• Login
  • Register
Jumat, 20 Juni 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom Keluarga

Membangun Keluarga Ideal itu Diupayakan, Tak Cukup Dibayangkan!

Konsep keluarga ideal dari Dr. Mohammad Nasih, M.Si. sejatinya terinspirasi dari QS. Ali Imran ayat 14

Dhonni Dwi Prasetyo Dhonni Dwi Prasetyo
14/08/2024
in Keluarga
0
Keluarga Ideal

Keluarga Ideal

1k
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

“Harta yang paling berharga adalah keluarga…”

Mubadalah.id – Begitulah penggalan lirik lagu yang mungkin telah masyhur kita dengar selama ini. Lagu yang Bunga Citra Lestari senandungkan ini memberitahu kita bahwa di antara sekian banyak jenis ‘harta’ yang dimiliki seseorang, tetaplah keluarga yang kita anggap sebagai ‘harta’ paling utama dan berharga.

Memang benar adanya bahwa keluarga adalah harta yang paling berharga. Namun, dengan catatan relasi antar anggota keluarga di dalamnya berjalan seimbang dan sesuai dengan prinsip keislaman dan kemanusiaan.

Kalau tidak demikian, keluarga agaknya tidak lagi menjadi harta paling berharga yang mendatangkan kebahagiaan dan kedamaian hidup. Melainkan justru menjadi sumber kesedihan dan kenestapaan dalam kehidupan. Oleh sebab itu, sebelum kita memutuskan menikah, kita mesti mengukur diri kita sendiri.

Apakah kita bersama pasangan kita sudah mampu membangun dan mewujudkan keluarga ideal—yang kita ibaratkan harta paling berharga. Di mana di dalamnya terpancar sumber kebahagiaan dan kedamaian hidup, ataukah belum? Bila belum, maka persiapkan diri terlebih dahulu sebelum menikah. Karena, ketika kita sudah siap, bukan sekadar ingin menikah, membangun keluarga ideal akan terasa lebih mudah.

Konsep Keluarga Ideal

Terlepas dari sudah siap menikah ataukah belum, kita yang notabene saat ini masih lajang perlu mengetahui bahwa pernikahan yang sukses adalah pernikahan yang berhasil membangun keluarga ideal. Mengenai konsep keluarga ideal ini sendiri, setiap individu tetnunya punya perspektif sendiri-sendiri.

Baca Juga:

Dad’s Who Do Diapers: Ayah Juga Bisa Ganti Popok, Apa yang Membuat Mereka Mau Terlibat?

Melampaui Batasan Tafsir: Membebaskan Narasi Gender dalam Islam Menurut Mernissi dan Wadud

Keberhasilan Anak Bukan Ajang Untuk Merendahkan Orang Tua

Merebut Tafsir: Membaca Kartini dalam Konteks Politik Etis

Namun, dalam kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan gagasan tentang konsep keluarga ‘ideal’ yang sebisa mungkin harus berhasil diwujudkan oleh umat Islam. Lantas, bagaimana sih konsep keluarga ideal itu?

Beberapa waktu lalu, penulis mendapatkan perspektif baru tentang konsep keluarga ideal dari Dr. Mohammad Nasih, M.Si. (Pengasuh Pesantren Nurul Furqon Rembang). Beliau menuturkan bahwa konsep keluarga ideal yang beliau gagas sejatinya terinspirasi dari QS. Ali Imran ayat 14.

Dalam surat tersebut, Allah SWT berfirman:

زُيِّنَ لِلنَّاسِ حُبُّ الشَّهَوٰتِ مِنَ النِّسَآءِ وَالۡبَـنِيۡنَ وَالۡقَنَاطِيۡرِ الۡمُقَنۡطَرَةِ مِنَ الذَّهَبِ وَالۡفِضَّةِ وَالۡخَـيۡلِ الۡمُسَوَّمَةِ وَالۡاَنۡعَامِ وَالۡحَـرۡثِ​ؕ ذٰ لِكَ مَتَاعُ الۡحَيٰوةِ الدُّنۡيَا ​ۚ وَاللّٰهُ عِنۡدَهٗ حُسۡنُ الۡمَاٰبِ‏

Artinya: “Dijadikan tampak indah dalam pandangan manusia cinta terhadap nafsu, berupa wanita-wanita, anak-anak, harta benda yang bertumpuk dalam bentuk emas dan perak, kuda pilihan, hewan ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allahlah tempat kembali yang baik.” (QS. Ali Imran:14).

Dari ayat di atas, disebutkan bahwa ada tiga hal yang lazim manusia cintai. Hampir tidak ada manusia yang tidak menaruh cinta terhadap ketiganya. Sebab, ketiganya disinyalir oleh mayoritas manusia di dunia ini sebagai perkara yang dapat mendatangkan kebahagiaan dan kedamaian hidup bagi yang memilikinya.

Berangkat dari gagasan beliau di atas, dalam hemat penulis pribadi, tiga perkara tersebut akan sangat cocok bila kita jadikan prasyarat sekaligus modal utama dalam membangun keluarga yang ideal. Karena, keluarga yang telah berhasil memenuhi tiga perkara ini, peluang mendapatkan kebahagiaan dan kedamaian hidup relatif jadi lebih besar. Adapun ketiga prasyarat sekaligus modal utama yang penulis maksud meliputi:

Satu, pasangan yang berkomitmen

Aspek pertama ini erat kaitannya dengan prinsip kafa’ah (keserasian). Pasangan relatif bisa berkomitmen dalam menjalani hubungan pernikahan dalam balutan cinta dan kasih sayang bilamana ia memiliki visi misi dan tujuan hidup yang sama dengan pasangannya.

Oleh sebab itu, sebelum menikah, kita wajib memperhatikan betul tentang prinsip kafa’ah ini. Sebab, tanpa adanya prinsip kafa’ah, berkomitmen menjalani hubungan dengan pasangan akan terasa sangat berat.

Dua, anak-anak yang menyenangkan

Aspek kedua erat kaitannya dengan ilmu parenting yang tepat. Memiliki anak yang menyenangkan hati kedua orang tuanya—salih salihah, cerdas, bermoral, dan seterusnya—tidak bisa simsalabim begitu saja terwujud dengan sendirinya. Melainkan perlu kita upayakan dengan sepenuh hati dan segenap jiwa raga melalui pola parenting dan pendidikan yang tepat guna.

Di samping ilmu parenting yang tepat, kita sebagai orang tua juga harus punya kesiapan dan keseriusan dalam mengasuh dan mendidik anak. Sebab, tanpa adanya kesiapan dan keseriusan, anak tidak akan terasuh dan terdidik secara optimal.

Hal ini mengakibatkan proses tumbuh kembangnya, baik dari segi afektif, kognitif, maupun psikomotoriknya, mengalami hambatan. Hambatan demikian bila terus terjadi sebab ketidaksiapan dan ketidakseriusan kita tadi akan menghasilkan anak yang tidak ‘menyenangkan’, dan justru ‘merepotkan’ orang tuanya di masa mendatang. Na’udzubillah.

Tiga, memiliki harta yang berlimpah, berupa: uang yang banyak, kendaraan yang fungsional, dan juga peternakan dan perkebunan

Aspek ketiga erat kaitannya dengan kemandirian finansial. Memiliki kemandirian finansial adalah suatu hal yang penting dan harus ada dalam membangun keluarga. Tanpa adanya kemandirian finansial, berbagai aktivitas dan hajat-hajat kehidupan seringkali terbengkalai dan tidak bisa berjalan sebagaimana kita kehendaki.

Maka, mengusahakan memiliki kemandirian finansial sejak muda adalah suatu keniscayaan sebelum memutuskan untuk mengarungi bahtera pernikahan bersama pasangan dan kemudian membangun keluarga yang ideal.

Nah, dari penjelasan di atas, hendaknya ketiga aspek tersebut menjadi perhatian penting bagi anak muda yang hendak menikah. Sebab, pernikahan yang kemudian berlanjut membangun keluarga ideal merupakan sebuah ibadah dengan perjalanan panjang yang ditempuh oleh sepasang kekasih.

Maka, tidak ada salahnya—dan justru memang seharusnya—bila sebelum menempuh perjalanan panjang ini, kita bersiap diri sebaik mungkin agar tidak mengalami hambatan ketika menempuh perjalanan panjang tersebut nantinya.

Melalui tulisan ini, penulis tidak mengajarkan menjadi seorang muslim atau muslimah yang ‘gila duniawi’. Tetapi ingin mengajak umat Islam untuk berpikir kritis dan logis dalam menjalani kehidupan. Bahwa selama kita masih hidup di dunia ini, bagaimanapun juga kita tetap butuh terhadap beberapa hal duniawi tersebut.

Namun, sebutuh apapun kita terhadap beberapa hal duniawi tersebut, jangan sampai membuat kita terlena karenanya. Justru kita raih kesuksesan ukhrawi dengan berhasil ‘menundukkan’ hal-hal duniawi tadi, sehingga mindset yang terbangun adalah ‘kuasai aspek duniawi untuk berjuang menggapai kesuksesan ukhrawi’, bukan ‘kuasai aspek duniawi dan tidak usah pikirkan urusan ukhrawi’.

Terakhir, dari ketiga aspek yang menjadi modal utama dalam membangun keluarga ideal sebagaimana telah saya jelaskan di atas, sudahkah kita memiliki semua itu? Jika belum, teruslah semangat bekerja dan jangan lupa berdoa kepada-Nya. Karena, membangun keluarga ideal itu perlu kita upayakan, tak cukup kita bayangkan! Wallahu a’lam. []

 

 

 

 

 

Tags: Duniawikeluarga idealMerebut TafsirparentingUkhrawi
Dhonni Dwi Prasetyo

Dhonni Dwi Prasetyo

Alumnus Pondok Pesantren Raudlatul Ulum Guyangan, Trangkil, Pati, Jawa Tengah & Alumnus Pendidikan Bahasa Arab Universitas Negeri Semarang

Terkait Posts

Perbedaan anak laki-laki dan perempuan

Jangan Membedakan Perlakuan antara Anak Laki-laki dan Perempuan

17 Juni 2025
Ibu Rumah Tangga

Multitasking itu Keren? Mitos Melelahkan yang Membebani Ibu Rumah Tangga

17 Juni 2025
Tanggung Jawab Perkawinan

Tanggung Jawab Pasangan Suami Istri dalam Menjaga Perkawinan

15 Juni 2025
Baru Menikah

Dinamika Pasangan Suami Istri yang Baru Menikah

13 Juni 2025
Kekerasan Finansial

Kisah Nyata Kekerasan Finansial dan Pentingnya Perjanjian Pranikah

11 Juni 2025
Dad's Who Do Diapers

Dad’s Who Do Diapers: Ayah Juga Bisa Ganti Popok, Apa yang Membuat Mereka Mau Terlibat?

10 Juni 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Pasangan Hidupnya

    Jangan Rampas Hak Perempuan Memilih Pasangan Hidupnya

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tastefully Yours : Membongkar Konstruksi Sosial dari Dapur

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Pernikahan adalah Pilihan, Bukan Paksaan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Perkawinan Bukan Perbudakan: Hak Kemandirian Perempuan dalam Rumah Tangga

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Lelaki Patriarki : Bukan Tidak Bisa tapi Engga Mau!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Membangun Rumah Tangga dengan Relasi yang Adil dan Setara
  • Membangun Rumah Tangga yang Berdimensi Akhlak Mulia
  • Berumah Tangga adalah Seni Kehidupan
  • Menakar Ekoteologi Kemenag Sebagai Kritik Antroposentrisme
  • Pernikahan adalah Pilihan, Bukan Paksaan

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID