• Login
  • Register
Senin, 19 Mei 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom Personal

Menyambut Malam Nuzulul Qur’an dengan Tradisi Obor Keliling

Tradisi obor keliling juga menjadi salah satu sarana bagi warga Kedungsana untuk mempererat tali persaudaraan. Karena lewat tradisi ini, kami bisa sama-sama saling bertemu dan berdialog

Najlah Humaidah Najlah Humaidah
29/03/2024
in Personal
0
Nuzulul Qur'an

Nuzulul Qur'an

703
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Bulan Ramadan merupakan bulan penuh kemuliaan dan keberkahan, oleh karena itu umat Muslim akan menyambut kedatangannya dengan suka cita. Di bulan Ramadan juga terdapat malam yang sangat mulia, yaitu malam Nuzulul Qur’an.

Nuzulul Qur’an merupakan malam diturunkannya wahyu pertama pada Nabi Muhammad Saw. Oleh karena itu, untuk merayakannya, masyarakat Indonesia biasanya mengadakan pawai obor.

Pawai obor adalah iring-iringan sekelompok orang yang dilakukan dengan berkeliling kampung sambil membawa obor yang terbuat dari bambu.

Potret ini juga yang terjadi di kampungku, di Kedungsana, Plumbon, Cirebon. Di sana, setiap menyambut malam Nuzulul Qur’an semua warga akan gotong royong menyiapkan bambu untuk dijadikan obor.

Kemudian setelah itu seluruh warga Plumbon, khususnya warga kampung Kedungsana, akan berbondong-bondong ikut jalan kaki sambil membawa obor menuju balai desa. Biasanya arak-arakan ini diiringi gema sholawat, puji-pujian dan pukulan rebana maupun bedug yang saling bersautan.

Baca Juga:

Tana Barambon Ambip: Tradisi yang Mengancam Nyawa Ibu dan Bayi di Pedalaman Merauke

Filosofi Bunga Telur, Tradisi Suku Melayu di Kalimantan Barat

Euforia Idulfitri dalam Bayang-bayang Kapitalisasi Tradisi dan Budaya Konsumerisme

Halal Bi Halal dan Keharmonisan Sosial sebagai Wujud Hablum Min Naas

Sesampainya di balan desa, beberapa dari mereka akan melakukan atraksi berupa bola api dan sembur api (menyeburkan api dari mulut dengan bantuan minyak tanah dan obor).

Bagi kami tradisi obor keliling ini sangat unik dan menarik. Karena dalam tradisi ini dilakukan beramai-ramai dengan berkeliling dari mulai gang-gang kecil menuju ke balai desa, baik dari kalangan anak-anak, remaja. Bahkan orang tua sekalipun, semuanya ikut berkontribusi dalam memeriahkan tradisi ini.

Di sisi lain, tradisi obor keliling juga menjadi salah satu sarana bagi warga Kedungsana untuk mempererat tali persaudaraan. Karena lewat tradisi ini, kami bisa sama-sama saling bertemu, berdialog dan juga memeriahkan malam Nuzulul Qur’an. Sehingga relasi kami dengan sesama warga Kedungsana semakin erat dan harmonis.

Makna Tradisi Obor Keliling

Melansir dari medcom.id, pawai obor atau obor keliling mempunyai berbagai makna, di antaranya ialah:

Pertama, simbol cahaya. Api dalam obor melambangkan sebuah cahaya yang menerangi jalan untuk menuju kehidupan manusia. Di sisi lain, obor juga bermakna sebagai petunjuk serta arahan dalam menjalani kehidupan yang lebih baik.

Kedua, rasa syukur dan harapan. Obor keliling merupakan wujud rasa syukur dan harapan umat Islam dalam menyambut Nuzulul Qur’an.

Ketiga, menjalin kebersamaan. Obor keliling tidak dilakukan sendiri, melainkan bersama-sama. Orang-orang yang mengikuti kegiatan ini akan berjalan secara beriringan. Hal tersebut tentunya bisa menjadi salah satu cara mempererat kebersamaan antar umat muslim, bahkan seluruh masyarakat.Tradisi ini juga dapat mengajarkan nilai-nilai lainnya, seperti solidaritas, saling mendukung, dan persatuan.

Tentu saja filosofi ini sangat bermanfaat bagi seluruh masyarakat, termasuk warga Kedungsana, Plumbon Cirebon.

Keempat, memperkuat identitas Islam. Dengan melakukan tradisi obor keliling dapat menjadi salah satu cara kita dalam menyebarkan nilai-nilai dan ajaran Islam.

Kelima, menghormati sejarah. Malam Nuzulul Qur’an merupakan salah satu malam yang penuh sejarah, karena di malam ini pertama kali Allah menurutkan wahyunya pada Nabi Muhammad Saw. Oleh karena itu mengingat dan memeriahkan malam ini, termasuk pada salah satu cara kita menjaga sejarah dalam Islam.

Melihat makna dari tradisi obor keliling ini, aku kira menjadi wajib bagi kita untuk terus melestarikan tradisi tersebut. Karena selain untuk hiburan warga sekitar, tradisi ini juga mempunyai makna yang mendalam. Di antaranya ialah gotong royong, solidaritas, mempererat tali perssaudaraan dan juga melestarikan sejarah Islam.

Dengan begitu, jika di kampungmu masih ada tradisi-tradisi semacam obor keliling, yuk kita jaga bareng-bareng supaya tetap ada. Sehingga nilai-nilai dan ajaran Islam bisa kita sebarkan bukan hanya lewat ritual ibadah saja, tetapi juga melalui pendekatan tradisi. []

Tags: malammenyambutNuzulul QuranPawai OborTradisi
Najlah Humaidah

Najlah Humaidah

Saya adalah mahasantriwa Sarjana Ulama Perempuan Indonesia (SUPI) Institut Studi Islam Fahmina (ISIF) Cirebon

Terkait Posts

Inspirational Porn

Stop Inspirational Porn kepada Disabilitas!

19 Mei 2025
Kehamilan Tak Diinginkan

Perempuan, Kehamilan Tak Diinginkan, dan Kekejaman Sosial

18 Mei 2025
Noble Silence

Menilik Relasi Al-Qur’an dengan Noble Silence pada Ayat-Ayat Shirah Nabawiyah (Part 1)

17 Mei 2025
Suami Pengangguran

Suami Pengangguran, Istri dan 11 Anak Jadi Korban

16 Mei 2025
Keadilan Semu

Membuka Tabir Keadilan Semu: Seruan Islam untuk Menegakkan Keadilan

15 Mei 2025
Memahami Disabilitas

Memahami Disabilitas: Lebih Dari Sekadar Tubuh

14 Mei 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Mei sebagai Bulan Kebangkitan Ulama Perempuan

    KUPI Resmi Deklarasikan Mei sebagai Bulan Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Alasan KUPI Jadikan Mei sebagai Bulan Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Stop Inspirational Porn kepada Disabilitas!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Memanusiakan Manusia Dengan Bersyukur dalam Pandangan Imam Fakhrur Razi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • KUPI Dorong Masyarakat Dokumentasikan dan Narasikan Peran Ulama Perempuan di Akar Rumput

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Menolak Sunyi: Kekerasan Seksual Sedarah dan Tanggung Jawab Kita Bersama
  • KUPI Dorong Masyarakat Dokumentasikan dan Narasikan Peran Ulama Perempuan di Akar Rumput
  • Memanusiakan Manusia Dengan Bersyukur dalam Pandangan Imam Fakhrur Razi
  • Alasan KUPI Jadikan Mei sebagai Bulan Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia
  • Stop Inspirational Porn kepada Disabilitas!

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Go to mobile version