• Login
  • Register
Selasa, 20 Mei 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Khazanah Hikmah

Menggali Pesan Sosial dalam Ibadah Haji

Ibadah haji, di samping menekankan nilai religiusitas dan spiritualitas juga sarat dengan pesan-pesan sosial kemanusiaan

Rasyida Rifa'ati Husna Rasyida Rifa'ati Husna
27/05/2024
in Hikmah
0
Pesan Sosial Ibadah Haji

Pesan Sosial Ibadah Haji

703
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Pada hakikatnya, keseluruhan ibadah mahdhah memiliki konsekuensi sosial, baik secara langsung maupun tidak langsung.  Demikian pula dengan ibadah haji, sebagai rukun Islam yang kelima. Di samping menekankan nilai religiusitas dan spiritualitas juga sarat dengan pesan-pesan sosial kemanusiaan.

Serangkaian perintah Ilahi yang diejawantahkan melalui ihram, tawaf, sai, wukuf, melempar jamrah, tahalul dan qurban yang dibawa Nabi Ibrahim sekitar 3.600 tahun lalu. Kemudian Nabi Muhammad Saw. lanjutkan sejatinya mengajarkan umat untuk menegakkan nilai keadilan, perdamaian, persaudaraan sesuai dengan nilai-nilai ketuhanan dan kemanusiaan.

Dalam QS. al-Hajj [22]: 27, Allah berfirman,

“Serukanlah (wahai Ibrahim) kepada umat manusia untuk berhaji.”

Dari penggalan ayat ini dapat kita mengerti tentang seruan Allah menggunakan kata fi an-nas (manusia) bukan fi al-m’minin (mukminin), bahwa tujuan haji Allah maklumatkan untuk seluruh umat manusia.

Baca Juga:

Menilik Relasi Al-Qur’an dengan Noble Silence pada Ayat-Ayat Shirah Nabawiyah (Part 1)

Membuka Tabir Keadilan Semu: Seruan Islam untuk Menegakkan Keadilan

Ketika Sejarah Membuktikan Kepemimpinan Perempuan

Waisak: Merayakan Noble Silence untuk Perenungan Dharma bagi Umat Buddha

Menurut Fazlurrahman ayat seruan haji tersebut memiliki makna  moral. Pertama, yaitu bagaimana ibadah haji yang ditunaikan umat Islam dapat berpengaruh untuk mampu menjadi penggerak kemaslahatan positif di antara umat manusia. Kedua, meningkatkan kesadaran humanisme.

Ajaran tentang Egalitarianisme

Pada ayat lain, yakni surah al-Baqarah ayat 197 tersebutkan bahwa dalam pelaksanaan ibadah haji mengandung ajaran tentang egalitarianisme. Muhrim ataupun muhrimah dilarang keras untuk berkata kotor (rafats), berbuat fasik (fusuq), dan berseteru satu sama lain (jidal). Larangan keras ini setelah jama’ah haji menetapkan niat ihram dan bagi yang melanggarnya akan terkena sanksi dam.

Simbol ritual haji dengan mengenakan pakaian ihram, yaitu melepaskan pakaian keseharian dan menggantikannya dengan pakaian putih yang suci (ihram), menurut Ali Syariati hal ini kita maknai dengan menanggalkan segala kemewahan duniawi, kepentingan, serta identitas seorang muhrim ataupun muhrimah secara simbolis.

Selain sebagai upaya untuk ber-taqarrub terhadap Rabbnya, berihram juga dapat kita artikan sebagai upaya menumbuhkan sikap kesadaran akan eksistensi kemanusiaan. Pakaian ihram menjadi simbol pesan sosial dalam haji dengan makna kesejajaran umat manusia di hadapan Sang Khaliq. Rasa kesetaraan tersebut dapat kita jadikan modal sosial yang sangat penting untuk menciptakan solidaritas terhadap sesama.

Pesan Sosial Ibadah Haji

Hal ini secara langsung dapat kita saksikan, dengan hadirnya di tengah-tengah jutaan umat Muslim yang berbeda budaya, suku, ras, warna kulit, karakter, status sosial, dan mazhab pemikiran. Seluruhnya berkumpul menjadi satu dalam suasana keakraban dan persaudaraan. Di antara jamaah haji akan tercipta sikap saling tenggang rasa, toleran, peduli dan rela berkorban untuk saudara-saudaranya yang lebih membutuhkan.

Kesadaran serta penghayatan pesan sosial dalam ibadah haji kaitannya dengan nilai-nilai kemanusiaan ini seharusnya tidak hanya kita terapkan saat berlangsungnya ibadah haji di tanah suci saja. Melainkan, juga bisa teraktualisasikan oleh sang haji saat pulang ke kampung halamannya masing-masing.

Sebab sebagaimana sabda Nabi saw, beliau mengaatakan bahwa tanda haji yang mabrur ialah memberi makan orang miskin dan menebar salam. Memberi makan fakir miskin adalah simbol kepedulian, sedangkan menebar salam adalah simbol kedamaian. []

Tags: Haji MabrurIbadah HajiIhramislamPesan SosialRukun Islamsejarah
Rasyida Rifa'ati Husna

Rasyida Rifa'ati Husna

Terkait Posts

Bersyukur

Memanusiakan Manusia Dengan Bersyukur dalam Pandangan Imam Fakhrur Razi

19 Mei 2025
Pemukulan

Menghindari Pemukulan saat Nusyuz

18 Mei 2025
Gizi Ibu Hamil

Memperhatikan Gizi Ibu Hamil

17 Mei 2025
Pola Relasi Suami Istri

Pola Relasi Suami-Istri Ideal Menurut Al-Qur’an

17 Mei 2025
Peluang Ulama Perempuan

Peluang Ulama Perempuan Indonesia dalam Menanamkan Islam Moderat

16 Mei 2025
Nusyuz

Membaca Ulang Ayat Nusyuz dalam Perspektif Mubadalah

16 Mei 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Kekerasan Seksual Sedarah

    Menolak Sunyi: Kekerasan Seksual Sedarah dan Tanggung Jawab Kita Bersama

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Rieke Diah Pitaloka: Bulan Mei Tonggak Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Nyai Nur Channah: Ulama Wali Ma’rifatullah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Memanusiakan Manusia Dengan Bersyukur dalam Pandangan Imam Fakhrur Razi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Alasan KUPI Jadikan Mei sebagai Bulan Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Rieke Diah Pitaloka Soroti Krisis Bangsa dan Serukan Kebangkitan Ulama Perempuan dari Cirebon
  • Nyai Nur Channah: Ulama Wali Ma’rifatullah
  • Rieke Diah Pitaloka: Bulan Mei Tonggak Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia
  • Menolak Sunyi: Kekerasan Seksual Sedarah dan Tanggung Jawab Kita Bersama
  • KUPI Dorong Masyarakat Dokumentasikan dan Narasikan Peran Ulama Perempuan di Akar Rumput

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Go to mobile version