Mubadalah. Id– Pengalaman Spiritual Haji Perempuan 3. Pengalaman terkait spiritual haji perempuan hal yang sangat penting. Ibadah dan ritual ini penuh dengan kekayaan spiritual.
Kota Mekkah itu..
Kota suci yang dimuliakan Allah. Kota dimana Adam dan Hawa dipertemukan setelah terpisah ribuan tahun. Maka saya sematkan Mekkah sebagai kota cinta, yang telah menautkan dua hati, meski terbentang jarak, ruang dan waktu, tetapi hati yang saling mencinta akan tetap menyatu.
Tak pernah saya lihat dua insan lelaki perempuan, suami dan istri yang saling menjaga, saling menunggu, dan saling mengingatkan. Tak melihat usia dan dari mana asalnya. Secara spontan semua bersikap demikian. Insting dasar manusia yang saling membutuhkan antar satu sama lain. Kebutuhan dasar manusia sebagaimana yang ditulis Abraham Maslow, bahwa manusia punya kebutuhan dasar ingin dicintai dan mencintai.
Mekkah juga kota toleransi dan pluralisme. Belum pernah saya lihat, tadi sebelum subuh, sekitar pukul 03.00 waktu arab saudi, begitu banyak orang dari berbagai negara dan bangsa, bermacam warna kulit, yang berjalan beriringan, bersama-sama, berduyun-duyun, berbondong-bondong, bergerak serentak menuju Masjidil Haram.
Hati saya bergetar mengingat peristiwa bersejarah yakni Pembebasan Mekkah (bahasa Arab: فتح مكة, Fathu Makkah) merupakan peristiwa yang terjadi pada tahun 630 tepatnya pada tanggal 10 Ramadan 8 H, di mana Nabi Muhammad beserta 10.000 pasukan bergerak dari Madinah menuju Mekkah, dan kemudian menguasai Mekkah secara keseluruhan tanpa pertumpahan darah sedikitpun, sekaligus menghancurkan berhala yang ditempatkan di dalam dan sekitar Ka’bah.
Melansir dari artikel “Saat Nabi Muhammad Menaklukkan Mekkah tanpa Pertumpahan Darah”, https://tirto.id/cK1i. Setelah menerima penyerahan Mekkah, Muhammad menyatakan amnesti massal bagi sebagian besar musuh-musuhnya, termasuk orang-orang yang telah melawannya dalam pertempuran.
Dengan hukum kesukuan yang berlaku, alih-alih kaum Quraisy menjadi budaknya, Nabi malah menyatakan bahwa semua penduduk Mekkah (termasuk semua budak) dibebaskan. Hanya enam pria dan empat perempuan yang dihukum mati karena alasan bermacam kejahatan yang pernah mereka lakukan, dan tak seorang pun dipaksa masuk agama Islam.
Maka disebutlah al-yaum yaum al-marhamah (hari ini hari kasih sayang). Penyelesaian Fathu Makkah sangat manusiawi dan menyalahi tradisi perang Arab. Hari itu betul-betul tidak ada balas dendam. Revolusi tanpa setetes darah. Revolusi tanpa balas dendam. Revolusi dengan biaya murah, dan revolusi yang melahirkan keutuhan dan kedamaian monumental.
Saya bergumam sepanjang jalan tadi pagi. Inilah wajah Islamku yang sebenarnya. Agama cinta dan kasih sayang. Agama kedamaian, menghormati perbedaan, dan menghargai keragaman. Inilah Islamku di mana kisah cinta Adam dan Hawa yang bersetia saling menanti hingga kasih sayang Allah turun padanya, lalu dipertemukan lagi di Jabal Rahmah. Inilah Islamku di mana Ibrahim AS telah berikrar Tiada Tuhan selain Allah, dan membangun kembali rumah Tuhan pertama di dunia yakni Baitullah. (bersambung)