• Login
  • Register
Sabtu, 5 Juli 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Khazanah Pernak-pernik

Refleksi Akademi Mubadalah Muda 2023 Part I : Identifikasi Gender

Akademi Mubadalah Muda 2023 memberikan saya kesempatan untuk berkembang dan menyebarkan nilai serta semangat sebagai jaringan KUPI Muda

Layyin Lala Layyin Lala
27/07/2023
in Pernak-pernik
0
Akademi Mubadalah Muda 2023

Akademi Mubadalah Muda 2023

1k
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Saya masih ingat sekali ketika flyer Akademi Mubadalah Muda 2023 sudah terunggah di laman akun Instagram Mubadalah. Waktu itu, saya buru-buru untuk menuliskan notes bahwa kegiatan ini akan menjadi prioritas untuk dicapai dengan berselawat.

Hampir selama sebulan, saya berselawat dengan harapan agar berkahnya selawat dapat mengantarkan saya untuk menimba ilmu secara langsung dengan para Ulama’ KUPI. Sungguh sebuah kesempatan yang sangat berharga, ketika saya dapat bertemu dengan teman-teman akademi dari penjuru nusantara dengan latar belakang yang beragam.

Perjalanan Malang-Cirebon 700 KM

Ini merupakan perjalanan kali kedua jarak jauh setelah pandemi Covid-19. Perjalanan dari Jawa Timur ke Jawa Barat menghabiskan waktu sekitar 10 jam. Sungguh waktu yang membosankan selama berada di kereta. Keberangkatan ke Cirebon kali ini diniatkan untuk menuntut ilmu dan ziyarah kepada keluarga leluhur. Tentu niat menjadi hal yang sangat penting, agar memperoleh hasil belajar yang maksimal.

Selama di kereta, saya merasakan demam, menggigil, dan perih pada bagian perut karena asam lambung yang kambuh. Saya memutuskan untuk berselawat dan berzikir sebagai ikhtiar untuk sehat. Hal ini menjadi doa dan langkah preventif agar saya tidak nge-drop dalam perjalanan.

Alhamdulillah, ada salah seorang kakak tingkat kampus saya yang menjadi partner saya selama kegiatan AMM 23. Kami berangkat dari Stasiun Kota Baru Malang dan mengakhiri perjalanan di Stasiun Cirebon dengan jarak tempuh kurang lebih 700Km.

Baca Juga:

Berjalan Bersama, Menafsir Bersama: Epistemic Partnership dalam Tubuh Gerakan KUPI

Ikhtiar Menyuarakan Kesetaraan Disabilitas

Fiqh Al-Usrah Menjembatani Teks Keislaman Klasik dan Realitas Kehidupan

Fiqh Al Usrah: Menemukan Sepotong Puzzle yang Hilang dalam Kajian Fiqh Kontemporer

Akademi Mubadalah Muda Hari Pertama

Di hari pertama, saya dan teman saya baru tiba di Hotel Santika sekitar jam 12 siang setelah sebelumnya menginap di rumah Oma. Beberapa menit kemudian, ada banyak teman-teman akademi yang berdatangan. Saya berkenalan dengan satu sama lain. Sempat terbesit rasa insecure karena teman-teman akademi ada yang berprofesi sebagai dosen, sedang menjalankan studi S3, hingga penulis yang karyanya sudah banyak bersliweran di media publikasi.

Tapi, rasa insecure itu tidak saya rasakan berlama-lama, karena saya merasa bersyukur dan senang ketika saya menjadi anggota termuda yang mengikuti kegiatan Akademi Mubadalah Muda ini. Beberapa teman-teman akademi ada yang sedikit terkejut ketika saya mengaku sedang studi di semester 4 dan masih berumur dua puluhan.

Tidak lama setelah kami saling berkenalan, masuklah Kiai Faqih pada aula linggarjati 2. Kami para peserta akademi buru-buru berebut dan mengantre salaman kepada beliau. Beliau menyapa kami dengan ekspresi yang bahagia dan ramah menyambut peserta yang datang. Beliau mempersilahkan kami untuk segera menyantap hidangan makan siang di restoran hotel.

Akademi Mubadalah Muda 2023 menjadi event pelatihan kepenulisan terlama yang saya ikuti. Biasanya, saya hanya mengikuti kegiatan serupa sekitar dua hingga tiga hari. Namun, AMM memberikan fasilitas belajar selama lima hari berturut-turut. Ibu Pimred Mubadalah, Kak Zahra Amin beserta dengan pengurus Media Mubadalah membuka kegiatan AMM dengan kegiatan perkenalan, ice breaking, hingga menuliskan harapan.

Ibu Dr. Iklilah Muzayyanah : Identifikasi Isu Gender dalam Konteks Kehidupan Sosial

Pemateri pertama merupakan Ibu Iklilah dengan membawakan tema konsep dasar gender. Ini menjadi pertemuan kedua saya dengan beliau setelah kegiatan Kongres Ulama Perempuan Indonesia 2 di Pesantren Hasyim Asy’ari, Bangsri, Jepara, pada bulan November 2022 lalu. Bu Iklilah membawakan materi konsep gender dengan bahasa yang mudah untuk dipahami.

Sebelumnya, beliau meminta kami untuk menuliskan satu pertanyaan apapun mengenai konsep gender. Kertas pertanyaan yang kami isikan kemudian menukarkan kepada peserta lain. Saya masih ingat sekali pertanyaan yang saya dapatkan dari teman-teman akademi. Waktu itu pertanyannya berupa, “Apa perbedaan gender, feminisme, dan Mubadalah?”. Masing-masing dari kami menjawab pertanyaan tersebut sesuai dengan kemampuan kami.

Bu Iklilah mengantarkan kami pada konsep dasar gender dan isu gender dalam kehidupan sosial. Beliau menjelaskan, bahwa gender merupakan konstruksi oleh masyarakat terhadap nilai dan pandangan dan menjadi pensifatan terhadap jenis kelamin.

Misalnya dalam kontruksi masyarakat kita saat ini, pensifatan laki-laki dikenal dengan sebutan ‘maskulin’ (untuk sifat-sifat seperti gagah, tegas, berani), laki-laki sering berperan sebagai pekerja di ranah publik dan melakukan kegiatan produksi (menghasilkan pendapatan).

Pensifatan perempuan dalam konstruksi masyarakat kita lebih dikenal dengan sebutan ‘feminin’ (untuk sifat-sifat seperti rapih, teliti, harum), perempuan dianggap sebagai pekerja domestik (dalam ruang lingkup pekerjaan rumah tangga), dan berperan pada kegiatan reproduksi (tanpa menghasilkan pendapatan).

Kami belajar untuk menghilangkan batasan-batasan dan menganalisis mengenai apa dampak dan hasilnya ketika perempuan dan laki-laki bisa memilih indikator-indikator mengenai gender. Misalnya, kami memiliki kesempatan untuk menilai apa hal yang dikhawatirkan oleh masyarakat kita? Perempuan maskulin atau laki-laki feminin?

Kemudian, kami diajak untuk menganalisis. Bagaimana peran laki-laki yang bekerja pada bidang domestik dan perempuan yang bekerja pada bidang publik? Pada sesi materi pertama ini, kami belajar untuk mengenal, memahami, dan menganalisis terkait konsep dasar dan isu gender.

Refleksi AMM 23 Hari Pertama

Selama hari pertama, saya merasakan banyak hal untuk disyukuri. Terutama ketika bertemu dengan teman-teman kademi dari berbagai penjuru wilayah nusantara. Kami dapat mempererat ukhuwah islamiyah, menambah jaringan, dan menambah pengalaman kami dalam menulis.

Penjelasan Konsep dasar gender oleh Bu Iklilah membawa saya untuk dapat memikirkan problematika kehidupan sehari-hari dengan perspektif feminis dan mempertimbangkan pengalaman biologis perempuan. Menguatkan analisis perspektif feminis, dapat meningkatkan awareness mengenai kesetaraan dan keadilan gender.

Akademi Mubadalah Muda 2023 memberikan saya kesempatan untuk berkembang dan menyebarkan nilai serta semangat sebagai jaringan KUPI Muda. []

 

 

Tags: Akademi Mubadalah Muda 2023GenderJaringan KUPI MudakeadilanKesetaraanperspektif mubadalahTrilogi Fatwa KUPI
Layyin Lala

Layyin Lala

Khadimah Eco-Peace Indonesia and Currently Student of Brawijaya University.

Terkait Posts

Bekerja dalam islam

Islam Memuliakan Orang yang Bekerja

5 Juli 2025
Kholidin

Kholidin, Disabilitas, dan Emas : Satu Tangan Seribu Panah

5 Juli 2025
Sekolah Tumbuh

Belajar Inklusi dari Sekolah Tumbuh: Semua Anak Berhak Untuk Tumbuh

4 Juli 2025
Oligarki

Islam Melawan Oligarki: Pelajaran dari Dakwah Nabi

4 Juli 2025
Islam Harus

Mengapa Islam Harus Membela Kaum Lemah?

3 Juli 2025
Laki-laki dan Perempuan dalam fikih

Hak dan Kewajiban Laki-laki dan Perempuan dalam Fikih: Siapa yang Diuntungkan?

3 Juli 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Gerakan KUPI

    Berjalan Bersama, Menafsir Bersama: Epistemic Partnership dalam Tubuh Gerakan KUPI

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Belajar Inklusi dari Sekolah Tumbuh: Semua Anak Berhak Untuk Tumbuh

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Rumah Tak Lagi Aman? Ini 3 Cara Orang Tua Mencegah Kekerasan Seksual pada Anak

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Pesan Pram Melalui Perawan Remaja dalam Cengkeraman Militer

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tahun Baru Hijriyah: Saatnya Introspeksi dan Menata Niat

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Islam Memuliakan Orang yang Bekerja
  • Kholidin, Disabilitas, dan Emas : Satu Tangan Seribu Panah
  • ISIF akan Gelar Halaqoh Nasional, Bongkar Ulang Sejarah Ulama Perempuan Indonesia
  • Ahmad Dhani dan Microaggression Verbal pada Mantan Pasangan
  • Siapa Pemimpin dalam Keluarga?

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID