Mubadalah.id – Pemilihan Kepala Daerah (PILKADA) 2024 yang semakin mendekat membawa sejumlah tantangan bagi relasi keluarga di Indonesia. Salah satu isu yang kerap muncul adalah perbedaan pilihan politik antara anggota keluarga. Di mana hal ini dapat berpotensi menimbulkan ketegangan dan konflik.
Dalam menghadapi situasi ini, paradigma mubadalah menawarkan solusi yang menjanjikan untuk menjaga keharmonisan keluarga sekaligus menghormati hak individu dalam berdemokrasi.
Mubadalah, yang berarti kesalingan atau resiprokalitas, adalah konsep yang menekankan pada kemitraan, kerja sama, dan kesetaraan dalam relasi antar manusia, termasuk dalam konteks keluarga. Dalam menghadapi tantangan PILKADA 2024, paradigma ini dapat kita terapkan untuk menciptakan ruang dialog yang terbuka dan saling menghargai di antara anggota keluarga.
Salah satu dilema yang sering keluarga hadapi menjelang Pemilu atupun Pilkada adalah ketika anggota keluarga memiliki pandangan politik yang berbeda. Perdebatan keputusan untuk mengikuti pilihan kepala keluarga atau memilih berdasarkan preferensi sendiri.
Paradigma mubadalah mendorong adanya diskusi yang setara dan berimbang dalam pengambilan .keputusan keluarga, termasuk dalam hal pilihan politik. Hal ini berarti bahwa setiap anggota keluarga, terlepas dari posisi atau perannya, memiliki hak yang sama untuk menyuarakan pendapat dan membuat pilihan berdasarkan pertimbangan pribadinya.
Mentransformasikan Peran Kolaboratif
Penerapan mubadalah dalam konteks ini bukan berarti menafikan peran kepala keluarga. Melainkan mentransformasikan peran tersebut dari yang bersifat dominatif menjadi lebih kolaboratif. Kepala keluarga dapat memfasilitasi diskusi yang sehat tentang isu-isu politik. Mendorong anggota keluarga untuk berpikir kritis, dan menghormati keputusan akhir masing-masing individu.
Lebih jauh lagi, mubadalah dapat menjadi landasan untuk membangun kemampuan keluarga dalam menghadapi perbedaan pilihan politik. Alih-alih menjadikan perbedaan sebagai sumber konflik, keluarga dapat memandangnya sebagai kesempatan untuk saling belajar dan memperkaya wawasan.
Dengan demikian, perbedaan pilihan politik tidak lagi kita lihat sebagai ancaman terhadap keharmonisan keluarga. Melainkan sebagai manifestasi dari keberagaman yang memperkuat ikatan keluarga.
Dalam praktiknya, penerapan paradigma mubadalah dalam menghadapi tantangan PILKADA 2024 dapat kita lakukan melalui beberapa langkah konkret. Pertama, membangun komunikasi yang terbuka dan jujur di antara anggota keluarga tentang isu-isu politik.
Kedua, menumbuhkan sikap saling menghargai terhadap perbedaan pendapat dan pilihan politik. Ketiga, mendorong partisipasi aktif seluruh anggota keluarga dalam proses demokrasi, termasuk dalam mencari informasi dan melakukan analisis kritis terhadap kandidat dan program yang ditawarkan.
Relasi Keluarga yang Lebih Adaptif
Penting untuk kita catat bahwa penerapan mubadalah dalam konteks ini bukan berarti meniadakan nilai-nilai kearifan lokal atau norma-norma yang telah ada dalam masyarakat Indonesia. Sebaliknya, mubadalah dapat menjadi satu kesatuan dengan nilai-nilai tersebut untuk menciptakan model relasi keluarga yang lebih adaptif terhadap tantangan pada masa kini. Termasuk dalam menghadapi dinamika politik.
Dengan menerapkan paradigma mubadalah, keluarga yang ada di Indonesia dapat menjadi bagian kelompok terkecil yang mempraktikkan nilai-nilai demokrasi yang sesuai. Hal ini akan berkontribusi dalam penguatan demokrasi di tingkat nasional. Di mana keberagaman kita hargai dan setiap suara memiliki makna yang setara.
Menghadapi PILKADA 2024, sudah saatnya kita memandang keluarga bukan hanya sebagai sasaran kampanye politik, tetapi sebagai entitas yang berperan aktif dalam membangun budaya demokrasi yang sehat. Melalui penerapan paradigma mubadalah, keluarga dapat menjadi contoh bagaimana perbedaan politik dapat terkelola dengan bijak, saling menghormati, dan tetap menjaga keharmonisan relasi.
Dalam kesimpulannya, paradigma mubadalah menawarkan solusi yang komprehensif dan kontekstual bagi relasi keluarga dalam menghadapi tantangan PILKADA 2024. Dengan mengedepankan prinsip kesalingan, kesetaraan, dan penghargaan terhadap keberagaman, mubadalah tidak hanya menjaga keutuhan keluarga tetapi juga berkontribusi pada penguatan demokrasi Indonesia secara keseluruhan. []