Rabu, 8 Oktober 2025
  • Login
  • Register
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
    Thufan al-Aqsha

    Dua Tahun Thufan al-Aqsha: Gema Perlawanan dari Jantung Luka Kemanusiaan

    Daisaku Ikeda

    Dialog Kemanusiaan Gus Dur & Daisaku Ikeda, Inaya Wahid Tekankan Relasi Lintas Batas

    Soka Gakkai

    Pimpinan Soka Gakkai Jepang: Dialog Antaragama Hilangkan Salah Paham tentang Islam

    Gus Dur dan Ikeda

    Masjid Istiqlal Jadi Ruang Perjumpaan Dialog Peradaban Gus Dur dan Daisaku Ikeda

    Fasilitas Ramah Disabilitas

    Teguhkan Komitmen Inklusif, Yayasan Fahmina Bangun Fasilitas Ramah Disabilitas

    UIN SSC Kampus Inklusif

    UIN SSC Menuju Kampus Inklusif: Dari Infrastruktur hingga Layanan Digital Ramah Disabilitas

    Makan Bergizi Gratis

    Ironi Makan Bergizi Gratis: Ketika Urusan Dapur Menjadi Kebijakan Publik

    Nyai Sinta Nuriyah

    Kunjungi Aktivis yang Ditahan, Nyai Sinta Nuriyah Tunjukkan Keteguhan Ulama Perempuan dalam Membela Rakyat

    Hari Tani

    Hari Tani Nasional 2025: Menghargai Petani dan Menjaga Pangan Negeri

  • Kolom
    • All
    • Keluarga
    • Personal
    • Publik
    Perempuan Menikah

    Perempuan Menikah dan Pertanyaan yang Tak Pernah Usai

    Suster Vassa

    Suster Vassa dan Wajah Suram Otoritas Agama

    Isu Disabilitas

    Isu Disabilitas dan Pergeseran Paradigma Sosial dan HAM: Dari Belas Kasihan ke Keadilan

    Suara Panci

    Suara Panci: Perlawanan Ibu-ibu atas Program Makan Bergizi Gratis

    Pernikahan Anak

    Mengapa Masih Ada Tokoh Agama yang Terlibat dalam Pernikahan Anak?

    Feminis Sejati

    Ibuku Tak Belajar Feminisme, Tapi Ia Seorang Feminis Sejati

    Anak Difabel

    Mendorong Pengasuhan Inklusi Untuk Anak Difabel

    Program MBG

    Protes Program MBG: Ketika Panci dan Sutil Bukan Hanya Simbol Urusan Dapur Ibu

    Reproduktif Perempuan yang

    Ketika Peran Reproduktif Perempuan Menjadi Tanggung Jawab Bersama

  • Khazanah
    • All
    • Hikmah
    • Hukum Syariat
    • Pernak-pernik
    • Sastra
    Surga yang Maskulin

    Menggugat Tafsir Surga yang Sangat Maskulin

    Kenikmatan Surga

    Ketika Surga Terlalu Maskulin: Menafsir Ulang Kenikmatan Surga bagi Laki-laki dan Perempuan

    Al-Qur'an Terhadap Perempuan

    Afirmasi Revolusioner Al-Qur’an terhadap Perempuan

    Islam Perempuan

    Islam Melindungi Martabat Perempuan

    Islam Perempuan

    Islam Mengangkat Martabat Perempuan dari Objek Warisan Menjadi Subjek Kemanusiaan

    Perempuan Baik untuk Lelaki yang Baik

    Perempuan Baik untuk Lelaki yang Baik dalam Perspektif Al-Qur’an

    Sumayyah binti Khayyat

    Sumayyah binti Khayyat: Perempuan Pertama yang Syahid di Jalan Islam

    Perempuan yang

    Jejak Para Perempuan yang Meneguhkan Islam Sejak Awal

    Khadijah Ra yang

    Khadijah Ra: Bukan Sekadar Simbol Kesalehan Perempuan, tetapi Teladan Kemanusiaan yang Universal

  • Rujukan
    • All
    • Ayat Quran
    • Hadits
    • Metodologi
    • Mubapedia
    Perempuan Fitnah

    Perempuan Fitnah Laki-laki? Menimbang Ulang dalam Perspektif Mubadalah

    Idul Fitri

    Teks Khutbah Idul Fitri 1446 H: Menjadi Insan Bertakwa dan Mewujudkan Masyarakat Berkeadaban di Hari Kemenangan

    Idul Fitri

    Teks Khutbah Idul Fitri 1446 H: Merayakan Kemenangan dengan Syukur, Solidaritas, dan Kepedulian

    Membayar Zakat Fitrah

    Masihkah Kita Membayar Zakat Fitrah dengan Beras 2,5 Kg atau Uang Seharganya?

    Ibu menyusui tidak puasa apa hukumnya?

    Ibu Menyusui Tidak Puasa Apa Hukumnya?

    kerja domestik adalah tanggung jawab suami dan istri

    5 Dalil Kerja Domestik adalah Tanggung Jawab Suami dan Istri

    Menghindari Zina

    Jika Ingin Menghindari Zina, Jangan dengan Pernikahan yang Toxic

    Makna Ghaddul Bashar

    Makna Ghaddul Bashar, Benarkah Menundukkan Mata Secara Fisik?

    Makna Isti'faf

    Makna Isti’faf, Benarkah hanya Menjauhi Zina?

  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
    Thufan al-Aqsha

    Dua Tahun Thufan al-Aqsha: Gema Perlawanan dari Jantung Luka Kemanusiaan

    Daisaku Ikeda

    Dialog Kemanusiaan Gus Dur & Daisaku Ikeda, Inaya Wahid Tekankan Relasi Lintas Batas

    Soka Gakkai

    Pimpinan Soka Gakkai Jepang: Dialog Antaragama Hilangkan Salah Paham tentang Islam

    Gus Dur dan Ikeda

    Masjid Istiqlal Jadi Ruang Perjumpaan Dialog Peradaban Gus Dur dan Daisaku Ikeda

    Fasilitas Ramah Disabilitas

    Teguhkan Komitmen Inklusif, Yayasan Fahmina Bangun Fasilitas Ramah Disabilitas

    UIN SSC Kampus Inklusif

    UIN SSC Menuju Kampus Inklusif: Dari Infrastruktur hingga Layanan Digital Ramah Disabilitas

    Makan Bergizi Gratis

    Ironi Makan Bergizi Gratis: Ketika Urusan Dapur Menjadi Kebijakan Publik

    Nyai Sinta Nuriyah

    Kunjungi Aktivis yang Ditahan, Nyai Sinta Nuriyah Tunjukkan Keteguhan Ulama Perempuan dalam Membela Rakyat

    Hari Tani

    Hari Tani Nasional 2025: Menghargai Petani dan Menjaga Pangan Negeri

  • Kolom
    • All
    • Keluarga
    • Personal
    • Publik
    Perempuan Menikah

    Perempuan Menikah dan Pertanyaan yang Tak Pernah Usai

    Suster Vassa

    Suster Vassa dan Wajah Suram Otoritas Agama

    Isu Disabilitas

    Isu Disabilitas dan Pergeseran Paradigma Sosial dan HAM: Dari Belas Kasihan ke Keadilan

    Suara Panci

    Suara Panci: Perlawanan Ibu-ibu atas Program Makan Bergizi Gratis

    Pernikahan Anak

    Mengapa Masih Ada Tokoh Agama yang Terlibat dalam Pernikahan Anak?

    Feminis Sejati

    Ibuku Tak Belajar Feminisme, Tapi Ia Seorang Feminis Sejati

    Anak Difabel

    Mendorong Pengasuhan Inklusi Untuk Anak Difabel

    Program MBG

    Protes Program MBG: Ketika Panci dan Sutil Bukan Hanya Simbol Urusan Dapur Ibu

    Reproduktif Perempuan yang

    Ketika Peran Reproduktif Perempuan Menjadi Tanggung Jawab Bersama

  • Khazanah
    • All
    • Hikmah
    • Hukum Syariat
    • Pernak-pernik
    • Sastra
    Surga yang Maskulin

    Menggugat Tafsir Surga yang Sangat Maskulin

    Kenikmatan Surga

    Ketika Surga Terlalu Maskulin: Menafsir Ulang Kenikmatan Surga bagi Laki-laki dan Perempuan

    Al-Qur'an Terhadap Perempuan

    Afirmasi Revolusioner Al-Qur’an terhadap Perempuan

    Islam Perempuan

    Islam Melindungi Martabat Perempuan

    Islam Perempuan

    Islam Mengangkat Martabat Perempuan dari Objek Warisan Menjadi Subjek Kemanusiaan

    Perempuan Baik untuk Lelaki yang Baik

    Perempuan Baik untuk Lelaki yang Baik dalam Perspektif Al-Qur’an

    Sumayyah binti Khayyat

    Sumayyah binti Khayyat: Perempuan Pertama yang Syahid di Jalan Islam

    Perempuan yang

    Jejak Para Perempuan yang Meneguhkan Islam Sejak Awal

    Khadijah Ra yang

    Khadijah Ra: Bukan Sekadar Simbol Kesalehan Perempuan, tetapi Teladan Kemanusiaan yang Universal

  • Rujukan
    • All
    • Ayat Quran
    • Hadits
    • Metodologi
    • Mubapedia
    Perempuan Fitnah

    Perempuan Fitnah Laki-laki? Menimbang Ulang dalam Perspektif Mubadalah

    Idul Fitri

    Teks Khutbah Idul Fitri 1446 H: Menjadi Insan Bertakwa dan Mewujudkan Masyarakat Berkeadaban di Hari Kemenangan

    Idul Fitri

    Teks Khutbah Idul Fitri 1446 H: Merayakan Kemenangan dengan Syukur, Solidaritas, dan Kepedulian

    Membayar Zakat Fitrah

    Masihkah Kita Membayar Zakat Fitrah dengan Beras 2,5 Kg atau Uang Seharganya?

    Ibu menyusui tidak puasa apa hukumnya?

    Ibu Menyusui Tidak Puasa Apa Hukumnya?

    kerja domestik adalah tanggung jawab suami dan istri

    5 Dalil Kerja Domestik adalah Tanggung Jawab Suami dan Istri

    Menghindari Zina

    Jika Ingin Menghindari Zina, Jangan dengan Pernikahan yang Toxic

    Makna Ghaddul Bashar

    Makna Ghaddul Bashar, Benarkah Menundukkan Mata Secara Fisik?

    Makna Isti'faf

    Makna Isti’faf, Benarkah hanya Menjauhi Zina?

  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom Keluarga

Pandangan Islam terhadap Problem Perselingkuhan

Dalam Islam, mediasi dan upaya rekonsiliasi sangat dianjurkan sebelum mengambil langkah-langkah yang lebih drastis seperti perceraian

Yayat Hidayat Yayat Hidayat
6 September 2024
in Keluarga
0
Problem Perselingkuhan

Problem Perselingkuhan

1k
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Problem perselingkuhan dalam pernikahan adalah isu yang kompleks dan menyakitkan, yang sering kali berujung pada keretakan hubungan suami-istri. Dalam konteks masyarakat Indonesia yang mayoritas Muslim, penting untuk menggali solusi Islami yang berbasis pada keadilan dan keseimbangan dalam perlakuan terhadap kedua belah pihak. Islam sebagai agama yang sempurna memberikan panduan untuk mengatasi masalah ini dengan bijak, mengedepankan prinsip keadilan, kasih sayang, dan perlindungan terhadap keluarga.

Islam mendorong adanya upaya rekonsiliasi dan penyembuhan bagi seluruh anggota keluarga yang terdampak dari perselingkuhan. Pendekatan ini menunjukkan betapa Islam menekankan pada pemulihan dan pembinaan kembali hubungan, daripada semata-mata pada pembalasan atau penghukuman, sehingga memberikan solusi yang lebih komprehensif dan manusiawi dalam menghadapi persoalan perselingkuhan.

Perspektif Islam tentang Perselingkuhan

Larangan terhadap praktik perselingkuhan sangat tegas dalam Islam. Perselingkuhan, baik yang dilakukan oleh suami atau istri, dianggap sebagai tindakan yang mengkhianati ikatan pernikahan, yang merupakan salah satu perkara yang kita junjung tinggi, sakral, dan terpenting dalam Islam.

Allah Ta’ala berfirman:  “Perempuan yang berzina dan laki-laki yang berzina, maka deralah tiap-tiap seorang dari keduanya seratus kali dera, dan janganlah belas kasihan kepada keduanya mencegah kamu untuk (menjalankan) agama Allah, jika kamu beriman kepada Allah, dan hari kemudian, dan hendaklah (pelaksanaan) hukuman mereka disaksikan oleh sekumpulan orang-orang yang beriman.” (QS. An-Nur ayat 2)

Lebih lanjut, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam dalam berbagai hadis juga menekankan larangan terhadap perbuatan zina dan pengkhianatan terhadap pasangan.

Dari Abu Hurairah, Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam bersabda:

“Jauhilah tujuh dosa besar yang membinasakan.” Para sahabat bertanya, “Wahai Rasulullah, apa itu?” Beliau menjawab, “Syirik kepada Allah, sihir, membunuh jiwa yang diharamkan Allah kecuali dengan hak, memakan riba, memakan harta anak yatim, melarikan diri dari medan perang, dan menuduh wanita mukminah yang baik-baik berzina.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Dari hadis ini, kita dapat memahami betapa seriusnya larangan terhadap tindakan zina dan perselingkuhan dalam Islam.

Dampak Perselingkuhan terhadap Keluarga

Selain merusak hubungan antara suami dan istri, Perselingkuhan juga memiliki dampak yang mendalam terhadap seluruh keluarga, terutama anak-anak. Ketika salah satu pasangan melakukan perselingkuhan, rasa kepercayaan yang merupakan fondasi pernikahan hancur. Ini dapat menyebabkan ketidakstabilan emosional, depresi, dan trauma bagi pihak yang terkhianati.

Selain itu, anak-anak yang menyaksikan perselingkuhan orang tua mereka cenderung mengalami gangguan psikologis, yang dapat berdampak pada perkembangan mereka di masa depan. Perlu kita sadari bahwa keluarga adalah unit sosial yang sangat penting dan dihormati dalam Islam. Allah berfirman:

“Dan di antara tanda-tanda (kebesaran)-Nya ialah Dia menciptakan pasangan-pasangan untukmu dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya di antaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berpikir.” (QS. Ar-Rum ayat 21)

Dalil ini menunjukkan bahwa pernikahan seharusnya menjadi sumber ketenangan dan kasih sayang. Namun, ketika terjadi perselingkuhan, ikatan kasih sayang ini rusak, dan ketenangan dalam rumah tangga menjadi hilang.

Dampak psikologis perselingkuhan juga bisa sangat merusak. Ketidakpastian dan rasa sakit akibat pengkhianatan dapat menyebabkan stres yang berkepanjangan, gangguan kecemasan, dan dalam kasus ekstrem, dapat menyebabkan gangguan stres pasca trauma (PTSD).

Anak-anak yang terpapar konflik akibat perselingkuhan mungkin mengalami masalah dalam membangun hubungan yang sehat di masa dewasa mereka. Karena mereka tumbuh dengan pandangan negatif tentang komitmen dan kepercayaan.

Pendekatan dalam Menangani Perselingkuhan

Secara tegas, Islam menekankan pentingnya pendekatan keadilan dan kesetaraan dalam hubungan suami-istri. Pendekatan ini tidak hanya berfokus pada pemberian hukuman atau sanksi, tetapi juga pada upaya pemulihan hubungan dan keadilan bagi kedua belah pihak.

Islam mengajarkan bahwa baik suami maupun istri memiliki tanggung jawab yang sama dalam menjaga keutuhan pernikahan dan bahwa setiap bentuk pengkhianatan harus ditangani dengan bijak dan adil.

Pendekatan ini juga menekankan pentingnya dialog dan komunikasi terbuka antara suami dan istri. Ketika terjadi perselingkuhan, langkah pertama yang harus kita ambil adalah membuka ruang untuk dialog yang jujur dan terbuka, di mana kedua pihak dapat mengungkapkan perasaan mereka tanpa rasa takut akan terhakimi.

Dalam Islam, mediasi dan upaya rekonsiliasi sangat dianjurkan sebelum mengambil langkah-langkah yang lebih drastis seperti perceraian.

Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam mengingatkan bahwa dalam konflik apapun, termasuk perselingkuhan, kita harus berupaya untuk tidak menzalimi satu sama lain. Beliau bersabda:

“Seorang Muslim itu adalah saudara bagi Muslim lainnya. Dia tidak akan menzalimi, menyerahkan, atau menghinakannya.” (HR. Bukhari).

Selain itu, Islam juga mendorong adanya refleksi diri dari kedua belah pihak. Kedua pasangan harus merenungkan peran mereka dalam pernikahan dan mengidentifikasi faktor-faktor yang mungkin telah berkontribusi pada perselingkuhan.

Ini bukan untuk menyalahkan korban, tetapi untuk memahami dinamika hubungan yang mungkin perlu kita perbaiki untuk mencegah masalah serupa di masa depan. Karenanya, introspeksi dan perbaikan diri adalah bagian penting dari proses taubat dan perbaikan hubungan.

Solusi Praktis Mengatasi Perselingkuhan

Untuk mengatasi perselingkuhan harus dimulai dengan langkah-langkah preventif yang kuat. Salah satu langkah preventif yang penting adalah memperkuat ikatan pernikahan melalui pendidikan pranikah yang memadai. Pendidikan ini harus mencakup pemahaman tentang hak dan kewajiban dalam pernikahan, serta pentingnya menjaga kepercayaan dan komitmen.

Demikian pula, pasangan juga harus kita dorong untuk mengembangkan keterampilan komunikasi yang efektif, sehingga masalah-masalah kecil tidak berkembang menjadi konflik besar yang dapat memicu perselingkuhan.

Jika perselingkuhan telah terjadi, langkah pertama yang harus kita ambil adalah taubat kepada Allah Ta’ala dan memohon ampunan-Nya.

Allah berfirman: “Kecuali orang-orang yang bertaubat, beriman dan mengerjakan amal saleh; maka kejahatan mereka akan diganti Allah dengan kebaikan. Dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Al-Furqan ayat 70)

Taubat adalah langkah penting untuk memulai proses penyembuhan baik bagi pelaku perselingkuhan maupun bagi korban yang terkhianati.

Langkah selanjutnya adalah melakukan mediasi dan konseling. Ketika konflik muncul, dianjurkan untuk melibatkan pihak ketiga yang adil dan bijaksana untuk membantu menyelesaikan masalah.

Allah berfirman:

“Dan jika kamu khawatirkan ada persengketaan antara keduanya, maka kirimlah seorang hakam (juru damai) dari keluarga laki-laki dan seorang hakam dari keluarga perempuan. Jika kedua orang hakam itu bermaksud mengadakan perbaikan, niscaya Allah memberi taufik kepada suami istri itu.” (QS. An-Nisa ayat 35)

Mediasi ini dapat membantu pasangan menemukan jalan tengah dan solusi yang sesuai dengan prinsip-prinsip Islam.

Perceraian dengan Cara yang Baik

Terakhir, jika upaya rekonsiliasi tidak berhasil, Islam mengizinkan perceraian sebagai jalan terakhir. Namun, perceraian harus kita lakukan dengan cara yang baik dan penuh hikmah.

Allah berfirman:

“Perceraian (yang dapat dirujuki) itu dua kali. Setelah itu boleh rujuk lagi dengan cara yang ma’ruf atau menceraikan dengan cara yang baik.” (QS. Al-Baqarah ayat 229)

Perceraian, meskipun diperbolehkan, adalah tindakan yang paling dibenci Allah SWT dari segala yang dihalalkan, sehingga harus menjadi pilihan terakhir setelah semua upaya rekonsiliasi telah dilakukan.

Perselingkuhan dalam pernikahan adalah ujian besar yang membutuhkan penanganan yang hati-hati dan bijaksana. Dengan mengikuti panduan Islam yang adil dan berimbang, kedua pasangan baik suami maupun istri dapat menghadapi masalah ini dengan cara yang menjaga keutuhan keluarga dan memperbaiki hubungan yang mungkin telah rusak.

Islam menawarkan panduan yang penting dalam menangani perselingkuhan, dengan menekankan keadilan, komunikasi, dan introspeksi diri. Pada akhirnya, solusi terbaik untuk mengatasi perselingkuhan bermuara pada pemulihan dan perbaikan hubungan sehingga keluarga Muslim dapat tetap kokoh dan harmonis. Wallahua’lam. []

Tags: istrikeluargapernikahanperselingkuhanRelasirumah tanggasuami
Yayat Hidayat

Yayat Hidayat

Perantau-Santri-Abdi Negara

Terkait Posts

Perempuan Menikah
Personal

Perempuan Menikah dan Pertanyaan yang Tak Pernah Usai

8 Oktober 2025
Perempuan Baik untuk Lelaki yang Baik
Hikmah

Perempuan Baik untuk Lelaki yang Baik dalam Perspektif Al-Qur’an

7 Oktober 2025
Game of Thrones
Film

Game of Thrones dan Queen Bee Syndrome: Warisan Patriarki dalam Konflik Ibu dan Menantu

6 Oktober 2025
Daisaku Ikeda
Aktual

Dialog Kemanusiaan Gus Dur & Daisaku Ikeda, Inaya Wahid Tekankan Relasi Lintas Batas

6 Oktober 2025
Feminis Sejati
Personal

Ibuku Tak Belajar Feminisme, Tapi Ia Seorang Feminis Sejati

6 Oktober 2025
Anak Difabel
Keluarga

Mendorong Pengasuhan Inklusi Untuk Anak Difabel

6 Oktober 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Gus Iqdam dan Penyandang Disabilitas

    Gus Iqdam dan Penyandang Disabilitas

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Suara Panci: Perlawanan Ibu-ibu atas Program Makan Bergizi Gratis

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Perempuan Baik untuk Lelaki yang Baik dalam Perspektif Al-Qur’an

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Islam Mengangkat Martabat Perempuan dari Objek Warisan Menjadi Subjek Kemanusiaan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Perempuan Menikah dan Pertanyaan yang Tak Pernah Usai

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Menggugat Tafsir Surga yang Sangat Maskulin
  • Emmeline Pankhurst, Suffragist, dan Tuduhan “Blackmail Politik”
  • Ketika Surga Terlalu Maskulin: Menafsir Ulang Kenikmatan Surga bagi Laki-laki dan Perempuan
  • Perempuan Menikah dan Pertanyaan yang Tak Pernah Usai
  • Afirmasi Revolusioner Al-Qur’an terhadap Perempuan

Komentar Terbaru

  • M. Khoirul Imamil M pada Amalan Muharram: Melampaui “Revenue” Individual
  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2025 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2025 MUBADALAH.ID