• Login
  • Register
Selasa, 20 Mei 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom Publik

Attention Span Menurun, Media Sosial Jadi Pelaku

Seseorang yang memiliki attention span yang baik memungkinkan untuk fokus pada tugas hingga selesai tanpa mengalami distraksi dari sekitarnya

Firda Rodliyah Firda Rodliyah
12/08/2024
in Publik
0
attention span

attention span

758
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Pada suatu waktu, saya sempat bertanya kepada beberapa teman. Mengapa di tengah semangat literasi yang menggebu, saya pribadi tidak memiliki ketahanan diri yang cukup untuk membaca buku atau menonton film dalam jangka waktu lama. Sebentar-sebentar, ponsel pintar selalu mengalihkan pandangan dan fokus saya. Saya selalu mengeceknya, padahal tidak ada notifikasi apa-apa.

Salah seorang teman pun mengatakan. Bahwa saya telah mengalami penurunan attention span.

Bahasa mudahnya, attention span merupakan kemampuan seseorang untuk memusatkan perhatian pada suatu tugas atau aktivitas tertentu dalam jangka waktu tertentu. Seseorang yang memiliki attention span yang baik memungkinkan untuk fokus pada tugas hingga selesai tanpa mengalami distraksi dari sekitarnya.

Saya pun kembali menanyakan kepadanya. “Apakah hal ini ada kaitannya dengan short video Youtube, Reels di Instagram, tweet di X, atau postingan di TikTok yang selalu menyajikan video berdurasi pendek maupun ribuan informasi yang tiada habisnya?”

Saya selalu curiga, namun tak berani bergema kata. Kurang ilmu bahasanya. Tapi cukup menerka-nerka. Karena tiap bosan dengan film yang saya tonton, pandangan saya teralihkan dengan media sosial. Kembali scroll-scroll reels Instagram tiada henti. Atau ketika saya mulai gagal fokus untuk melanjutkan bacaan, maka tangan saya langsung reflek mencari ponsel pintar, padahal tidak ada notifikasi penting apa-apa dairnya.

Baca Juga:

Grup Facebook Fantasi Sedarah: Wabah dan Ancaman Inses di Dalam Keluarga

Kartini di Era Internet, Habis Gelap, Terbitlah Algoritma

‘Standar TikTok’ Bagi Kalangan Muda: Edukatif atau Destruktif?

Mengulik Gaya Parenting Lek Damis dan Nikita Willy: Mana yang Lebih Efektif?

Kemudian teman saya mengiyakannya.

Bagian dari Kehidupan

Kalau kita pikir-pikir, media sosial memang telah menjadi bagian yang tidak bisa memisahkan diri dengan kehidupan sehari-hari. Baik Instagram, TikTok, Facebook, maupun Twitter, telah begitu banyak menawarkan berbagai macam konten dan informasi yang bisa kita akses dengan mudah, secara instan, tanpa jeda, tanpa ujung, dan tak ada habis-habisnya.

Lantas dengan kemudahan ini, di sisi lain memang bisa memberikan manfaat terntentu bagi kita semua. Seperti halnya kemudahan mencari dan mendapatkan pengetahuan dengan durasi yang begitu singkat dengan isi yang padat, keluasaan dalam berkomunikasi dengan siapapun, kapanpun, dan di manapun. Namun di sisi lain, juga bisa berpengaruh buruk, lebih-lebih kepada mengubah pola attention span kita dalam berbagai kegiatan.

Dalam melakukan suatu pekerjaan yang membutuhkan waktu panjang, misalnya. Barangkali tanpa sadar, kita seringkali merasa hilang attentition span saat berada dalam keadaan stagnan dalam durasi yang cukup lama. Baik dalam pelajaran, pekerjaan, maupun melaksanakan sebuah tugas tertentu.

Hal ini tak lain merupakan pengaruh dari media sosial yang mendesain dirinya untuk membuat otak kita hanya bisa menerima informasi yang singkat darinya. Konten pendek ini kemudian membuat otak biasa berpindah dari satu informasi ke yang lain dengan begitu cepat. Dan ketika kita mulai menghadapi suatu hal yang panjang dan kompleks, baik bacaan, tontonan, maupun tugas tertentu, otak kita tidak tahu bagaimana caranya memproses dengan benar.

Algoritma Media Sosial

Algoritma-algoritma media sosial yang telah membaca ketertarikan dan minat kita. Kemudian turut membuat kita makin betah untuk scroll–scroll tanpa henti. Niatnya sebentar, biar istirahat dulu sebelum lanjut kerjaan lain, tapi malah lupa waktu. Media sosial telah membuat kita jatuh dalam pangkuannya. Hingga kita mudah gagal fokus dan ditarik lagi untuk membuka ponsel pintar, lagi dan lagi.

Salah satu survei dari Pew Research Center pun membuktikan, bahwa ada 31% remaja yang mengatakan kehilangan fokus karena seringkali mengecek ponselnya. 49% dari mereka pun menyatakan bahwa seringkali menggunakan teknologi dengan alasan yang tidak ada hubungannya dengan kelas, bahkan sebenarnya mengganggu proses belajar mereka.

Setelahnya riset ini National Institutes of Health lanjutkan dengan menemukan bahwa begitu banyak remaja yang menghabiskan lebih dari dua jam waktunya di depan layar ponsel memiliki nilai yang buruk. Mengapa demikian?

Karena mereka tidak belajar dengan baik. Bagaimana mau belajar, untuk fokus saja susahnya minta ampun. Attention span mereka telah teralihkan oleh media sosial. Sehingga otak mereka jadi bingung saat berhadapan dengan buku-buku pelajaran yang padat informasi. Karena seringnya mengakses informasi-informasi singkat.

Bahkan saya sendiri pun mengakuinya. Bahwa media sosial telah membuat mudah sekali merasa bosan untuk membaca satu buku yang harusnya bisa habis dalam beberapa hari saja. Bahkan tak jarang juga melakukan multitasking atau bahasanya merapel banyak pekerjaan dalam satu waktu. Dampaknya adalah tidak fokus, pekerjaan makin lama, konsentrasi pecah, dan kualitas pekerjaan tidak maksimal.

Notifikasi dan Reward

Apalagi saat notifikasi tiap media sosial kita hidupkan semua. Sudah berapa banyak notifikasi muncul berkali-kali dari layar ponsel kita? Saat kita mencoba untuk menghidupkan semua notifikasi. Ia takkan habis waktu memberikan kita kabar baru, mereduksi attention span kita akan pekerjaan di dunia nyata.

Belum lagi saat kita telah memposting sesuatu di media sosial. Kemudian ada orang-orang yang memberikan respon positif pada kita. Baik dengan like maupun komentar. Tentu otak akan melepaskan dopamin. Memberikan kita rasa puas dan senang secara cepat dan instan. Karena kita tak perlu susah-suah lagi untuk mendapatkan reward dari orang lain. kita bisa mendapatkannya dengan mudah.

Tingginya orang yang merespon. Banyaknya notifikasi yang muncul. Menurunkan attention span kita terhadap sekian pekerjaan yang memerlukan waktu panjang dan tidak memberikan dampak yang seketika.

Dengan itu, kita akan berubah menjadi orang yang tidak sabar. mudah gagal fokus, mudah mengalihkan perhatian pada hal-hal yang lebih menarik, singkat, padat, dan tidak membosankan.

Lalu, apa yang bisa kita lakukan?

Ada beberapa hal yang bisa kita lakukan untuk menghadapi pengaruh media sosial. Terlebih kepada menurunnya attention span baik saat belajar ataupun bekerja.

Yang pertama adalah membatasi waktu penggunaan media sosial. Mengatur waktu penggunaan media sosial dengan bijak dapat membantu mengurangi distraksi dan menjaga attention span pada tugas-tugas penting.

Kedua yakni menciptakan lingkungan bebas gangguan. Saat bekerja atau belajar, sebaiknya menjauhkan ponsel dan mematikan notifikasi untuk menghindari gangguan.

Selanjutnya bisa dengan menggunakan teknik manajemen waktu. Teknik seperti Pomodoro, yang melibatkan periode fokus singkat dengan jeda teratur, bisa menjadi opsi untuk membantu menjaga konsentrasi dan meningkatkan produktivitas.

Dan terakhir adalah melakukan latihan mindfulness. Mindfulness atau kesadaran penuh dapat membantu meningkatkan kemampuan attention span kita agar tetap fokus dan mengurangi pengaruh distraksi dari lingkungan sekitar. []

 

 

 

Tags: AlgoritmaattentionspanfacebookgagalfokusinstagramkurangfokusmediasosialTikTok
Firda Rodliyah

Firda Rodliyah

Anggota Puan Menulis

Terkait Posts

Peran Aisyiyah

Peran Aisyiyah dalam Memperjuangkan Kesetaraan dan Kemanusiaan Perempuan

20 Mei 2025
Peluang Kerja bagi Penyandang Disabilitas

Ironi Peluang Kerja bagi Penyandang Disabilitas: Kesenjangan Menjadi Tantangan Bersama

20 Mei 2025
Inses

Grup Facebook Fantasi Sedarah: Wabah dan Ancaman Inses di Dalam Keluarga

17 Mei 2025
Dialog Antar Agama

Merangkul yang Terasingkan: Memaknai GEDSI dalam terang Dialog Antar Agama

17 Mei 2025
Inses

Inses Bukan Aib Keluarga, Tapi Kejahatan yang Harus Diungkap

17 Mei 2025
Kashmir

Kashmir: Tanah yang Disengketakan, Perempuan yang Dilupakan

16 Mei 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Bangga Punya Ulama Perempuan

    Saya Bangga Punya Ulama Perempuan!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • KB Menurut Pandangan Fazlur Rahman

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • KB dalam Pandangan Islam

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Mengenal Jejak Aeshnina Azzahra Aqila Seorang Aktivis Lingkungan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Rieke Diah Pitaloka Soroti Krisis Bangsa dan Serukan Kebangkitan Ulama Perempuan dari Cirebon

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Peran Aisyiyah dalam Memperjuangkan Kesetaraan dan Kemanusiaan Perempuan
  • KB dalam Pandangan Riffat Hassan
  • Ironi Peluang Kerja bagi Penyandang Disabilitas: Kesenjangan Menjadi Tantangan Bersama
  • KB Menurut Pandangan Fazlur Rahman
  • Saya Bangga Punya Ulama Perempuan!

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Go to mobile version