• Login
  • Register
Sabtu, 7 Juni 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Aktual

4 Perempuan Hebat ini Akan Hadiri Simposium Best Jaringan GUSDURian

Keempat perempuan hebat ini akan hadir sebagai narasumber pada Simposium Best yang akan berlangsung pada 14–15 November 2024 di Convention Hall, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

Redaksi Redaksi
06/11/2024
in Aktual
0
Simposium Best

Simposium Best

599
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Simposium Best (Beda Setara) adalah bagian dari rangkaian acara Festival Beda Setara (Fest Best) yang akan diselenggarakan pada 10-16 November 2024.

Acara ini merupakan ruang pertemuan gagasan terkait isu kebebasan beragama dan berkeyakinan (KBB) yang dihadiri berbagai elemen, mulai akademisi, praktisi KBB, pemerintah, hingga tokoh agama.

Simposium Best kali ini mengangkat tema besar “Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan sebagai Kritik Sosial untuk Kewargaan yang Berkeadilan”.

Dalam Simposium Best ini, panitia menghadirkan empat tokoh perempuan Indonesia yang sudah sejak lama concern di bidang KBB dan hak asasi manusia. Keempat tokoh tersebut adalah Alissa Wahid, Inayah Wahid, Asfinawati, Dewi Candraningrum, dan Masruhah.

Alissa Qotrunnada Munawaroh Wahid atau yang akrab disapa Alissa Wahid akan mengisi orasi ilmiah dalam pertemuan ini.

Baca Juga:

Penting Mempopulerkan Kembali Lagu Indonesia Raya 3 Stanza

Simposium Beda Setara Jaringan GUSDURian Resmi Dibuka

Para Ahli Berkumpul di Yogyakarta, Diskusikan Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan di Simposium Best

Tiga Gagasan Gus Dur dalam Pandangan Buya Husein

Alissa Wahid adalah seorang psikolog keluarga kelahiran Jombang. Putri sulung Gus Dur tersebut sudah lama malang-melintang di dunia aktivisme dan gerakan sosial.

Selain aktif menggiatkan moderasi beragama, toleransi intariman, Alissa juga merupakan sosok di balik berdirinya Jaringan GUSDURian, sebuah jejaring kerja yang bergerak di akar rumput untuk meneruskan nilai, pemikiran, dan keteladanan Gus Dur.

Di simposium, Alissa menjadi salah satu narasumber pada Sesi I: Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan, Janji Konstitusi, dan Silang Kebijakan.

Tokoh perempuan kedua yakni Asfinawati. Asfi adalah seorang aktivis dan advokat hak asasi manusia (HAM). Pada 2006–2009, Asfi pernah menjabat sebagai Direktur Lembaga Bantuan Hukum Jakarta dan pada 2017–2021 ia menjabat sebagai Direktur Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI).

Keterlibatan Asfi dalam berbagai lembaga bantuan hukum telah banyak berkontribusi melakukan pembelaan terhadap kelompok minoritas yang ada di Indonesia.

Inayah Wulandari Wahid

Berikutnya, ada Inayah Wulandari Wahid yang menjadi salah satu narasumber pada Sesi II: Suara Komunitas, Perjuangan Menuntut Hak. Inayah adalah aktivis dan aktris yang aktif menyuarakan kritik atas kebijakan pemerintah yang tidak berpihak pada keadilan. Inayah merupakan putri bungsu Gus Dur.

Dalam gerakan sosial, selain aktif di Jaringan GUSDURian, Inayah juga tergabung dalam kerja-kerja Positive Movement (PM). Pada Agustus 2023 Inayah mendapatkan penghargaan Apresiasi Perempuan Berpengaruh.

Penghargaan ini diberikan untuk perempuan yang berperan dalam pelayanan serta membaktikan dirinya untuk kepentingan dan hak-hak orang yang banyak dilupakan.

Keempat, ada Dewi Candraningrum yang menjadi salah satu narasumber pada Sesi III: Persilangan Ketidakadilan, Kebebasan Beragama, dan Isu Sosial Kritis.

Ia merupakan aktivis perempuan dan seniman asal Boyolali. Pada  2014—2016, Dewi pernah menjadi pimpinan redaksi Jurnal Perempuan. Sebagai seorang seniman, Dewi kerap kali menyelenggarakan pameran. Karyanya yang sering dipamerkan lebih banyak berfokus pada studi gender, kajian sastra, hingga suara kelompok minoritas.

Dewi meraih gelar doktornya di Universitaet Muenster, Jerman. Bahkan ia sering melakukan penelitian yang berkaitan dengan sastra perempuan, pembangunan berkelanjutan, kajian ekologis, dan kajian gender.

Kemudian, keempat perempuan hebat ini akan hadir sebagai narasumber pada Simposium Best yang akan berlangsung pada 14–15 November 2024 di Convention Hall, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

Tokoh lainnya yang akan hadir pada Simposium Best yakni Jay Akhmad, Noorhaidi Hasan, Ihsan Ali Fauzi, Beka Ulung Hapsara, MY Esti Wijayati, Ahmad Zainul Hamid, Pdt. Natasi Hermawan. Kemudian hadir juga Imam Maliki, Firdaus Mubarik, Dian Jennie Cahyawati, Suaib Pranowo, Andreas Harsono, Mayadina R. Musfiroh, dan Iklillah Muzayyanah. (Rilis)

Tags: Jaringan GusdurianPerempuan HebatSimposium Best
Redaksi

Redaksi

Terkait Posts

Kebangkitan Ulama Perempuan

Rieke Diah Pitaloka Soroti Krisis Bangsa dan Serukan Kebangkitan Ulama Perempuan dari Cirebon

19 Mei 2025
Rieke Kebangkitan Ulama Perempuan

Rieke Diah Pitaloka: Bulan Mei Tonggak Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia

19 Mei 2025
Mendokumentasikan Peran Ulama Perempuan

KUPI Dorong Masyarakat Dokumentasikan dan Narasikan Peran Ulama Perempuan di Akar Rumput

19 Mei 2025
Bulan Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia

Alasan KUPI Jadikan Mei sebagai Bulan Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia

19 Mei 2025
Mei sebagai Bulan Kebangkitan Ulama Perempuan

KUPI Resmi Deklarasikan Mei sebagai Bulan Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia

18 Mei 2025
Bulan Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia

Bulan Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia: Bersama Ulama dan Guru Perempuan, Bangkitlah Bangsa!

16 Mei 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Berkurban

    Berkurban: Latihan Kenosis Menuju Diri yang Lapang

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Pentingnya Narasi Hajar dalam Spiritualitas Iduladha

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Fenomena Walid; Membaca Relasi Kuasa dalam Kasus Kekerasan Seksual

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Spirit Siti Hajar dalam Merawat Kehidupan: Membaca Perjuangan Perempuan Lewat Kacamata Dr. Nur Rofiah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • 3 Solusi Ramah Lingkungan untuk Pembagian Daging Kurban

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Masyarakat Adat dan Ketahanan Ekologi
  • 3 Faktor Sosial yang Melanggengkan Terjadinya KDRT
  • Dari Sapi Hingga Toleransi : Sebuah Interaksi Warga Muslim Saat Iduladha di Bali
  • Spirit Siti Hajar dalam Merawat Kehidupan: Membaca Perjuangan Perempuan Lewat Kacamata Dr. Nur Rofiah
  • Fenomena Walid; Membaca Relasi Kuasa dalam Kasus Kekerasan Seksual

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID