suku kata, baris pertama-kedua merupakan sampiran, sementara baris ketiga dan keempat ialah isi.

Jenis-Jenis Pantun

Selain mengenal ciri-ciri pantun, kita pun harus tahu berbagai jenis pantun. Pertama, pantun dua baris. Jenis pantun yang satu ini sangat familiar bagi banyak orang. Baris pertamanya ialah sampiran dan baris keduanya yaitu isi.

Kedua, pantun empat baris. Pantun ini banyak dipelajari dan dibagi lagi menjadi beberapa bentuk misalnya, pantun anak-anak (pantun yang isinya berkaitan dengan dunia anak), pantun sukacita (berisi ungkapan kebahagiaan), pantun jenaka (mengandung lelucon), pantun nasihat (berisi petuah serta pesan moral), pantun kiasan (isinya kata bijak juga perumpamaan), pantun agama (berisi nasihat yang berhubungan dengan agama), pantun dukacita (berisi kesedihan), pantun budi pekerti (mengandung pesan agar senantiasa berbuat kebaikan).

Ketiga, pantun enam baris. Isi dari pantun ini adalah baris pertama sampai ketiga merupakan sampiran. Sementara baris keempat sampai enam yaitu isi.

Keempat, pantun berkait. Jenis pantun ini saling sambung menyambung. Jadi, pada baris kedua serta keempat bait pertama muncul lagi sebagai baris petama dan ketiga bait selanjutnya.

Pantun Toleransi Beragama yang Membuat Hati Sejuk dan Damai

Toleransi ialah sikap tenggang rasa dimana seseorang mampu menghargai serta menghormati perbedaan antar manusia. Perilaku terpuji ini sudah sepatutnya dipupuk sejak dini salah satunya memakai sarana pantun toleransi beragama. Lalu seperti apakah pantun yang isinya mencerminkan toleransi antar sesama umat beragama di Indonesia?

Tetap Saudara di Tengah Perbedaan

Satu lagu satu irama

Dalam kelompok paduan suara

Kita memang berbeda agama

Namun semua tetap bersaudara

Pantun ini mengajarkan si kecil mengenai makna perbedaan seharusnya bukan menjadi pemisah atau memicu permusuhan. Sebaliknya, adanya perbedaan bakal menjadikan hidup lebih berwarna.

Kedamaian dan Kerukunan

Bermain boneka di rumah Ani

Habis itu naik sepeda

Alangkah damai hidup ini

Tetap rukun walau berbeda

Hidup di lingkungan yang rukun dan damai tentu menjadi keinginan setiap orang. Akan tetapi, ada kalanya masalah dengan tetangga, termasuk umat beragama lain muncul. Jangan jadikan ini sebagai pemantik kebencian.

Tetap Junjung Tinggi Toleransi

Pagi-pagi sarapan nasi

Lalu petik buah delima

Junjung tinggi toleransi

Dalam keyakinan yang tak sama

Setiap agama mengajarkan kebaikan termasuk bertoleransi demi tercapainya Indonesia damai. Tanpa tenggang rasa maka segalanya akan kacau dan permusuhan pun bakal terjadi di mana-mana.

Indahnya Kemajemukan

Anak cantik digigit nyamuk

Rasa gatalnya bikin susah

Indonesia negeri majemuk

Banyak keyakinan bukan masalah

Pantun toleransi beragama selanjutnya berisi mengenai kemajemukan. Tinggal di negara majemuk dengan berbagai suku, budaya, serta agama menjadikan pola pikir dan sudut pandang kita lebih luas. Didasari bhineka tunggal ika menjadikan semua saling bergandengan, merangkul walau berbeda.

Menjaga Persatuan

Manis segar tape ketan

Tape ketan dimakan Vanya

Jangan rusak persatuan

Aku dan kamu saudara selamanya

Persatuan dan kesatuan bangsa tidak boleh goyah. Sebagai umat beragama yang taat sekaligus warga negara yang baik, pastikan senantiasa menjaga sikap untuk berpikir positif.

Pantun toleransi beragama menjadi cara sederhana guna menumbuhkan perilaku tenggang rasa atau toleransi antar sesama manusia. Kita hidup di Indonesia yang sangat majemuk.

Kendati merupakan negara dengan penduduk mayoritas muslim, namun kita harus menyadari bahwa di Indonesia terdapat pemeluk agama lain yang juga merupakan warga negara Indonesia seperti agama Budha, Kristen Protestan, Kristen Katolik, dan Hindu serta kepercayaan lainnya.

Sekian, semoga pantun-pantun ini bermanfaat untuk menjadi media pembelajaran si kecil belajar bertoleransi untuk wujudkan Indonesia dan generasi yang cinta damai. []

Tags: anakkeluargaPantunparentingPerdamaiantoleransi
Karimah Iffia Rahman

Karimah Iffia Rahman

Alumni Kesehatan Lingkungan Poltekkes Kemenkes Yogyakarta dan Kebijakan Publik SGPP Indonesia. Karya pertamanya yang dibukukan ada pada antologi Menyongsong Society 5.0 dan telah menulis lebih dari 5 buku antologi. Founder Ibuku Content Creator (ICC) dan menulis di Iffiarahman.com. Terbuka untuk menerima kerja sama dan korespondensi melalui iffiarahman@gmail.com.

Terkait Posts

Najwa Shihab dan Ibrahim

Najwa Shihab dan Ibrahim: Teladan Kesetaraan dalam Pernikahan

26 Mei 2025
Program KB

KB: Ikhtiar Manusia, Tawakal kepada Allah

23 Mei 2025
Alat KB

Dalil Agama Soal Kebolehan Alat KB

22 Mei 2025
Kekerasan Seksual Sedarah

Menolak Sunyi: Kekerasan Seksual Sedarah dan Tanggung Jawab Kita Bersama

19 Mei 2025
Keberhasilan Anak

Keberhasilan Anak Bukan Ajang Untuk Merendahkan Orang Tua

17 Mei 2025
Pendidikan Seks

Pendidikan Seks bagi Remaja adalah Niscaya, Bagaimana Mubadalah Bicara?

14 Mei 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Hari Raya Iduladha

    Refleksi Hari Raya Iduladha: Setiap Kita Adalah Ibrahim, Setiap Ibrahim punya Ismail

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Menolak Lupa, Tragedi Sejarah Kekerasan terhadap Perempuan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kartu Penyandang Disabilitas (KPD), Ahlan wa Sahlan! 

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • KDRT Kejahatan yang Menodai Harkat dan Martabat Kemanusiaan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Bagaimana Sikap Masyarakat Jika Terjadi KDRT?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Perempuan yang Terlupakan di Balik Ritual Agung Haji
  • Menyemai Kasih Melalui Kitab Hadis Karya Kang Faqih
  • Islam dan Kemanusiaan
  • Refleksi Hari Raya Iduladha: Setiap Kita Adalah Ibrahim, Setiap Ibrahim punya Ismail
  • Prinsip Keadilan Sosial dalam Ajaran Islam

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID