Jumat, 22 Agustus 2025
  • Login
  • Register
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
    Tunas Gusdurian 2025

    TUNAS GUSDURian 2025 Hadirkan Ruang Belajar Pencegahan Kekerasan Seksual di Pesantren hingga Digital Security Training

    Konferensi Pemikiran Gus Dur

    Merawat Warisan Gus Dur: Konferensi Pemikiran Pertama Digelar Bersama TUNAS GUSDURian

    Kenaikan Pajak

    Demokrasi di Titik Nadir: GUSDURian Ingatkan Pemerintah Soal Kenaikan Pajak dan Kebijakan Serampangan

    Musawah Art Collective

    Lawan Pernikahan Anak Lewat Seni: Musawah Art Collective Gelar Trip Exhibition “Breaking the Chain” di Tiga Kota

    Krisis Iklim

    Green Youth Quake: Pemuda NU dan Muhammadiyah Bergerak Lawan Krisis Iklim

    ‘Aisyiyah Bojongsari

    ‘Aisyiyah Bojongsari Rayakan HAN dan Milad ke-108 Lewat Lomba dan Diskusi

    KOPRI

    Buka Perspektif Geopolitik Kader Perempuan, KOPRI Bedah Buku 75 Tahun Indonesia Tiongkok

    Pengelolaan Sampah

    Ulama Perempuan Serukan Pelestarian Alam dan Pengelolaan Sampah Berkelanjutan

    PIT Internasional

    ISIF Buka Kolaborasi Akademik Global Lewat PIT Internasional

  • Kolom
    • All
    • Keluarga
    • Personal
    • Publik
    Uang Panai

    Uang Panai: Stigma Perempuan Bugis, dan Solusi Mubadalah

    Pernikahan Terasa Hambar

    Masih Bersama, Tapi Mengapa Pernikahan Terasa Hambar?

    Menikah

    Menikah atau Menjaga Diri? Menerobos Narasi Lama Demi Masa Depan Remaja

    Hari Kemerdekaan

    Hari Kemerdekaan dan Problem Beragama Kita Hari Ini

    Soimah

    Dear Bude Soimah, Tolong Perlakukan Pasangan Anak Laki-lakimu Sebagaimana Manusia Seutuhnya

    Inklusi Sosial

    Inklusi Sosial Penyandang Disabilitas

    Arti Kemerdekaan

    Arti Kemerdekaan bagi Perempuan

    Dhawuh

    Di Bawah Bayang-bayang Dhawuh Kiai: Bagian Dua

    Di Mana Ruang Aman Perempuan

    Refleksi 80 Tahun Kemerdekaan: Di Mana Ruang Aman Perempuan dan Anak?

  • Khazanah
    • All
    • Hikmah
    • Hukum Syariat
    • Pernak-pernik
    • Sastra
    Nasihat Anak

    Bertahap dalam Memberi Nasihat Kepada Anak

    Sikap Moderat

    Pentingnya Memiliki Sikap Moderat dalam Mengasuh Anak

    Sifat Fleksibel

    Mengapa Orangtua Perlu Sifat Fleksibel dalam Pola Asuh Anak?

    Gus Dur

    Gus Dur Sosok yang Rela Menanggung Luka

    Anak Kritis

    Membiasakan Anak Kritis dan Menghargai Perbedaan Sejak Dini

    Tidak Membedakan Anak

    Orangtua Bijak, Tidak Membedakan Anak karena Jenis Kelaminnya

    Kesetaraan Gender

    Pola Pendidikan Anak Berbasis Kesetaraan Gender

    Peran Orangtua Mendidik Anak

    Peran Orangtua dalam Mendidik Anak menurut Pandangan Islam

    Orangtua Mendidik Anak

    Peran Orangtua dalam Mendidik Anak untuk Generasi Berkualitas

  • Rujukan
    • All
    • Ayat Quran
    • Hadits
    • Metodologi
    • Mubapedia
    Perempuan Fitnah

    Perempuan Fitnah Laki-laki? Menimbang Ulang dalam Perspektif Mubadalah

    Idul Fitri

    Teks Khutbah Idul Fitri 1446 H: Menjadi Insan Bertakwa dan Mewujudkan Masyarakat Berkeadaban di Hari Kemenangan

    Idul Fitri

    Teks Khutbah Idul Fitri 1446 H: Merayakan Kemenangan dengan Syukur, Solidaritas, dan Kepedulian

    Membayar Zakat Fitrah

    Masihkah Kita Membayar Zakat Fitrah dengan Beras 2,5 Kg atau Uang Seharganya?

    Ibu menyusui tidak puasa apa hukumnya?

    Ibu Menyusui Tidak Puasa Apa Hukumnya?

    kerja domestik adalah tanggung jawab suami dan istri

    5 Dalil Kerja Domestik adalah Tanggung Jawab Suami dan Istri

    Menghindari Zina

    Jika Ingin Menghindari Zina, Jangan dengan Pernikahan yang Toxic

    Makna Ghaddul Bashar

    Makna Ghaddul Bashar, Benarkah Menundukkan Mata Secara Fisik?

    Makna Isti'faf

    Makna Isti’faf, Benarkah hanya Menjauhi Zina?

  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
    Tunas Gusdurian 2025

    TUNAS GUSDURian 2025 Hadirkan Ruang Belajar Pencegahan Kekerasan Seksual di Pesantren hingga Digital Security Training

    Konferensi Pemikiran Gus Dur

    Merawat Warisan Gus Dur: Konferensi Pemikiran Pertama Digelar Bersama TUNAS GUSDURian

    Kenaikan Pajak

    Demokrasi di Titik Nadir: GUSDURian Ingatkan Pemerintah Soal Kenaikan Pajak dan Kebijakan Serampangan

    Musawah Art Collective

    Lawan Pernikahan Anak Lewat Seni: Musawah Art Collective Gelar Trip Exhibition “Breaking the Chain” di Tiga Kota

    Krisis Iklim

    Green Youth Quake: Pemuda NU dan Muhammadiyah Bergerak Lawan Krisis Iklim

    ‘Aisyiyah Bojongsari

    ‘Aisyiyah Bojongsari Rayakan HAN dan Milad ke-108 Lewat Lomba dan Diskusi

    KOPRI

    Buka Perspektif Geopolitik Kader Perempuan, KOPRI Bedah Buku 75 Tahun Indonesia Tiongkok

    Pengelolaan Sampah

    Ulama Perempuan Serukan Pelestarian Alam dan Pengelolaan Sampah Berkelanjutan

    PIT Internasional

    ISIF Buka Kolaborasi Akademik Global Lewat PIT Internasional

  • Kolom
    • All
    • Keluarga
    • Personal
    • Publik
    Uang Panai

    Uang Panai: Stigma Perempuan Bugis, dan Solusi Mubadalah

    Pernikahan Terasa Hambar

    Masih Bersama, Tapi Mengapa Pernikahan Terasa Hambar?

    Menikah

    Menikah atau Menjaga Diri? Menerobos Narasi Lama Demi Masa Depan Remaja

    Hari Kemerdekaan

    Hari Kemerdekaan dan Problem Beragama Kita Hari Ini

    Soimah

    Dear Bude Soimah, Tolong Perlakukan Pasangan Anak Laki-lakimu Sebagaimana Manusia Seutuhnya

    Inklusi Sosial

    Inklusi Sosial Penyandang Disabilitas

    Arti Kemerdekaan

    Arti Kemerdekaan bagi Perempuan

    Dhawuh

    Di Bawah Bayang-bayang Dhawuh Kiai: Bagian Dua

    Di Mana Ruang Aman Perempuan

    Refleksi 80 Tahun Kemerdekaan: Di Mana Ruang Aman Perempuan dan Anak?

  • Khazanah
    • All
    • Hikmah
    • Hukum Syariat
    • Pernak-pernik
    • Sastra
    Nasihat Anak

    Bertahap dalam Memberi Nasihat Kepada Anak

    Sikap Moderat

    Pentingnya Memiliki Sikap Moderat dalam Mengasuh Anak

    Sifat Fleksibel

    Mengapa Orangtua Perlu Sifat Fleksibel dalam Pola Asuh Anak?

    Gus Dur

    Gus Dur Sosok yang Rela Menanggung Luka

    Anak Kritis

    Membiasakan Anak Kritis dan Menghargai Perbedaan Sejak Dini

    Tidak Membedakan Anak

    Orangtua Bijak, Tidak Membedakan Anak karena Jenis Kelaminnya

    Kesetaraan Gender

    Pola Pendidikan Anak Berbasis Kesetaraan Gender

    Peran Orangtua Mendidik Anak

    Peran Orangtua dalam Mendidik Anak menurut Pandangan Islam

    Orangtua Mendidik Anak

    Peran Orangtua dalam Mendidik Anak untuk Generasi Berkualitas

  • Rujukan
    • All
    • Ayat Quran
    • Hadits
    • Metodologi
    • Mubapedia
    Perempuan Fitnah

    Perempuan Fitnah Laki-laki? Menimbang Ulang dalam Perspektif Mubadalah

    Idul Fitri

    Teks Khutbah Idul Fitri 1446 H: Menjadi Insan Bertakwa dan Mewujudkan Masyarakat Berkeadaban di Hari Kemenangan

    Idul Fitri

    Teks Khutbah Idul Fitri 1446 H: Merayakan Kemenangan dengan Syukur, Solidaritas, dan Kepedulian

    Membayar Zakat Fitrah

    Masihkah Kita Membayar Zakat Fitrah dengan Beras 2,5 Kg atau Uang Seharganya?

    Ibu menyusui tidak puasa apa hukumnya?

    Ibu Menyusui Tidak Puasa Apa Hukumnya?

    kerja domestik adalah tanggung jawab suami dan istri

    5 Dalil Kerja Domestik adalah Tanggung Jawab Suami dan Istri

    Menghindari Zina

    Jika Ingin Menghindari Zina, Jangan dengan Pernikahan yang Toxic

    Makna Ghaddul Bashar

    Makna Ghaddul Bashar, Benarkah Menundukkan Mata Secara Fisik?

    Makna Isti'faf

    Makna Isti’faf, Benarkah hanya Menjauhi Zina?

  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Rujukan Ayat Quran

Tafsir Bismilah dari Perspektif Mubadalah

Faqih Abdul Kodir Faqih Abdul Kodir
6 Desember 2022
in Ayat Quran
0
Bismillah dari Perspektif Mubadalah

Kalgrafi Bismilah (sumber: kindpng.com)

590
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Bagaimana menjawab pertanyaan jika ditanya tentang tafsir bismillah dari perspektif mubadalah? Bismillahirrahmanirrahim biasa disebut kalimat Basmalah, atau dikenal di Indonesia sebagai Bismillah. Ia termasuk kalimat yang paling banyak diucapkan umat Islam. Pada momen-momen ritual seperti shalat, kegiatan sosial, maupun kebiasan individual sehari-hari. Jika kita asumsikan hanya 5% dari jumlah total umat Islam Indonesia yang taat secara ritual, Bismilah bisa dibaca sebanyak 250 juta kali dalam sehari. Di seluruh dunia, sebanyak 1,7 miliar kali diucapkan dalam sehari, jika hanya 2% saja dari jumlah total umat Islam dunia yang taat ritual.

Lafaz Bismillah dalam Al-QUran

Bismilah terdiri dari lima kata. Satu kata sambung (baa’), dua kata benda (Ism dan Allah) dan dua kata sifat (ar-Rahman dan ar-Rahim). Dalam tulisan yang lazim, tanpa huruf alif setelah huruf baa’ di awal, Bismilah terdiri dari sembilan belas huruf. Sebuah jumlah yang sama dengan tentara-tentara Allah Swt, sembilan belas malaikat, yang disebut Surat al-Muddatsir (QS. 74: 30). Sebagaimana tentang para malaikat ini, yang penting bukanlah jumlah angka maupun hurufnya, tetapi pelajaran yang bisa dipetik bagi kita. “Hal itu, tidak lain, kecuali untuk pelajaran bagi manusia”, kata QS. Al-Muddatstsir, 74: 31.

Pelajaran, atau kata “dzikrā” (ذكرى)  dalam ayat ini, asalnya berarti ingatan dan memori. Lalu diartikan peringatan dan pelajaran, karena menjadi sesuatu yang dirujuk sebagai ingatan bersama. Demikianlah yang ingin kita dapatkan dari kalimat Bismilah ini. Sebuah makna yang bisa menjadi pelajaran, atau panduan ingatan kita bersama dalam mengarungi kehidupan ini. Ingatan pada makna-makna yang sesungguhnya terkandung dalam kalimat Bismilah itu sendiri.

Tafsir Bismillah

Bismillaahirrahmaanirrahiiim (بسم الله الرحمن الرحيم). Dengan nama Allah yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Ini terjemahan yang biasa kita dengar. Kita sering mengucapkan Bismilah ini dan kita memahami terjemahannya. Tetapi apa maknanya ketika kita ucapkan? Harapan apa yang terbersit dalam hati ketika kita mengungkapkan kalimat ini? Rasa apa yang terpatri ketika kita menyatakan kalimat ini?

Tepatnya, ingatan (dzikraa) apa yang kita tanamkan dalam otak, hati, maupun perilaku sehar-hari agar ia menjadi panduan kita dalam mengelola kehidupan ini, untuk mewujudkan kebaikan-kebaikan dan kebahagiaan?

Inilah yang lebih penting dari sekedar rangkaian huruf, kata, maupun ucapan. Sebuah dzikraa dalam kehidupan yang memandu kita agar selalu berbuat sesuatu yang membuat kita bersama-sama memperoleh kebaikan dunia (hasanah fid dunyaa) dan kebaikan akhirat (hasanah fil akhirah). Seperti yang disarankan Allah Swt dalam doa kita sehari-hari: rabbanaa aatinaa fid-dunyaa hasanah wa fil aakhirati hasanah (QS. Al-Baqarah, 2: 201).

Baa’ (ب) di awal Bismilah sendiri dalam Bahasa Arab bukan kata, tetapi huruf jarr (yang membuat kata setelahnya dibaca jarr). Bahasa Indonesia menterjemahkanya menjadi “dengan”, yaitu kata sambung antara kata sesudahnya (ismullaah) dengan kata sebelumnya yang implisit (misalnya: saya memulai). Di antara makna implisit, menurut Imam asy-Syawkani (w. 1250 H/1839 H) dalam Tafsir Fath al-Qadir, adalah makna isti’anah dan mushahabah (Fath al-Qadir, juz 1: 13).

Isti’anah berarti meminta tolong kepada Allah Swt yang memiliki sifat-sifat yang tersebut dalam Bismilah. Saya meminta tolong kepada Allah Swt dengan Nama-Nya yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Sunan Abu Dawud mengisahkan sebuah kejadian tentang hal ini. Ada seorang sahabat yang untanya mogok tidak mau berjalan. Lalu ia kesal: “Dasar setan jahat”, umpatnya. Nabi Saw mendengar, menoleh, dan memberi saran: “Kalau kamu lihat untamu mogok, jangan berkata demikian. Karena hal itu justru akan membuatmu tambah berat dan untamu tambah sulit berjalan. Baiknya bacalah: bismillahirrahmanirrahim, insya Allah akan lebih ringan, dan untapun mau kembali berjalan”. (Sunan Abu Dawud, no. hadits: 4984).

Mushahabah berarti mempertemukan (mushāhabah) antara apa yang akan dilakukan dengan apa yang diucapkan di dalam Bismilah. Kita tahu seseorang mengucpakan Bismilah ketika mau melakukan sesuatu. Nah, mushahabah berarti mengaitkan antara makna-makna yang terkandung di dalam Bismilah tersebut dengan yang kita lakukan sehari-hari, baik dalam bentuk ucapan, perbuatan, bahkan pikiran.

Setidaknya ada dua makna utama dalam Bismilah. Yaitu kasih dan sayang. Ini terkandung dalam kata “ar-Rahman” (Maha Pengasih) dan kata “ar-Rahim” (Maha Penyayang) sebagai dua sifat Allah Swt. Satu makna lagi terkandung dalam kata “ismun” (اسم), yang biasa diterjemahkan “nama”. “Ismullah”  (اسم  الله) berarti nama Allah Swt. Dalam bahasa Arab, kata ini berasal dari kata “wa-s-mun” (وسم) yang berarti tanda atau nama. Tetapi juga bisa dari kata “su-mu-wun” (سمو) yang berarti keagungan. Jika makna kedua yang dipakai, maka ada tiga makna dalam Bismilah. Keagungan, kasih, dan sayang.

Satu kata lagi adalah “Allah” itu sendiri yang merupakan nama dari Tuhan yang kita sembah, yang memiliki ketiga sifat tersebut, Agung, Pengasih dan Penyayang. Jika ketiga makna ini kita resapi dalam diri kita, akal kita, sikap dan perilaku kita, maka artinya adalah sebuah doa agar kita selalu dilindungi Allah Swt yang Maha Agung, Pengasih dan Penyayang.

Bismillah dalam Konteks Doa

Dalam konteks doa kepada Allah Swt untuk kebaikan kita di dunia dan akhirat, Bismilah adalah permohonan agar Allah Swt menurunkan sebagian dari ketiga sifat ini dalam kehidupan kita sehari-hari dan untuk kehidupan akhirat nanti. Ditolong dengan kekuatan-Nya. Dimuliakan oleh keagungan-Nya. Dikasihi dari kasih-Nya. Juga disayangi dari sayang-Nya. Pertolongan, keagungan, kasih dan sayang, untuk kebaikan kita di dunia (fid dunya hasanah) dan akhirat (fil akhirah hasanah).

Melalui Bismillah, kita berharap agar kehidupan kita penuh keagungan dan kemuliaan. Memiliki martabat dan kehormatan. Tidak direndahkan, dihina, atau dilecehkan. Tentu saja harapan kita ini, baru relevan, dalam perspektif mubadalah, jika kita sendiri juga melakukan hal-hal yang bermartabat dan terhormat. Baik kepada diri kita maupun kepada orang lain. Jika kita ingin dihormati siapapun, kita juga harus menghormati orang lain. Jika kita tidak ingin disakiti siapapun, dihina siapapun, dicaci siapapun, dari kelompok, golongan, bangsa, atau agama manapun, maka kita juga tidak melakukanya kepada siapapun.

Kita juga berharap memperoleh kasih dan sayang-Nya. Jika konsisten dengan harapan ini, kita juga harus selalu mewujudkan tatanan kehidupan dan relasi sosial antar sesama dengan nilai dan prinsip kasih sayang. Kita siap untuk disayangi dan bersedia untuk menyayangi. Kata-kata, sikap, perilaku, bahkan kebijakan sosial politik kita harus benar-benar mencerminkan nilai dan prinsip kasih sayang. Kita tidak bisa berharap atau menuntut pada orang lain, komunitas, atau bangsa lain untuk berbuat baik pada kita, sementara kita sendiri tidak mau melakukannya kepada mereka.

Ketika sahabat Mu’adz bin Jabal ra bertanya kepada Rasulullah Saw: Amal apakah yang merupakan representasi keimanan yang paling sempurna? Rasul Saw menjawab: “Cintailah sesuatu yang baik bagi semua manusia, sebagaimana kamu mencintai sesuatu yang baik bagi dirimu, dan bencilah sesuatu yang memperburuk mereka, sebagaimana kamu membenci sesuatu yang memperburuk dirimu”. (Musnad Ahmad bin Hanbal, no. hadits: 2258 dan 22560).

Dalam riwayat lain, saling mencintai sesama manusia ini disebut Rasul Saw sebagai amal yang akan memudahkan kita masuk surga dan menjauhkan kita dari neraka. Ia dideretkan bersama shalat, zakat, puasa, dan haji. Seakan menjadi bagian dari rukun Islam (Musnad Ahmad bin Hanbal, no. hadits: 16130).

Tafsir Bismilah dari Perspektif Mubadalah

Dus, Bismilah adalah soal ingatan pada keagungan, kehormatan, dan kasih sayang. Kita mengucapkannya berkali-kali dalam berbagai momen kehidupan, agar makna-makna ini menjadi energi positif yang ikut mendorong berbagai kekuatan melahirkan kebaikan-kebaikan dalam kehidupan kita bersama. Kita mengucapkanya agar mengingatnya. Kita mengingatnya agar menjadi panduan hidup kita. Kita mengucapkanya agar kita melakukanya. Kita melakukanya agar makna-makna keagungan dan kasih sayang benar-benar wujud dalam kehidupan kita.

Seseorang yang mengawali ikatan pernikahan dengan bismilah, ia tidak hanya berharap dihormati, disayang dan dicintai. Tetapi juga mengerahkan seluruh kemampuannya untuk selalu menghormati pasangannya, menyayangi dan mencintai. Laki-laki kepada istrinya, dan perempuan kepada suaminya.

Seseorang yang mengawali bismilah dala transaksi bisnisnya, tidak hanya berharap memperoleh  keuntungan dan kebaikan, tetapi juga memberikan hal yang terbaik kepada mitra bisnisnya. Begitupun ketika kita membuat pernyataan tertentu, melakukan tindakan tertentu, atau melahirkan kebijakan tertentu. Bismalah adalah panduan yang mengingatkan kita agar selalu berbuat yang bisa melahirkan kehormatan dan kebaikan bersama, serta saling menyayangi satu sama lain.

Bismilah menjadi peringatan (dzikra) bagi kita semua, agar pernyataan yang kita ucapkan, status Facebook yang kita tuliskan, atau komentar yang kita pasang terhadap pernyataan orang lain, tidak mengandung kebencian, kedengkian, caci maki, umpatan, dan segala perkataan buruk yang bertentangan dengan nilai kehormatan dan kasih sayang. Begitupun segala perbuatan kita, dimana kita disarankan untuk selalu membaca bismilah, adalah untuk memastikannya kembali pada kebaikan kita dan semua orang di sekeliling kita dan penduduk dunia, termasuk untuk alam semesta (rahmatan lil ‘alamin).

Bismilah akan bemakna dalam hidup kita, jika kita benar-benar saling mengasihi, saling menyayangi, dan saling menghormati. Baik dalam kehidupan keluarga, antara suami (laki-laki) dan istri (perempuan), antara orang tua dan anak, atau antara saudara, dan seluruh anggota keluarga. Begitupun dalam kehidupan bermasyarakat, antara berbagai kelompok yang berbeda posisi sosial, kelompok, golongan, suku, maupun agama. Saling menghormati dan saling menyayangi adalah kunci untuk bisa bahagia dan membahagiakan. Di dunia maupun akhirat. Wallahu a’lam.

Tags: Makna AyatMetode MubadalahTafsir Bismillah
Faqih Abdul Kodir

Faqih Abdul Kodir

Founder Mubadalah.id dan Ketua LP2M UIN Siber Syekh Nurjati Cirebon

Terkait Posts

Metode Mubadalah
Hukum Syariat

Beda Qiyas dari Metode Mubadalah: Menjembatani Nalar Hukum dan Kesalingan Kemanusiaan

25 April 2025
Insecure
Hikmah

Sering Insecure? Mari Memahami Makna QS At-Tin Ayat 4 Dengan Cermat!

27 November 2023
surat Yusuf ayat 28
Personal

Memaknai Surat Yusuf Ayat 28 “Perempuan Godaan Terbesar” dalam Perspektif Mubadalah

5 Oktober 2023
metode mubadalah
Hikmah

Metode Mubadalah Menggunakan Prinsip Dasar yang Menyapa Laki-laki dan Perempuan

27 Januari 2023
metode, Mubadalah
Publik

Mubadalah dalam Bisnis

26 Februari 2023
Mubadalah, Metode Mubadalah, Konsep Kunci Mubadalah
Metodologi

Seputar Metode Mubadalah

7 November 2022
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Menikah

    Menikah atau Menjaga Diri? Menerobos Narasi Lama Demi Masa Depan Remaja

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Masih Bersama, Tapi Mengapa Pernikahan Terasa Hambar?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Mengapa Orangtua Perlu Sifat Fleksibel dalam Pola Asuh Anak?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Uang Panai: Stigma Perempuan Bugis, dan Solusi Mubadalah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Nyai Siti Walidah: Ulama Perempuan Dibalik Perintis Muhammadiyah dalam Bayang Kolonialisme

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • TUNAS GUSDURian 2025 Hadirkan Ruang Belajar Pencegahan Kekerasan Seksual di Pesantren hingga Digital Security Training
  • Nyai Siti Walidah: Ulama Perempuan Dibalik Perintis Muhammadiyah dalam Bayang Kolonialisme
  • Bertahap dalam Memberi Nasihat Kepada Anak
  • Uang Panai: Stigma Perempuan Bugis, dan Solusi Mubadalah
  • Pentingnya Memiliki Sikap Moderat dalam Mengasuh Anak

Komentar Terbaru

  • M. Khoirul Imamil M pada Amalan Muharram: Melampaui “Revenue” Individual
  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2025 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2025 MUBADALAH.ID