Penggambaran Yamato dalam anime One Piece sukses menumbangkan stereotip yang selama ini masyarakat pahami. Yamato berani untuk mendombrak stigma negatif yang selama ini sering melekat pada perempuan
Mubadalah.id – Dalam film anime One Piece episode 982, ada hal yang menarik, yang bisa dijadikan teladan. Misalnya tentang seorang perempuan yang mampu mendobrak strereotip negatif terhadap perempuan.
Perempuan tersebut adalah Yamato. Yamato merupakan perempuan yang memiliki keinginan kuat untuk menjadi seorang yang berani, tangguh dan tidak mudah menyerah.
Keinginan Yamato tersebut terinspirasi dari Oden. Yamato melihat karakter yang dimiliki Oden ini sangat unik, yaitu dia mampu menjadi seorang pemimpin yang bijak, hebat, berani dan kuat. Dengan begitu, walaupun Yamato terlahir sebagai perempuan ia sangat menginginkan hidupnya bisa berdaya seperti Oden.
Namun, keinginan Yamato tersebut sangat dibenci oleh ayahnya. Akan tetapi kebencian ayahnya tersebut tidak membuat Yamato menyerah.
Yamato secara diam-diam terus melatih diri supaya bisa menirukan sifat-sifat yang dimiliki Oden tersebut. Karena ia meyakini bahwa perempuan pun boleh menjadi manusia berdaya, kuat, berani dan menjadi pemimpin yang bijak.
Hingga akhirnya, Yamato bisa meraih apa yang ia inginkan, yaitu menjadi perempuan yang berani dan menjadi pemimpin yang bijak. Yamato juga mampu membuktikan kepada ayahnya, bahwa perempuan juga memiliki kemampuan yang sama dengan laki-laki.
Realitas Kehidupan
Kisah kegigihan Yamato untuk berjuang seorang pemimpin yang bijak ini rupanya saya temukan juga di dalam lingkungan kehidupan saya.
Perempuan tersebut adalah Putri (nama samaran). Putri merupakan salah satu teman saya, ia kerap kali mendapatkan stigma negatif dari masyarakat sekitar karena sifatnya yang maskulin (berani, gagah dan keras kepala). Bahkan orang tuanya pun merasa aneh dan sedih dengan sikap tomboy yang Putri miliki.
Padahal, dengan sifatnya yang berani tersebut Putri seringkali membela teman-temannya yang mengalami bullying. Tapi, karena sebagian orang menganggapnya aneh, Putri seringkali menjadi bahan gosip oleh tetangga dan teman-teman bahwa Putri ini hidup dalam tubuh yang salah. Hal ini juga membuat orang tuanya untuk melakukan operasi kelamin terhadap Putri.
Melihat dua realitas ini, saya rasa penting sekali untuk terus menyampaikan bahwa feminim dan maskulin itu bukan menjadi kodrat seseorang, melainkan feminim dan maskulin itu termasuk pada gender.
Gender seperti yang Ibu Nurul sampaikan dalam Mata Kuliah Studi Gender adalah karakteristik maskulin dan feminim yang seseorang miliki dalam konteks kultural dan sosial, yang mangacu pada perilaku, sifat, dan sikap. Dengan begitu gender ini bisa diperankan oleh siapapun dan bisa berubah kapan pun dan di manapun.
Sejalan dengan itu, Prof. Dr. Nur Arfiyah Febriani, MA juga menyampaikan dalam musyawarah keagamaan KUPI yang mengusung tema “The Role of Indonesian Women Ulama in the Qur’anic Eco-Gender : From Analysis to Environmental Conservation Action” bahwa di dalam Al-Qur’an perempuan dan laki-laki memiliki sifat karakter feminin dan maskulin, di mana kedua sifat ini masing-masing memiliki sifat positif dan negatif.
Dengan begitu, jelaslah bahwa sifat feminim dan maskulin ini ada di setiap manusia. Dan setiap manusia berhak untuk menunjukan sifat-sifat tersebut dalam keadaan apapun.
Yamato Patahkan Stereotip Gender
Penggambaran Yamato dalam anime One Piece sukses menumbangkan stereotip yang selama ini masyarakat pahami. Yamato berani untuk mendombrak stigma negatif yang selama ini sering melekat pada perempuan. Ia tidak menyerah untuk belajar menjadi perempuan yang berani dan kuat, sekalipun ayahnya sangat membencinya.
Selain itu, saya juga melihat bahwa karakter Yamato itu sangat unik. Di saat masyarakat umum meyakini bahwa perempuan harus selalu nurut pada ayahnya, Yamato justru mengajarkan bahwa anak perempuan pun punya hak untuk menentukan pilihan hidupnya, bahkan soal meneladani kehidupan orang lain.
Hal penting dan patut kita teladani dari kisah Yamato dan Putri adalah keberanian untuk melakukan hal-hal yang ia inginkan tanpa mempersoalkan apa gendernya. []