Mubadalah.id – Pertemuan akbar “Musawah: A Global Movement for Equality and Justice in the Muslim Family” di Malaysia, pada 13-17 Februari 2009 sangatlah menarik. Banyak hal seputar keberadaan kaum perempuan yang diperbincangkan. Saya melihat bahwa mereka menghadapi sejumlah problem yang sama.
Pertama, bahwa kekerasan terhadap perempuan pasih berlangsung secara masif dan menghantui hari-hari kaum perempuan di semua negara Islam tersebut. Kekerasan menyergap mereka di segala lini dan dalam semua ruang kehidupan.
Kedua, kesadaran akan realitas kekerasan terhadap perempuan, diskriminasi, marginalisasi dan ketidakadilan berbasis gender semakin tumbuh, berkembang, meluas, serta melahirkan banyak aktivis perempuan yang sadar akan kenyataan-kenyataan yang mengancam eksistensinya.
Mereka (musawah) bekerja tanpa lelah mencari strategi-strategi baru untuk menghapus ketimpangan relasi laki-laki dan perempuan melalui beragam aktivitas dan berbagai peran serta bergerak dalam segala ruang: pendidikan, politik, ekonomi, sosial, dan budaya.
Di banyak negara muslim, sebagian perjuangan kaum perempuan tersebut mengalami kemajuan yang cukup berarti. Sejumlah undang-undang dan regulasi yang diskriminatif berhasil mereka reformasi, amandemen, atau revisi guna memenuhi tuntutan kesetaraan dan keadilan bagi perempuan. Instrumen-instrumen hukum baru yang berkeadilan juga berhasil dilahirkan.
Ketiga, meski demikian, mereka masih terus menghadapi sejumlah tantangan, perlawanan, dan kendala, baik secara struktural maupun kultural. Patriarki masih menjadi budaya mainstream di negaranya masing-masing.
Tantangan paling berat menurut mereka (musawah) justru datang dari kelompok-kelompok keagamaan tradisional, konservatif, fundamentalis, dan radikal. Hampir semua delegasi mengungkapkan secara terbuka beratnya tantangan yang satu ini. Agama seakan-akan tidak bersahabat dan tidak ramah terhadap perempuan.
Keempat, mereka sangat yakin bahwa perubahan ke arah kehidupan yang lebih baik dan adil bagi perempuan adalah sesuatu yang sangat mungkin dan harus mereka wujudkan. []