• Login
  • Register
Sabtu, 7 Juni 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Figur

Kisah-kisah Tak Terungkap Perempuan Pemberani dalam Sejarah Islam yang Terlupakan

Ketidakseimbangan mengakibatkan pemahaman tentang sejarah dan peran penting perempuan dalam membentuk peradaban Islam menjadi tidak utuh

Yayat Hidayat Yayat Hidayat
15/06/2024
in Figur, Rekomendasi
0
Sejarah Islam

Sejarah Islam

1.2k
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Perjalanan panjang sejarah Islam kerap menempatkan peran perempuan di bawah bayang-bayang kisah-kisah besar yang didominasi oleh laki-laki. Padahal, banyak perempuan luar biasa yang telah memberikan kontribusi signifikan dalam berbagai bidang seperti agama, ilmu pengetahuan, pendidikan, dan politik.

Sayangnya, kisah-kisah mereka sering kali tidak terkenal atau bahkan kita abaikan, tertutupi oleh narasi-narasi patriarki yang dominan. Ketidakseimbangan ini mengakibatkan pemahaman kita tentang sejarah dan peran penting perempuan dalam membentuk peradaban Islam menjadi tidak utuh.

Artikel ini bertujuan mengangkat kembali kisah-kisah perempuan pemberani dan luar biasa dalam sejarah Islam yang kurang kita kenal. Mengungkap perjalanan hidup dan kontribusi mereka bukan hanya untuk menghargai jasa-jasa mereka, tetapi juga untuk mendapatkan inspirasi dan pemahaman baru tentang pentingnya kesetaraan gender dalam Islam.

Kisah-kisah ini mengajarkan kita tentang keberanian, dedikasi, dan semangat juang yang menginspirasi dari perempuan-perempuan yang telah berperan penting dalam sejarah, namun seringkali terlupakan.

Menggali lebih dalam, kita akan menemukan bahwa perempuan dalam sejarah Islam tidak hanya berperan sebagai pendamping atau pendukung, tetapi juga sebagai pemimpin, ilmuwan, pejuang, dan inspirator. Mereka adalah contoh nyata bahwa kesetaraan gender bukanlah konsep asing dalam Islam, melainkan bagian integral dari ajaran yang mendasar.

Baca Juga:

Menilik Peran KUPI Muda dalam Momen Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia

Pesan Nyai Alissa Wahid di Bulan Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia

Bulan Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia: Tegaskan Eksistensi Keulamaan Perempuan

Bulan Kebangkitan: Menegaskan Realitas Sejarah Ulama Perempuan Indonesia

Nusaybah binti Ka’ab (Umm Umarah)

Nusaybah binti Ka’ab, juga terkenal sebagai Umm Umarah, adalah salah satu sahabat perempuan Nabi Muhammad ﷺ yang kita kenal karena keberaniannya di medan perang. Pada Pertempuran Uhud, yang terjadi pada tahun 625 M, Nusaybah menunjukkan keberanian luar biasa yang menginspirasi banyak orang.

Pertempuran Uhud adalah salah satu pertempuran penting dalam sejarah Islam, di mana kaum Muslim menghadapi pasukan Quraisy dari Mekah. Meskipun awalnya kaum Muslim unggul, perubahan taktik dari pasukan Quraisy membuat situasi menjadi kacau. Dalam kekacauan ini, Nusaybah tampil sebagai pahlawan yang tidak terduga.

Ketika pasukan Muslim mulai terdesak, Nusaybah berada di garis depan, tidak hanya membawa air untuk para prajurit yang terluka tetapi juga mengambil senjata untuk melindungi Nabi Muhammad ﷺ. Diriwayatkan bahwa ketika Nabi Muhammad ﷺ terkepung oleh musuh, Nusaybah berdiri di samping beliau, menggunakan pedang dan busur untuk melindungi Nabi dari serangan musuh.

Nabi Muhammad ﷺ sendiri mengakui keberanian Nusaybah dan menyebutkan bahwa di setiap arah beliau berbalik, beliau melihat Nusaybah bertarung untuk melindunginya. Dalam satu insiden, Nusaybah terluka parah ketika melindungi Nabi dari serangan musuh, namun dia tetap bertahan di medan perang hingga akhir pertempuran.

Keberanian dan dedikasi Nusaybah binti Ka’ab di Pertempuran Uhud memiliki dampak yang signifikan terhadap persepsi perempuan dalam sejarah militer Islam. Tindakannya menunjukkan bahwa perempuan juga dapat menjadi prajurit yang berani dan tangguh di medan perang, mematahkan stereotip bahwa hanya laki-laki yang bisa bertarung. Kisah Nusaybah menginspirasi banyak perempuan Muslim untuk mengambil peran aktif dalam perjuangan dan kepemimpinan, baik di medan perang maupun dalam berbagai bidang kehidupan.

Khadijah binti Khuwailid

Khadijah binti Khuwailid adalah seorang perempuan yang luar biasa dalam sejarah Islam. Lahir dalam keluarga terhormat di Mekah, Khadijah terkenal sebagai pebisnis sukses jauh sebelum bertemu dengan Nabi Muhammad ﷺ. Dia mengelola bisnis perdagangan yang luas, yang melibatkan ekspor dan impor barang dari berbagai daerah, termasuk Yaman, Suriah, dan Ethiopia. Reputasinya sebagai pengusaha jujur dan handal membuatnya mendapat julukan “At-Tahira” atau “Yang Suci.”

Khadijah adalah janda dua kali ketika dia pertama kali bertemu dengan Nabi Muhammad ﷺ. Menyadari integritas dan keterampilan bisnis Muhammad, Khadijah mempekerjakannya untuk mengelola beberapa urusan perdagangannya. Pengelolaan yang sukses dan etika kerja Muhammad membuat Khadijah terkesan, dan tidak lama kemudian, dia melamarnya untuk menikah.

Khadijah adalah orang pertama yang memeluk Islam dan selalu menjadi pendukung setia Nabi Muhammad ﷺ. Ketika Nabi menerima wahyu pertama di Gua Hira, Khadijah adalah orang pertama yang dia temui dan ceritakan tentang pengalaman luar biasanya. Khadijah tidak hanya menenangkannya tetapi juga meyakinkan dan mendukungnya bahwa Allah telah memilihnya sebagai Rasul-Nya.

Khadijah menggunakan kekayaannya untuk mendukung misi Nabi Muhammad ﷺ. Dia membantu membiayai kegiatan dakwah awal dan memberikan perlindungan bagi para pengikut Islam yang pertama. Khadijah juga memainkan peran penting dalam menyebarkan ajaran Islam dengan menjadi teladan dalam praktik agama baru ini.

Khadijah adalah contoh kepemimpinan dan kekuatan perempuan yang patut kita teladani. Keberaniannya dalam memeluk Islam pada masa-masa awal yang penuh tantangan menunjukkan dedikasi dan iman yang kuat. Sebagai pengusaha sukses, dia menunjukkan bahwa perempuan dapat berperan aktif dalam ekonomi dan bisnis, mematahkan stereotip gender yang ada pada masa itu.

Aisyah binti Abu Bakar: Penjaga Hadits dan Pendidik Umat

Aisyah binti Abu Bakar, yang juga terkenal sebagai Ummul Mu’minin (Ibu Orang-orang Beriman), adalah salah satu istri Nabi Muhammad ﷺ yang paling dikenal. Setelah menikah dengan Nabi pada usia muda, Aisyah tinggal bersama Nabi dan menyaksikan secara langsung banyak peristiwa penting dalam sejarah Islam. Berkat kedekatannya dengan Nabi, Aisyah menjadi salah satu sumber utama dalam penyebaran hadits (perkataan, perbuatan, dan persetujuan Nabi Muhammad ﷺ).

Aisyah kita kenal sebagai salah satu perawi hadits yang paling produktif, dengan lebih dari 2.200 hadits yang diriwayatkannya. Hadits-hadits ini mencakup berbagai aspek kehidupan Nabi, termasuk ritual ibadah, akhlak, dan berbagai hukum Islam. Kemampuannya untuk mengingat dan menyampaikan hadits ini menjadikannya sosok yang sangat dihormati dan berpengaruh dalam penyebaran ajaran Islam.

Selain perannya sebagai perawi hadits, Aisyah juga dikenal karena pengetahuannya yang mendalam tentang hukum Islam (fiqh). Dia sering menjadi rujukan bagi banyak sahabat dan umat Muslim dalam menyelesaikan masalah-masalah hukum dan ritual keagamaan. Keilmuan Aisyah mencakup berbagai bidang, termasuk tafsir Al-Quran, fiqh, dan sejarah Islam.

Rumah Aisyah Menjadi Pusat Pembelajaran

Aisyah juga sering mengajar dan memberikan ceramah kepada para sahabat dan umat Muslim. Rumahnya menjadi pusat pembelajaran, di mana banyak sahabat datang untuk belajar darinya. Melalui ajarannya, Aisyah memainkan peran penting dalam membentuk pemahaman umat Islam tentang ajaran-ajaran Nabi dan membantu menyebarluaskan ilmu pengetahuan Islam.

Pengaruh Aisyah dalam sejarah Islam tidak hanya terbatas pada perannya sebagai istri Nabi dan perawi hadits. Dia juga dikenal sebagai seorang pemimpin yang aktif dalam berbagai peristiwa politik setelah wafatnya Nabi Muhammad ﷺ.

Salah satu peristiwa paling terkenal adalah keterlibatannya dalam Perang Jamal, di mana dia memimpin pasukan untuk menuntut keadilan bagi terbunuhnya Khalifah Utsman bin Affan. Meskipun peristiwa ini kontroversial, keterlibatan Aisyah menunjukkan keberaniannya dan kepeduliannya terhadap keadilan.

Kehidupannya mengajarkan kita banyak tentang keteguhan iman, keberanian, dan komitmen terhadap ilmu pengetahuan. Aisyah menunjukkan bahwa perempuan memiliki peran yang sangat penting dalam penyebaran dan pemahaman ajaran Islam. Kisah hidupnya menginspirasi kita untuk terus mencari pengetahuan, mengajarkan kebenaran, dan memperjuangkan keadilan.

Fatimah al-Fihri

Fatimah al-Fihri, pendiri Universitas Al-Qarawiyyin, merupakan seorang wanita Muslim yang lahir pada abad ke-9 di Kairouan, Tunisia. Dia berasal dari keluarga yang kaya dan terpelajar. Setelah pindah ke Fes, Maroko, Fatimah dan keluarganya memutuskan untuk membangun sebuah masjid dan pusat pembelajaran Islam yang kemudian berkembang menjadi Universitas Al-Qarawiyyin.

Dedikasi Fatimah terhadap pendidikan tercermin dalam upayanya untuk membangun sebuah pusat pembelajaran yang terbuka untuk umum. Universitas Al-Qarawiyyin didirikan pada tahun 859 M, menjadikannya salah satu universitas tertua yang masih beroperasi hingga hari ini. Universitas ini tidak hanya mengajarkan ilmu agama, tetapi juga ilmu pengetahuan umum seperti matematika, astronomi, dan bahasa.

Peran perempuan dalam pengembangan intelektual dan sosial masyarakat yang ditunjukkan oleh Fatimah al-Fihri sangatlah penting. Melalui pendiriannya terhadap Universitas Al-Qarawiyyin, ia membuktikan bahwa perempuan memiliki potensi besar dalam dunia pendidikan dan intelektual. Universitas ini juga menjadi bukti bahwa pendidikan yang perempuan selenggarakan dapat bertahan dan memberikan kontribusi besar bagi masyarakat.

Fatimah al-Fihri memberikan contoh yang kuat tentang pentingnya memberdayakan perempuan dalam bidang pendidikan. Beliau menunjukkan bahwa perempuan memiliki kapasitas yang sama dengan laki-laki dalam mengembangkan ilmu pengetahuan dan memberikan kontribusi yang berarti bagi kemajuan masyarakat. Kesuksesan Universitas Al-Qarawiyyin yang didirikan oleh Fatimah al-Fihri juga menegaskan bahwa perempuan dapat menjadi pemimpin yang efektif dalam bidang pendidikan dan sosial.

Rabi’ah al-Adawiyah

Rabi’ah al-Adawiyah adalah seorang tokoh sufi perempuan yang hidup pada abad ke-8 Masehi di Basra, Irak. Dia terkenal karena kedalaman spiritualitasnya dan ajarannya yang penuh dengan cinta dan kepasrahan kepada Tuhan. Meskipun sedikit yang kita ketahui tentang kehidupan pribadinya, cerita-cerita tentang kebijaksanaan dan kebaikan hatinya tersebar luas dalam tradisi sufi.

Ajaran Rabi’ah terutama berfokus pada konsep cinta ilahi (mahabbah) yang murni dan tanpa pamrih. Bagi Rabi’ah, cinta kepada Tuhan haruslah menjadi motivasi utama dalam ibadah, bukan karena takut akan siksaan atau berharap akan pahala. Ia juga mengajarkan tentang kehendak Tuhan yang absolut dan pentingnya menerima segala ketentuan-Nya dengan lapang dada.

Pengaruh Rabi’ah terhadap tasawuf sangat besar. Ajarannya tentang cinta ilahi dan kepasrahan kepada kehendak Tuhan mempengaruhi banyak sufi dan pemikir Islam selanjutnya. Konsep cinta ilahi yang diajarkannya menjadi inti dari banyak karya sastra sufi, dan kebijaksanaannya dalam menerima ujian hidup dipandang sebagai contoh yang patut diteladani dalam menghadapi cobaan.

Sejarah Islam menghormati Rabi’ah sebagai salah satu tokoh sufi paling suci dan berpengaruh. Dia dianggap sebagai contoh utama dari seorang hamba yang sepenuhnya mencintai Tuhan dan mampu meleburkan diri dalam cinta yang tidak tergoyahkan kepada-Nya. Meskipun hidup dalam kesederhanaan dan sering kali berhadapan dengan cobaan, Rabi’ah tetap teguh dalam imannya. Dia menjadi simbol keberanian spiritual dalam menghadapi segala rintangan.

Epilog

Mengungkap kisah-kisah perempuan ini tidak hanya memperluas wawasan tentang sejarah Islam, tetapi juga memberikan penghormatan kepada para pionir yang sering kali kita lupakan. Kisah-kisah mereka memperkaya pemahaman kita tentang bagaimana perempuan telah berperan secara signifikan dalam mendukung dan membangun masyarakat Islam yang beragam.

Kisah Nusaybah binti Ka’ab, Khadijah binti Khuwailid, Aisyah binti Abu Bakar, Fatimah al-Fihri, dan Rabi’ah al-Adawiyah menginspirasi kita untuk melihat peran perempuan dengan cara yang lebih inklusif.

Mereka adalah contoh nyata bagaimana kekuatan, keteguhan, dan cinta kepada Allah dapat membentuk sejarah dan mempengaruhi masa depan. Bagaimana kita, dalam kehidupan sehari-hari, dapat belajar dari nilai-nilai yang mereka anut dan menerapkannya dalam menjaga kesetaraan gender?

Mari kita refleksikan, bagaimana kita dapat lebih menghargai peran perempuan dalam masyarakat dan mempromosikan kesetaraan gender. Dalam tindakan sederhana sehari-hari, kita dapat memperjuangkan nilai-nilai yang mereka perjuangkan, memberikan ruang bagi perempuan untuk berkembang, dan mengakui kontribusi mereka dalam membangun dunia yang lebih adil dan harmonis.

Meneladani kisah-kisah perempuan pemberani dalam sejarah Islam memperkaya pemahaman kita tentang kontribusi mereka yang sering kali terlupakan. Kisah-kisah ini mengajarkan kita tentang keberanian, keteguhan, dan komitmen terhadap keadilan dan kesetaraan.

Melalui penghargaan dan apresiasi terhadap peran perempuan dalam sejarah, kita dapat menginspirasi generasi masa kini dan masa depan untuk terus memperjuangkan nilai-nilai kesetaraan dan keadilan dalam segala aspek kehidupan.

Setiap langkah yang kita ambil seharusnya mengingatkan kita bahwa sejarah tidak hanya milik mereka yang terdokumentasi. Tetapi juga milik mereka yang kisahnya tersembunyi di balik bayang-bayang. Menggali dan mengangkat kisah-kisah tersebut memberikan tempat yang layak bagi perempuan-perempuan pemberani dalam sejarah Islam, dan dengan demikian, turut membangun dunia yang lebih inklusif dan adil bagi semua. []

Tags: inspiratifistri nabikhadijahsahabat nabiSejarah Islamulama perempuan
Yayat Hidayat

Yayat Hidayat

Perantau-Santri-Abdi Negara

Terkait Posts

Narasi Hajar

Pentingnya Narasi Hajar dalam Spiritualitas Iduladha

6 Juni 2025
Kekerasan Seksual

Perspektif Heterarki: Solusi Konseptual Problem Maraknya Kasus Kekerasan Seksual di Lembaga Pendidikan Agama  

5 Juni 2025
Pesan Mubadalah

Pesan Mubadalah dari Keluarga Ibrahim As

4 Juni 2025
Tubuh yang Terlupakan

Luka Cinta di Dinding Rumah: Tafsir Feminis-Spiritual atas Tubuh yang Terlupakan

3 Juni 2025
Akhlak Karimah

Bagaimana Akhlak Karimah dalam Memilih dan Melamar Pasangan Pernikahan?

2 Juni 2025
Ketuhanan

Ketuhanan yang Membebaskan: Membangun Perdamaian dengan Dasar Pancasila

1 Juni 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Berkurban

    Berkurban: Latihan Kenosis Menuju Diri yang Lapang

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Pentingnya Narasi Hajar dalam Spiritualitas Iduladha

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • 3 Solusi Ramah Lingkungan untuk Pembagian Daging Kurban

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Memaknai Istilah “Kurban Perasaan” Pada Hari Raya Iduladha

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Hari Raya dalam Puisi Ulama Sufi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Islam Berikan Apresiasi Kepada Perempuan yang Bekerja di Publik
  • 3 Solusi Ramah Lingkungan untuk Pembagian Daging Kurban
  • Pentingnya Narasi Hajar dalam Spiritualitas Iduladha
  • Berkurban: Latihan Kenosis Menuju Diri yang Lapang
  • Makna Wuquf di Arafah

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID