Mubadalah.id – Kecerdasan emosional merupakan aspek dalam diri manusia yang sangat berguna dalam memahami diri, berinteraksi dengan oranglain, mengontrol emosi dan sikap memutuskan pilihan. Seseorang dengan kecerdasan emosional yang tinggi tentu memiliki konsep diri yang kuat sehingga tetap tenang ketika menghadapi konflik.
Sedangkan seseorang dengan kecerdasan emosional rendah cenderung akan bersikap agresif ketika menghadapi konflik atau permasalahan baik itu secara personal atau intrapersonal.
Menurut Daniel Golemen seorang pakar ilmu psikologi, ia mengungkapkan bahwa, kecerdasan emosional (EQ) berperan 80% dalam mencapai kesuksesan dan kebahagiaan. Sedangkan IQ hanya berperan 20% dalam mencapai kesuksesan.
Maka, kecerdasan emosional memiliki pengaruh yang besar untuk mencapai kesuksesan dan kebahagiaan. Tentu kesuksesan dan kebahagian ini meliputi aspek kehidupan yang luas, seperti konsep diri yang kuat, karir, keluarga, hubungan sosial masyarakat.
Fenomena Krisis Keluarga dan Hubungan Kecerdasan Emosinal
Beberapa waktu sempat media dihebohkan dengan berita tentang kehidupan selebritis dalam isu perselingkuhan sampai perceraian. Kondisi tersebut adalah beberapa wajah dari bagaimana krisis keluarga bisa terjadi.
Mengutip pendapat Siti Maryam dalam sebuah artikel ilmiah, mengungkapkan bahwa krisis keluarga ini lahir dari sumber-sumber dan strategi adaptif yang tidak efektif dalam memecahkan masalah dan keluarga menjadi kurang berperan dalam mengaplikasikan fungsi ideal keluarga.
Mengapa krisis keluarga memiliki hubungan erat dengan kecerdaan emosional seseorang? Tentu jawaban dari pertanyaan tersebut tidak hanya satu faktor.
Namun dalam konteks hubungan keluarga, manifestasi dari kecerdasan emosional adalah pemahaman citra diri, tanggung jawab, komunikasi interaktif, pengambilan keputusan dan strategi coping (strategi melepaskan stress) serta pemecahan solusi dalam permasalahan keluarga.
Hal ini mengingatkan saya, ketika ada seorang tokoh pembicara seminar mengungkapkan bahwa “ayah dan ibu yang tidak sukses dalam mendidik anak adalah mereka yang belum selesai pada dirinya sendiri”. Dengan demikian begitu erat kaitannya kecerdasan emosional dengan kebahagaiaan dalam sebuah keluarga.
Mengapa Perlu Memilih Pasangan yang secara Cerdas Emosional?
Seperti yang telah saya utarakan di awal pembahasan, bahwa kecerdasan emosional mempengaruhi keberhasilan dan kebahagiaan seseorang dalam mengarungi hidup. Pun demikian dalam kehidupan keluarga.
Maka, kecerdasan emosional juga dapat menjadi salah satu kriteria dalam memilih pasangan. Berikut beberapa alasan mengapa kamu perlu memilih pasangan yang cerdas secara emosioanal:
Pertama, Memiliki konsep diri yang kuat, konsep diri adalah tentang bagaimana seorang individu memandang dirinya. Konsep diri lahir dari pengalaman interaksi sosial yang dilakukan individu, sehingga melahirkan beberapa aspek di antaranya citra diri (bagaimana individu memandang dirinya), aspek afektif (bagaimana individu memiliki self acceptance dalam menerima kekurangan dalam diri) dan penghargaan diri sendiri (self esteem).
Kaitannya dengan memilih pasangan cerdas secara emosional adalah, ia yang cerdas secara emosional tentu memiliki konsep diri yang kuat. Sehingga individu tersebut mampu memahami diri sendiri dengan baik mengenai kelebihan dan kekurangannya.
Kedua, Strategi Coping. Strategi coping menurut King (2020), ialah upaya seseorang untuk mengelola keadaan dan mendorong untuk memecahkan masalah kehidupan dan cara seseorang untuk mengatasi stress.
Reaksi alarm ketika merasakan ancaman dari stress. Setiap individu dapat merespon dengan flight (melarikan diri dari masalah) atau fight (menghadapi masalah dan menyelesaikannya).
Untuk itu, sebelum memutuskan memilih pasangan, pastikan terlebih dahulu strategi coping dan respon ketika calon pasangan menghadapi konflik permasalahan. Dengan demikian begitu penting memilih pasangan yang dapat mengenali strategi coping dengan baik agar ketika menghadapi masalah dapat menemukan solusi.
Ketiga, Memiliki empati. Empati adalah cara seseorang untuk memahami orang lain, baik perasaan, pemikiran, rasa senang dan rasa sedih serta pandangan hidup individu.
Memahami dan merasakan setiap bagian dari emosi dan kognitif oranglain melahirkan “perasaan diterima” dalam sebuah hubungan interaksi pasangan.
Bukankah sangat bahagia ketika kita hidup berdampingan dengan seseorang yang dapat memahami penuh empati atas pemikiran dan perasaan kita? Tentu proses komunikasi dan diskusi yang terjalin akan sangat sehat.
Memiliki Falsafah Hidup Mindfulness
Memiliki cara pandang Mindfulness. Mindfulness adalah cara berfikir dengan penuh makna. Seseorang dengan karakter mindfulness tentu memiliki kesadaran terhadap dimensi waktu, masa lalu, masa kini, dan masa depan.
Seseorang yang memahami demensi waktu berarti menyadari secara penuh bahwa masa lalu adalah bagian dari Pelajaran, masa kini adalah perjuangan dan masa depan adalah harapan.
Di era 5.0 saya rasa banyak sekali orang terjebak pada masa lalu, dan seseorang yang terburu-buru atau cemas akan pada masa depan.
Individu dengan kecerdasan emosional matang tentu akan sangat memahami dimensi waktu yang sedang berjalan. Ia menjadikan dimensi waktu sebagai bagian dari pembelajaran hidup. Bukankah sangat membahagiakan jika kita dapat memiliki pasangan begitu mindful dalam hidup ini?
Dari pemaparan tersebut dapat ditarik benang merahnya bahwa memilih pasangan yang cerdas secara emosional itu sangat penting, karena hal itu berkaitan dengan kesuksesan dan kebahagian dalam mengarungi kehidupan rumah tangga. []