• Login
  • Register
Selasa, 1 Juli 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom Publik

Perawi dan Pengajar Hadis Perempuan

Lailatul Fitriyah Lailatul Fitriyah
28/06/2019
in Publik
0
pengajar hadis perempuan

Perempuan asal Jember ini adalah kandidat Doktor di bidang Gereja Global & Agama-Agama Dunia di University of Notre Dame, Indiana, U.S.A. Ia juga memegang gelar Master of Arts di bidang Perdamaian Internasional dari universitas yang sama.

65
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Tidak ada larangan dalam Islam bagi perempuan untuk meriwayatkan dan mengajarkan hadis. Perawi dan pengajar hadis perempuan dapat ditemui dari abad pertama Islam, akhir 7 Masehi-abad ke 16 Masehi dimana jumlah mereka menurun.

Jumlah perawi dan pengajar hadis perempuan naik-turun sesuai dengan dinamika sejarahnya. Dari akhir abad ke-7 hingga akhir abad ke-8 jumlah mereka sangat banyak, karena perawi hadis langsung dari Nabi terdiri dari laki-laki dan perempuan dalam komunitasnya.

Abad 9-pertengahan abad 10 Masehi, jumlah mereka menurun karena dua faktor: hadis mulai ditulis (tidak hanya dihapal) dan banyak dari perempuan itu yang tidak bisa menulis, dan meriwayatkan hadis menjadi profesi yang menuntut adanya perjalanan (rihla) dan banyak dari perempuan tersebut yang dilarang untuk melakukannya.

Pada pertengahan abad 11 Masehi, jumlah perawi dan pengajar hadis perempuan meningkat karena banyak perempuan elit kaya-raya yang memiliki waktu dan modal untuk belajar soal hadis dan kemudian mengajarkannya.

Peningkatan tersebut mencapai puncaknya di abad 13-16 Masehi yang disebabkan oleh memuncaknya ajaran-ajaran tradisionalis yang disebarkan oleh keluarga-keluarga ulama terkemuka yang kemudian melatih putri-putrinya untuk menjadi pewaris ajarannya.

Baca Juga:

Nyai Khoiriyah Hasyim: Pelopor Pendidikan Bagi kaum Perempuan

Di hadapan Ribuan Jamaah Salat Tarawih di Masjid Istiqlal, Nyai Badriyah Jelaskan Peran Perempuan dalam Sejarah Islam

Membincangkan Sejarah Muslim Tionghoa dalam Penyebaran Islam di Nusantara

Teungku Fakinah Ulama Perempuan dan Panglima Perang

Dengan kata lain, di abad-abad tersebut dunia Islam tak ubahnya seperti situasi jaringan pesantren-pesantren di Jawa dan luar Jawa saat ini, dimana keluarga-keluarga ulama memproduksi ‘alim generasi berikutnya. Bedanya adalah, di abad 13-16 lumrah bagi para ulama untuk mewariskan kepemimpinan kepada putri-putri mereka.

Abad-abad setelah abad ke-16 Masehi, jumlah perawi dan pengajar perempuan menurun drastis karena konteks keilmuan Islam yang semakin patriarkal, dan banyak perempuan yang memilih untuk menjadi sufi dibanding menjadi ahli hadis.

Dari tren tersebut dapat disimpulkan bahwa: Pertama, Nabi tidak memandang jenis kelamin dalam mendistribusikan keilmuan beliau. Kedua, jumlah ulama perempuan menurun bukan karena perempuan tak mampu, melainkan karena adanya faktor-faktor struktural-patriarkal yang menghalangi pergerakan mereka.

Lalu bagaimana bisa terdapat hadis-hadis misoginis?

Hadis-hadis misoginis merupakan produk dari situasi di zamannya yang menempatkan patriarki sebagai norma kehidupan. Di sisi lain, para perempuan perawi hadis juga merupakan produk di jamannya yang sedikit-banyak menerima dominasi patriarki.[]

Tags: Hadis MisoginisPerempuan di Sejarah islamSejarah Islam
Lailatul Fitriyah

Lailatul Fitriyah

Perempuan asal Jember ini adalah kandidat Doktor di bidang Gereja Global & Agama-Agama Dunia di University of Notre Dame, Indiana, U.S.A. Ia juga memegang gelar Master of Arts di bidang Perdamaian Internasional dari universitas yang sama.

Terkait Posts

Pacaran

Kekerasan dalam Pacaran Makin Marak: Sudah Saatnya Perempuan Selektif Memilih Pasangan!

30 Juni 2025
Pisangan Ciputat

Bukan Lagi Pinggir Kota yang Sejuk: Pisangan Ciputat dalam Krisis Lingkungan

30 Juni 2025
Kesetaraan Disabilitas

Ikhtiar Menyuarakan Kesetaraan Disabilitas

30 Juni 2025
Feminisme di Indonesia

Benarkah Feminisme di Indonesia Berasal dari Barat dan Bertentangan dengan Islam?

28 Juni 2025
Wahabi Lingkungan

Wahabi Lingkungan, Kontroversi yang Mengubah Wajah Perlindungan Alam di Indonesia?

28 Juni 2025
Patung Molly Malone

Ketika Patung Molly Malone Pun Jadi Korban Pelecehan

27 Juni 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Toxic Positivity

    Melampaui Toxic Positivity, Merawat Diri dengan Realistis Ala Judith Herman

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Women as The Second Choice: Perempuan Sebagai Subyek Utuh, Mengapa Hanya Menjadi Opsi?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ikhtiar Menyuarakan Kesetaraan Disabilitas

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Bukan Lagi Pinggir Kota yang Sejuk: Pisangan Ciputat dalam Krisis Lingkungan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kekerasan dalam Pacaran Makin Marak: Sudah Saatnya Perempuan Selektif Memilih Pasangan!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Menjaga Pluralisme Indonesia dari Paham Wahabi
  • Taman Eden yang Diciptakan Baik Adanya: Relasi Setara antara Manusia dan Alam dalam Kitab Kejadian
  • Kekerasan dalam Pacaran Makin Marak: Sudah Saatnya Perempuan Selektif Memilih Pasangan!
  • Melampaui Toxic Positivity, Merawat Diri dengan Realistis Ala Judith Herman
  • Bukan Lagi Pinggir Kota yang Sejuk: Pisangan Ciputat dalam Krisis Lingkungan

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID