Mubadalah.id – Ibnu Arabi memperoleh pencerahan intelektual dan Spiritual dari Fatimah binti al-Mutsanna. Ia mengatakan tentang gurunya itu, “Kanat rahmah li hadza al-‘alam.” (Ta hadir membawa “rahmat” bagi dunia).
Pada kesempatan yang lain, Ibnu Arabi mengatakan, “Ia (Fatimah) adalah perempuan, pribadinya sangat menarik. Kata-kata yang keluar dari bibirnya begitu teratur dan indah.”
“Fatimah binti al-Mutsanna adalah seorang perempuan ulama yang sangat rajin beribadah, bersahaja (uqahari), dan rendah hati. Ia adalah matahari di antara para ulama, dan taman surga para begawan sastra. Ilmunya adalah perilakunya.”
Suatu hari, ia mengatakan, “Kekasihku memberiku al-Fatihah. Lalu, aku membacanya untuk suatu hal. Maka, hal itu pun ada, mewujud.”
Ada kisah menarik seputar karamah Syekhah Fatimah. Ibnu Arabi memberikan kesaksian atas karamah gurunya.
Diceritakan, seorang perempuan datang mengadukan nasib bahwa suaminya meninggalkannya tanpa nafkah hidup. Syekhah lantas Fatimah membaca al-Fatihah. Tiba-tiba surah al-Fatihah ini menjadi awan.
Lalu, Syekhah Fatimah, seraya membaca surah al-Fatihah, meminta awan tersebut untuk mendatangkan suami si perempuan tadi ke Seville.
Tidak lama kemudian, kira-kira tiga hari, sang suami tiba dan berkumpul dengan istrinya. Sewaktu ditanya, suami itu kebingungan dan tidak mengerti bagaimana hatinya memutuskan kembali ke rumah. Inilah salah satu karamah Syekhah Fatimah.
Senandung Ibnu Arabi
Ibnu Arabi, dalam Tarjuman al-Asywaq (Tafsir Kerinduan), menyampaikan kekagumannya kepada perempuan ini (Syekhah Fatimah). Ia menuturkan:
“Ketika aku khusyuk thawaf, pada suatu malam, hatiku gelisah. Aku segera keluar dengan langkah cepat (ar-raml), melihat-lihat ke luar shaf, barisan. Tiba-tiba otakku mengalirkan bait-bait puisi. Lantas, aku menyenandungkannya dengan suara lirih, seperti bergumam.” []