Selasa, 7 Oktober 2025
  • Login
  • Register
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
    Thufan al-Aqsha

    Dua Tahun Thufan al-Aqsha: Gema Perlawanan dari Jantung Luka Kemanusiaan

    Daisaku Ikeda

    Dialog Kemanusiaan Gus Dur & Daisaku Ikeda, Inaya Wahid Tekankan Relasi Lintas Batas

    Soka Gakkai

    Pimpinan Soka Gakkai Jepang: Dialog Antaragama Hilangkan Salah Paham tentang Islam

    Gus Dur dan Ikeda

    Masjid Istiqlal Jadi Ruang Perjumpaan Dialog Peradaban Gus Dur dan Daisaku Ikeda

    Fasilitas Ramah Disabilitas

    Teguhkan Komitmen Inklusif, Yayasan Fahmina Bangun Fasilitas Ramah Disabilitas

    UIN SSC Kampus Inklusif

    UIN SSC Menuju Kampus Inklusif: Dari Infrastruktur hingga Layanan Digital Ramah Disabilitas

    Makan Bergizi Gratis

    Ironi Makan Bergizi Gratis: Ketika Urusan Dapur Menjadi Kebijakan Publik

    Nyai Sinta Nuriyah

    Kunjungi Aktivis yang Ditahan, Nyai Sinta Nuriyah Tunjukkan Keteguhan Ulama Perempuan dalam Membela Rakyat

    Hari Tani

    Hari Tani Nasional 2025: Menghargai Petani dan Menjaga Pangan Negeri

  • Kolom
    • All
    • Keluarga
    • Personal
    • Publik
    Pernikahan Anak

    Mengapa Masih Ada Tokoh Agama yang Terlibat dalam Pernikahan Anak?

    Feminis Sejati

    Ibuku Tak Belajar Feminisme, Tapi Ia Seorang Feminis Sejati

    Anak Difabel

    Mendorong Pengasuhan Inklusi Untuk Anak Difabel

    Program MBG

    Protes Program MBG: Ketika Panci dan Sutil Bukan Hanya Simbol Urusan Dapur Ibu

    Reproduktif Perempuan yang

    Ketika Peran Reproduktif Perempuan Menjadi Tanggung Jawab Bersama

    Tubuh Perempuan

    Tubuh Perempuan dalam Pandangan Islam

    Musik Inklusif

    Mari Kita Perjuangkan Dunia Musik Yang Inklusif Itu!

    Trauma Kolektif

    Membaca Trauma Kolektif dalam Rumah Tangga Kontemporer

    Reproduktif Perempuan

    Peran Reproduktif Perempuan Bukan Kelemahan, Tapi Kemuliaan

  • Khazanah
    • All
    • Hikmah
    • Hukum Syariat
    • Pernak-pernik
    • Sastra
    Sumayyah binti Khayyat

    Sumayyah binti Khayyat: Perempuan Pertama yang Syahid di Jalan Islam

    Perempuan yang

    Jejak Para Perempuan yang Meneguhkan Islam Sejak Awal

    Khadijah Ra yang

    Khadijah Ra: Bukan Sekadar Simbol Kesalehan Perempuan, tetapi Teladan Kemanusiaan yang Universal

    Membaca Mubadalah

    Membaca Khadijah Ra dalam Spirit Mubadalah

    Khadijah Ra meneguhkan

    Khadijah Ra: Perempuan Pertama yang Meneguhkan Misi Kenabian

    keadilan hakiki

    Keadilan Hakiki dalam Relasi Keluarga

    Keluarga Mubadalah

    Keluarga dalam Perspektif Mubadalah

    Syafaat Nabi

    Lima Syafaat Nabi di Tengah Lesunya Ekonomi

    Akhlak Nabi

    Dakwah Nabi di Makkah: Menang dengan Akhlak, Bukan Kekerasan

  • Rujukan
    • All
    • Ayat Quran
    • Hadits
    • Metodologi
    • Mubapedia
    Perempuan Fitnah

    Perempuan Fitnah Laki-laki? Menimbang Ulang dalam Perspektif Mubadalah

    Idul Fitri

    Teks Khutbah Idul Fitri 1446 H: Menjadi Insan Bertakwa dan Mewujudkan Masyarakat Berkeadaban di Hari Kemenangan

    Idul Fitri

    Teks Khutbah Idul Fitri 1446 H: Merayakan Kemenangan dengan Syukur, Solidaritas, dan Kepedulian

    Membayar Zakat Fitrah

    Masihkah Kita Membayar Zakat Fitrah dengan Beras 2,5 Kg atau Uang Seharganya?

    Ibu menyusui tidak puasa apa hukumnya?

    Ibu Menyusui Tidak Puasa Apa Hukumnya?

    kerja domestik adalah tanggung jawab suami dan istri

    5 Dalil Kerja Domestik adalah Tanggung Jawab Suami dan Istri

    Menghindari Zina

    Jika Ingin Menghindari Zina, Jangan dengan Pernikahan yang Toxic

    Makna Ghaddul Bashar

    Makna Ghaddul Bashar, Benarkah Menundukkan Mata Secara Fisik?

    Makna Isti'faf

    Makna Isti’faf, Benarkah hanya Menjauhi Zina?

  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
    Thufan al-Aqsha

    Dua Tahun Thufan al-Aqsha: Gema Perlawanan dari Jantung Luka Kemanusiaan

    Daisaku Ikeda

    Dialog Kemanusiaan Gus Dur & Daisaku Ikeda, Inaya Wahid Tekankan Relasi Lintas Batas

    Soka Gakkai

    Pimpinan Soka Gakkai Jepang: Dialog Antaragama Hilangkan Salah Paham tentang Islam

    Gus Dur dan Ikeda

    Masjid Istiqlal Jadi Ruang Perjumpaan Dialog Peradaban Gus Dur dan Daisaku Ikeda

    Fasilitas Ramah Disabilitas

    Teguhkan Komitmen Inklusif, Yayasan Fahmina Bangun Fasilitas Ramah Disabilitas

    UIN SSC Kampus Inklusif

    UIN SSC Menuju Kampus Inklusif: Dari Infrastruktur hingga Layanan Digital Ramah Disabilitas

    Makan Bergizi Gratis

    Ironi Makan Bergizi Gratis: Ketika Urusan Dapur Menjadi Kebijakan Publik

    Nyai Sinta Nuriyah

    Kunjungi Aktivis yang Ditahan, Nyai Sinta Nuriyah Tunjukkan Keteguhan Ulama Perempuan dalam Membela Rakyat

    Hari Tani

    Hari Tani Nasional 2025: Menghargai Petani dan Menjaga Pangan Negeri

  • Kolom
    • All
    • Keluarga
    • Personal
    • Publik
    Pernikahan Anak

    Mengapa Masih Ada Tokoh Agama yang Terlibat dalam Pernikahan Anak?

    Feminis Sejati

    Ibuku Tak Belajar Feminisme, Tapi Ia Seorang Feminis Sejati

    Anak Difabel

    Mendorong Pengasuhan Inklusi Untuk Anak Difabel

    Program MBG

    Protes Program MBG: Ketika Panci dan Sutil Bukan Hanya Simbol Urusan Dapur Ibu

    Reproduktif Perempuan yang

    Ketika Peran Reproduktif Perempuan Menjadi Tanggung Jawab Bersama

    Tubuh Perempuan

    Tubuh Perempuan dalam Pandangan Islam

    Musik Inklusif

    Mari Kita Perjuangkan Dunia Musik Yang Inklusif Itu!

    Trauma Kolektif

    Membaca Trauma Kolektif dalam Rumah Tangga Kontemporer

    Reproduktif Perempuan

    Peran Reproduktif Perempuan Bukan Kelemahan, Tapi Kemuliaan

  • Khazanah
    • All
    • Hikmah
    • Hukum Syariat
    • Pernak-pernik
    • Sastra
    Sumayyah binti Khayyat

    Sumayyah binti Khayyat: Perempuan Pertama yang Syahid di Jalan Islam

    Perempuan yang

    Jejak Para Perempuan yang Meneguhkan Islam Sejak Awal

    Khadijah Ra yang

    Khadijah Ra: Bukan Sekadar Simbol Kesalehan Perempuan, tetapi Teladan Kemanusiaan yang Universal

    Membaca Mubadalah

    Membaca Khadijah Ra dalam Spirit Mubadalah

    Khadijah Ra meneguhkan

    Khadijah Ra: Perempuan Pertama yang Meneguhkan Misi Kenabian

    keadilan hakiki

    Keadilan Hakiki dalam Relasi Keluarga

    Keluarga Mubadalah

    Keluarga dalam Perspektif Mubadalah

    Syafaat Nabi

    Lima Syafaat Nabi di Tengah Lesunya Ekonomi

    Akhlak Nabi

    Dakwah Nabi di Makkah: Menang dengan Akhlak, Bukan Kekerasan

  • Rujukan
    • All
    • Ayat Quran
    • Hadits
    • Metodologi
    • Mubapedia
    Perempuan Fitnah

    Perempuan Fitnah Laki-laki? Menimbang Ulang dalam Perspektif Mubadalah

    Idul Fitri

    Teks Khutbah Idul Fitri 1446 H: Menjadi Insan Bertakwa dan Mewujudkan Masyarakat Berkeadaban di Hari Kemenangan

    Idul Fitri

    Teks Khutbah Idul Fitri 1446 H: Merayakan Kemenangan dengan Syukur, Solidaritas, dan Kepedulian

    Membayar Zakat Fitrah

    Masihkah Kita Membayar Zakat Fitrah dengan Beras 2,5 Kg atau Uang Seharganya?

    Ibu menyusui tidak puasa apa hukumnya?

    Ibu Menyusui Tidak Puasa Apa Hukumnya?

    kerja domestik adalah tanggung jawab suami dan istri

    5 Dalil Kerja Domestik adalah Tanggung Jawab Suami dan Istri

    Menghindari Zina

    Jika Ingin Menghindari Zina, Jangan dengan Pernikahan yang Toxic

    Makna Ghaddul Bashar

    Makna Ghaddul Bashar, Benarkah Menundukkan Mata Secara Fisik?

    Makna Isti'faf

    Makna Isti’faf, Benarkah hanya Menjauhi Zina?

  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom Publik

Mengapa Masih Ada Tokoh Agama yang Terlibat dalam Pernikahan Anak?

Fenomena pernikahan anak yang terjadi sebagaimana di Lombok menunjukkan bahwa suara tokoh agama masih sangat berpengaruh.

Suci Wulandari Suci Wulandari
7 Oktober 2025
in Publik
0
Pernikahan Anak

Pernikahan Anak

471
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Kemarin, di sebuah desa di Lombok Timur, berlangsung sebuah pernikahan anak. Pihak KUA sebenarnya sudah menolak untuk terlibat. Mereka bahkan memberikan penjelasan agar pernikahan bisa ditunda, mulai dari soal dampak, hak, hingga kewajiban yang belum siap ditanggung oleh anak-anak.

Namun, pernikahan itu tetap dilaksanakan. Yang menjadi petugas justru tokoh agama setempat yang bersedia memimpin jalannya akad. Pertanyaannya kemudian, “Mengapa masih ada tokoh agama yang mau terlibat, padahal mereka memiliki posisi moral untuk menolak?”

Alasan Keterlibatan Sebagian Tokoh Agama dalam Pernikahan Anak

Keterlibatan sebagian tokoh agama dalam kasus pernikahan anak tentu tidak lahir begitu saja. Ada sejumlah alasan yang membuat mereka masih mau terlibat, baik karena dorongan keyakinan, tekanan sosial, maupun cara pandang budaya yang sudah mengakar.

Adanya kesalahan logika “lebih baik menikah daripada zina” hingga kini menjadikan pernikahan anak sebagai pilihan yang paling aman meskipun usia mereka belum matang.

Selain itu, sebagai bagian dari masyarakat, tokoh agama tidak bisa lepas dari tradisi. Saat sebuah keluarga besar sudah bulat memutuskan untuk menikahkan anak, tokoh agama biasanya diminta hadir sebagai saksi atau petugas.

Menolak bisa dianggap menentang keputusan keluarga, bahkan terkadang bisa menimbulkan konflik sosial. Dan ketika menerima, seringkali mereka memandang tugasnya sebatas memastikan syarat dan rukun nikah terpenuhi. Pertimbangan soal kesiapan usia, hak anak, atau dampak jangka panjang seringkali tidak masuk dalam cara pandang ini.

Ada sebuah alasan yang terdengar cukup ekstrem, namun nyata di lapangan. Meskipun aturan perkawinan di Indonesia sudah jelas mengatur tentang usia minimal 19 tahun dan adanya perlindungan anak, tidak semua tokoh agama familiar dengan aturan ini. Masih ada yang menomorduakan hukum Negara dibanding hukum agama.

Dalam situasi seperti ini, ada tokoh agama yang merasa posisinya bisa tergeser jika menolak menikahkan anak. Keluarga mempelai bisa mencari tokoh agama lain yang bersedia. Daripada dianggap tidak kooperatif atau kehilangan pengaruh, sebagian tokoh agama akhirnya memilih untuk tetap terlibat dalam pernikahan anak.

Tidak Semua, Tapi yang Sedikit Itu Berpengaruh Besar

Tentu saja, tidak semua tokoh agama bersikap permisif terhadap pernikahan anak. Banyak di antara mereka justru menjadi garda depan dalam menolak praktik ini. Mereka turut memberikan edukasi ke masyarakat, menolak menikahkan pasangan di bawah umur, bahkan aktif mendorong kesadaran hukum di tingkat desa.

Namun, kelompok kecil yang masih terlibat tetap penting untuk dibicarakan. Sebab, dalam konteks sosial seperti di Lombok Timur, suara tokoh agama memiliki bobot moral dan sosial yang sangat besar. Sekalipun jumlahnya sedikit, dukungan mereka terhadap pernikahan anak bisa memperkuat legitimasi sosial terhadap praktik ini.

Dalam arti lain, satu restu tokoh agama sering kali cukup untuk meniadakan keberatan dari pihak lain.

Ketika Tokoh Agama Menolak; Agama Itu Menyelamatkan, Bukan Sekadar Mengesahkan

Masih di wilayah Lombok Timur, ada kisah menarik tentang seorang tokoh agama yang memilih untuk tidak terlibat menikahkan pasangan muda yang belum cukup umur.

Dengan sikap tenang, ia menolak permintaan keluarga itu. Alasannya sederhana namun tegas. Ia tidak ingin melanggar aturan dan prinsip perlindungan anak. Ia menjelaskan bahwa menikahkan anak bukanlah solusi, melainkan awal dari beban baru yang belum tentu siap mereka pikul.

Penolakan tersebut sempat menimbulkan kekecewaan. Namun sikap sang tokoh meninggalkan pesan penting bahwa tugas tokoh agama bukan sekadar mengesahkan akad, tetapi juga memastikan keadilan dan keselamatan bagi mereka yang dinikahkan.

Sikap tegas semacam ini menunjukkan bahwa tokoh agama bisa menjadi penggerak perubahan sosial. Ketika mereka menggunakan otoritas moralnya untuk melindungi anak, pesan itu bergema lebih kuat daripada seribu ceramah.

Dalam masyarakat yang masih memegang erat tradisi, keberanian tokoh agama untuk berkata “tidak” justru menjadi teladan baru tentang bagaimana agama seharusnya hadir untuk menyelamatkan, bukan sekadar mengesahkan.

Refleksi; Ketika Suara Tokoh Agama Bisa Merubah Norma

Fenomena pernikahan anak yang terjadi sebagaimana di Lombok menunjukkan bahwa suara tokoh agama masih sangat berpengaruh. Ketika sebagian tokoh agama memilih untuk hadir dan menikahkan pasangan di bawah umur, masyarakat menganggap hal itu sah—baik secara agama maupun sosial.

Padahal, keputusan tersebut seringkali justru memperkuat budaya lama yang merugikan anak-anak, terutama anak perempuan.

Jika sebagian tokoh agama berani berkata “tidak” pada pernikahan anak, maka pesan moral yang lahir pun akan berbeda. Masyarakat akan belajar bahwa menolak bukan berarti melawan agama, tetapi justru bentuk tanggung jawab untuk menjaga martabat dan keselamatan anak.

Dari keberanian kecil itulah, norma baru bisa tumbuh—bahwa melindungi anak juga bagian dari ibadah dan dakwah.

Sebuah Harapan Kecil

Tulisan ini bukan untuk menuduh atau menghakimi, melainkan sebagai ruang refleksi bagi kita semua, terutama bagi tokoh agama yang punya pengaruh besar dalam kehidupan masyarakat. Di tengah maraknya pernikahan anak, suara mereka bisa menjadi penentu arah, apakah masyarakat akan terus membenarkan praktik lama, atau mulai bergerak menuju perlindungan anak yang lebih manusiawi.

Harapannya, semakin banyak tokoh agama yang melihat bahwa tugas mereka bukan hanya mengesahkan pernikahan, tetapi juga menjaga nilai kemanusiaan. Sebab pada akhirnya, melindungi anak berarti menjaga masa depan umat itu sendiri. []

Tags: lombokOtoritasPengaruhpernikahan anaktokoh agamaTradisiusia nikahzina
Suci Wulandari

Suci Wulandari

Dosen Ilmu al-Qur'an dan Tafsir di STAI Darul Kamal, Lombok Timur, NTB

Terkait Posts

Drama Korea
Personal

Tradisi Kissing dan Living Together ala Drama Korea dalam Perspektif Islam

26 September 2025
Pernikahan Anak
Personal

Mari Akhiri Pernikahan Anak di Lingkungan Kita

19 September 2025
Pernikahan Anak
Pernak-pernik

Pemerintah Malaysia Harus Menghentikkan Praktik Pernikahan Anak

16 September 2025
Bissu
Publik

Bissu dan Identitas Gender: Melampaui Konsep Gender Biner Barat

15 September 2025
Stigma Patriarki
Publik

Perempuan Juga Layak Memimpin: Membongkar Stigma Patriarki dalam Budaya

9 September 2025
Nabi Muhammad
Buku

Maulid Nabi Muhammad: Merayakan Idul Mahabbah Melalui Buku Membaca Sirah Nabi Muhammad

8 September 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Daisaku Ikeda

    Dialog Kemanusiaan Gus Dur & Daisaku Ikeda, Inaya Wahid Tekankan Relasi Lintas Batas

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ibuku Tak Belajar Feminisme, Tapi Ia Seorang Feminis Sejati

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Khadijah Ra: Bukan Sekadar Simbol Kesalehan Perempuan, tetapi Teladan Kemanusiaan yang Universal

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Game of Thrones dan Queen Bee Syndrome: Warisan Patriarki dalam Konflik Ibu dan Menantu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Protes Program MBG: Ketika Panci dan Sutil Bukan Hanya Simbol Urusan Dapur Ibu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Sumayyah binti Khayyat: Perempuan Pertama yang Syahid di Jalan Islam
  • Dua Tahun Thufan al-Aqsha: Gema Perlawanan dari Jantung Luka Kemanusiaan
  • Jejak Para Perempuan yang Meneguhkan Islam Sejak Awal
  • Mengapa Masih Ada Tokoh Agama yang Terlibat dalam Pernikahan Anak?
  • Khadijah Ra: Bukan Sekadar Simbol Kesalehan Perempuan, tetapi Teladan Kemanusiaan yang Universal

Komentar Terbaru

  • M. Khoirul Imamil M pada Amalan Muharram: Melampaui “Revenue” Individual
  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2025 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2025 MUBADALAH.ID