• Login
  • Register
Jumat, 4 Juli 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom Publik

Haruskah Membuat Resolusi Tahun Baru?

Tak ada yang salah dengan resolusi tahun baru, selama hal tersebut membawa diri pada perubahan yang lebih baik

Belva Rosidea Belva Rosidea
30/12/2022
in Publik
1
Resolusi Tahun Baru

Resolusi Tahun Baru

439
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Tak terasa 2022 akan berakhir dalam hitungan hari. Tahun baru 2023 sudah nampak di depan mata, dan hal yang akrab terjadi tiap pergantian tahun baru adalah adanya resolusi terhadap diri yang menyertainya.

Memang tak semua orang membuat resolusi tahun  baru. Namun beberapa tahun ke belakang hal ini semakin banyak dilakukan orang-orang seolah menjadi trend tersendiri. Sebab adanya keyakinan bahwa resolusi yang kita buat akan menjadi doa dan akan cenderung menjadi kenyataan.

Tak ada yang salah dengan resolusi tahun baru selama hal tersebut membawa diri pada perubahan yang lebih baik, lalu bagaimana awal mula resolusi tahun baru ini ada?

Sejarah Resolusi Tahun Baru

Berdasarkan sejarah, resolusi bermula dari Babilonia sekitar 4000 tahun yang lalu. Orang-orang Babilonia mengadakan festival keagamaan untuk menyambut tahun baru di Bulan Maret yang dikenal dengan nama ‘Akitu’. Dalam festival tersebut, mereka membuat janji kepada para dewa untuk membayar hutang dan mengembalikan barang-barang yang mereka pinjam.

Apabila orang Babilonia menepati janji, maka dewa akan memberikan kebaikan kepada mereka untuk tahun yang akan datang. Sebaliknya jika mereka tidak menepati janji, maka mereka tidak akan para dewa sukai. Janji-janji inilah yang dianggap sebagai cikal bakal resolusi tahun baru.

Baca Juga:

Benarkah Feminisme di Indonesia Berasal dari Barat dan Bertentangan dengan Islam?

Kisah Ibunda Hajar dan Sarah dalam Dialog Feminis Antar Agama

Menilik Relasi Al-Qur’an dengan Noble Silence Pada Ayat-ayat Shirah Nabawiyah Tokoh Perempuan (Part 3)

Siti Hajar dan Kritik atas Sejarah yang Meminggirkan Perempuan

Hal serupa juga terjadi di Romawi Kuno sekitar tahun 46 SM. Ketika Kaisar Julius pertama kali menerapkan 1 Januari sebagai awal tahun baru. Di mana bulan ini memiliki arti khusus bagi Orang Romawi. Karena mereka ambil dari nama Dewa Janus. Yakni Dewa yang dapat melihat ke tahun-tahun belakang atau yang sudah berlalu dan tahun-tahun yang akan datang atau masa depan.

Orang Romawi kemudian merayakan Tahun Baru dengan mempersembahkan korban kepada Dewa Janus dan membuat janji untuk berperilaku baik di tahun yang akan datang. Janji inilah yang dianggap pula sebagai awal mula resolusi tahun baru. Lalu, perlukah membuat resolusi tahun 2023 ini?

Janji untuk Diri Sendiri

Berdasarkan Dictionary Cambridge, resolusi ini adalah janji yang dibuat pada diri sendiri untuk mulai melakukan sesuatu yang baik. Atau berhenti melakukan sesuatu yang buruk mulai dari hari pertama di tahun baru. Menurut ahli psikologi, Bahril Hidayat, M. Psi., beliau menjelaskan pentingnya melakukan resolusi diri untuk setiap individu. Tujuannya agar mereka mampu secara terus menerus mengevaluasi aspek-aspek dalam diri. Seperti, emosi dan pikiran.

Dengan membuat resolusi, seringkali individu mengacu pada konsep self-perception. Yakni resolusi tersebut akan menjadi tools bagi individu untuk melakukan evaluasi dan menjadi tolak ukur aktualisasi diri setiap individu dalam meraih hal-hal yang telah ia konsepkan di dalam resolusi.

Persepsi sendiri merupakan proses pemahaman atau pemberian makna atas suatu informasi terhadap stimulus. Di mana ia dapatkan melalui proses penginderaan terhadap objek, peristiwa, atau hubungan-hubungan antar gejala yang otak proses. Sehingga dengan memiliki resolusi, harapannya seorang akan lebih mudah mencapai apa yang ia inginkan. Karena akan lebih mudah memetakan tujuan, mempunyai dorongan dan target, serta kemudahan evaluasi diri.

Kebutuhan agar Berkembang Lebih Baik

Ahli psikolog dari UGM, Tri Hayuning Tyas, S.Psi., M.A., Psikolog, mengatakan bahwa penetapan tujuan awal tahun atau resolusi awal tahun menjadi wajar bagi setiap orang melakukannya. Mengingat pada dasarnya manusia memiliki kebutuhan untuk terus berkembang lebih baik dalam mengaktualisasikan diri.

Hasil penelitian lain oleh Norcross dkk., menunjukkan bahwa prediktor keberhasilan pencapaian resolusi awal tahun adalah keyakinan atas kemampuan mencapai keberhasilan/efikasi diri. Yaitu keterampilan untuk melakukan perubahan, dan kesiapan untuk berubah. Selain itu, keberhasilan tercapainya resolusi ini melibatkan proses kognitif-behavioral,  tidak banyak menyalahkan diri sendiri, dan adanya harapan.

Meski demikian, tak semua orang yang memiliki resolusi berhasil mewujudkan semuanya. Atau dengan kata lain mereka telah ‘gagal’. Berdasarkan studi Oscarsan dkk (2020), sekitar 55% partisipan yang dengan sengaja membuat resolusi tahun baru berhasil mencapai apa yang menjadi resolusinya. Sementara 45% lainnya tidak berhasil.

Sedangkan hasil penelitian serupa dari University of Scranton yang kemudian Statistic Brain  kumpulkan menunjukkan bahwa hanya 8% orang yang bisa memenuhi resolusi yang mereka buat. Ada banyak faktor penyebab gagal terwujudnya resolusi yang telah mereka tetapkan di awal tahun tersebut. Salah satu yang paling sering terjadi adalah karena adanya kebiasaan menunda.

Banyak di antara kita yang tanpa sadar kerapkali memanjakan diri. Alih-alih memaafkan diri dengan kalimat ‘mulai besok aja deh’ dalam hal apapun entah untuk memulai olahraga, diet makanan sehat, belajar, dll. Gagalnya resolusi yang telah kita tetapkan adalah karena si pembuatnya hanya fokus ‘membuat’ dan ‘menetapkan’. Namun lupa bahwa yang terpenting dari terwujudnya itu semua adalah ‘memulai’. Alih-alih menunggu tahun baru, yuk kita ‘mulai’ semua hal baik dari sekarang. []

Tags: 2023Baru BaruduniaResolusisejarahSelamat Tahun Baru
Belva Rosidea

Belva Rosidea

General Dentist

Terkait Posts

Isu Iklim

Komitmen Disabilitas untuk Isu Iklim

3 Juli 2025
KB sebagai

Merencanakan Anak, Merawat Kemanusiaan: KB sebagai Tanggung Jawab Bersama

3 Juli 2025
Poligami atas

Bisnis Mentoring Poligami: Menjual Narasi Patriarkis atas Nama Agama

3 Juli 2025
Konten Kesedihan

Fokus Potensi, Difabel Bukan Objek Konten Kesedihan!

3 Juli 2025
SAK

Melihat Lebih Dekat Nilai Kesetaraan Gender dalam Ibadah Umat Hindu: Refleksi dari SAK Ke-2

2 Juli 2025
Wahabi Lingkungan

Ironi: Aktivis Lingkungan Dicap Wahabi Lingkungan Sementara Kerusakan Lingkungan Merajalela

2 Juli 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Konten Kesedihan

    Fokus Potensi, Difabel Bukan Objek Konten Kesedihan!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ketika Istilah Marital Rape Masih Dianggap Tabu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Mengapa Perceraian Begitu Mudah untuk Suami?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Meninjau Ulang Cara Pandang terhadap Orang yang Berbeda Keyakinan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Bisnis Mentoring Poligami: Menjual Narasi Patriarkis atas Nama Agama

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Komitmen Disabilitas untuk Isu Iklim
  • Merencanakan Anak, Merawat Kemanusiaan: KB sebagai Tanggung Jawab Bersama
  • Kisah Jun-hee dalam Serial Squid Game dan Realitas Perempuan dalam Relasi yang Tidak Setara
  • Bisnis Mentoring Poligami: Menjual Narasi Patriarkis atas Nama Agama
  • Laki-laki Juga Bisa Jadi Penjaga Ruang Aman di Dunia Digital

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID