Mubadalah.id – Pada saat wukuf di Arafah para jamaah haji, dari berbagai pelosok dunia dengan berbagai bahasa, suku, jenis kelamin, warna kulit, tradisi, aliran keagamaan Islam, kebangsaan, jabatan, pangkat, strata sosial, kaya-miskin dan lain-lain hadir dengan satu warna pakaian, putih, dan potongannya pun sama.
Bagi laki-laki satu helai kain dibelitkan di bagian bawah ketiak dan sehelai lainnya diletakkan di atas pundak. Mereka berdiri di bawah terik matahari yang amat terik bersama-sama menghadap Allah sebagai Penguasa alam semesta satu-satunya. Kedudukan mereka di hadapan Allah adalah sama.
Simbol-simbol primordial yang dibangga-banggakandan yang sering menjadi alasan kesombongan dan keangkuhan diri di situ hilang lenyap. Tak ada yang lebih unggul dan terhormat atas yang lain di hadapan Tuhan.
Orang yang paling Allah muliakan dan hargai adalah orang yang paling takwa, orang yang paling ikhlas mengesakan Allah dan paling banyak amal baiknya, baik bagi diri sendiri maupun bagi orang lain.
Wukuf di Arafah juga merupakan gambaran di dunia bagaimana kelak di hari kiamat semua manusia akan Allah kumpulkan dan menunggu keputusan Allah akan nasib sesudahnya. Apakah akan Allah masukkan ke dalam surga atau ke neraka.
Sama seperti di tempat ini, semua manusia di padang Mahsyar (tempat manusia Allah kumpulkan) kelak, dalam keadaan tanpa membawa apa-apa. Dan hanya akan membawa iman dan amalnya masing-masing. Sekaligus mempertanggungjawabkan seluruh perbuatannya selama hidup di dunia, di hadapan Allah swt.
Di sana, tidak ada lagi harta, kekuasaan, kekerabatan, pertemanan dan keluarga yang bisa menolong atau membantunya. Yang bisa membantunya adalah ketulusan hatinya dalam mempercayai Tuhan dan pengabdian kepada-Nya. Allah berfirman:
يَوْمَ لَا يَنْفَعُ مَالٌ وَّلَا بَنُوْنَ ۙ (88) اِلَّا مَنْ اَتَى اللّٰهَ بِقَلْبٍ سَلِيْمٍ ۗ (89) وَاُزْلِفَتِ الْجَنَّةُ لِلْمُتَّقِيْنَ ۙ (90) وَبُرِّزَتِ الْجَحِيْمُ لِلْغَاوِيْنَ ۙ (91)
(yaitu) pada hari (ketika) harta dan anak-anak tidak berguna. Kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih. Dan surga didekatkan kepada orang-orang yang bertakwa. Dan neraka Jahim diperlihatkan dengan jelas kepada orang-orang yang sesat. Dan dikatakan kepada mereka, “Di mana berhala-berhala yang dahulu kamu sembah. (QS. asy-Syu’ara ayat 88-91)