Mubadalah.id- Perkembangan teknologi yang begitu pesat menyebabkan banyaknya informasi yang kita dapat. Jika dahulu orang tua atau kakek kita mendapat informasi melalui surat kabar atau televisi, saat ini kita dapat memperolehnya hanya dengan gadget atau smartphone. Bukan saja informasi yang kita dapatkan, melainkan juga respon para pembaca yang dapat kita ketahui dengan mudah. Smartphone yang selalu ada dalam genggaman, jadi salah satu alat pembuka dunia.
Dari adanya realitas tersebut, tidak menutup kemungkinan bahwa ada banyak informasi yang tersebar di media sosial. Informasi tersebut dapat berubah kebenaran, hoax, provokasi bahkan ujaran kebencian. Walau demikian, masih ada sisi positif dari adanya perkembangan teknologi ini. Salah satunya dengan menjamurnya kasus viral atau pengungkapan tindak kejahatan yang menyebar secara virtual.
Makna Viral
Viral sendiri menurut KBBI memiliki arti penyebaran secara luas seperti virus. Dan arti viral dalam penggunaan media digital merupakan sebuah informasi atau kejadian yang tersebar dengan cepat. Percepatan penyebaran antara lain karena pengaruh beberapa faktor, seperti kesamaan nasib, sosial media, dan juga faktor lainnya. Salah satunya adalah penyelesaian hukum pada kasus-kasus yang viral.
Walaupun perkembangan teknologi sangat pesat, tetapi masih banyak pelayanan publik yang tidak memperbaiki sistem yang mereka punya. Masih banyak hal ribet yang harus dibenahi pelayanan publik ini. Salah satunya adalah kepolisian, lembaga yang memiliki tugas dalam penegakan hukum tingkat pertama ini harusnya dapat jadi lembaga pelayanan publik yang kreatif dan inovatif dalam menghadapi perkembangan teknologi.
Benarkah Berita Viral Dapat Membantu Korban?
Dari adanya hal tersebut, penyelesaian sebuah masalah akan lebih baik jika dilakukan secara memviralkan kasus-kasus itu di media sosial. Para korban dengan keberanian penuh membagi kisahnya ke publik, dan publik lah yang membantu menggiring kasus tersebut dalam meja peradilan. Adanya berita yang viral dan fokus masyarakat, secara tidak langsung akan mengawasi lembaga yang sedang menyelesaikan kasusnya tersebut.
Tetapi, tidak menutup kemungkinan bahwa penanganan kasus viral ini sebenarnya masih perlu perbaikan. Baik itu dari segi perundang-undangan, penyelesaian kasus, hingga hukuman yang akan pelaku dapatkan. Kasus viral sering disangkutkan dengan UU ITE atau undang-undang Informasi Teknologi Elektronik. Yang mana dalam pelaksanaannya UU ini masih jadi pasal yang karet.
Rentetan Kasus Viral di Indonesia
Dan berikut beberapa contoh kasus viral yang mungkin tidak asing bagi kalian semua.
1. Kasus kematian Vina dan Egi
Sejak kemunculan film “Vina Sebelum Tujuh Hari” kasus pembunuhan yang telah terjadi 6 tahun silam kembali terkuak. Terdapat tersangka baru yang juga nasibnya abu-abu dalam kasus ini. Walau begitu, hukuman yang telah diberikan pada tersangka sebelumnya sudah berjalan. Kasus ini kembali jadi perbincangan karena viral tadi. Dan sampai tulisan ini ada, pegi atau perong selaku tersangka masih menjalankan persidangan.
2. Kematian Brigadir Josua
Jika tahun ini televisi dan linimasa sosial media kita dipenuhi oleh vina, barang kali tahun lalu kasus inilah yang terus jadi pembahasan masyarakat. Sambo yang pangkatnya sebagai Inspektur Jenderal Polisi dengan kekuasaan yang dimiliki membunuh brigadir josua hutabarat yang tak lain adalah bawahannya.
Kasus ini viral dan cukup membantu penyidik dalam menghukum sambo. Selain pembunuhan, kasus lain dapat ditemui ketika mengusut kasus ini. Seperti adanya perselingkuhan hingga bandar perjudian yang sambo lakukan. Akhirnya sambo mendapatkan hukuman mati yang akhirnya mendapat keringanan hukuman seumur hidup.
Jika ketika menonton drama Korea kalian pernah melihat kasus stalker atau stalking, kasus ini juga pernah dialami oleh perempuan di Surabaya. Stalking yang dia alami bukan hanya stalking melalui media sosial. Melainkan sampai meneror langsung ke rumahnya. Pelaku tak lain adalah teman SMP korban yang dulunya pernah korban tolong dengan memberikan uang Rp. 5000,-
Pelaku membuat ratusan akun instagram untuk terus meneror dengan memberikan pesan-pesan pada korban. Pesan yang ia kirim juga banyak yang mengandung unsur kekerasan seksual hingga ancaman pembunuhan pada pacar korban.
Akhirnya, melalui akun X pribadinya, korban membagikan cerita terkait stalking ini. Pelaku pun diringkus oleh kepolisian dengan hukuman UU ITE. Tetapi, hukuman ini belum masuk pada kekerasan seksual atau ancaman yang telah pelaku lakukan.
Viral, Bukan Berarti Baik Penangannannya
Ketiga kasus itu mungkin hanya segelintir kasus yang dapat terselesaikan dengan viral tadi. Walau bagaimanapun hukum yang berlaku akan tetap memihak pada yang benar. Meski demikian, kelemahan hukum dapat saja muncul dalam penanganan kasus tersebut.
Kita lihat dalam kasus stalker 10 tahun. Dalam kasus tersebut, kepolisian menghubungi korban. Yang mana polisi meminta korban untuk melaporkan kejadian yang menimpanya. Dan sampai tulisan ini ada, pihak berwajib hanya meminta korban untuk mengumpulkan bukti terkait kejahatan elektronik dan hukuman UU ITE.
Hukum memang sesuatu yang sakral dan terkadang juga mahal. Semestinya kondisi viral ini benar-benar jadi manfaat bagi korban dan mereka yang berpihak pada kebenaran. Semestinya dengan viralnya kasus-kasus kejahatan dan desakan publik pihak berwajib harus bekerja lebih baik dari biasanya. Pihak berwajib tidak boleh sembrono dalam mengambil keputusan hingga menyebabkan salah tangkap atau sebagainya.[]