• Login
  • Register
Senin, 2 Juni 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom Personal

Bahkan untuk Urusan Menstruasi, Kita Dijajah dan Dibodoh-bodohi

Pandangan yang mengatakan bahwa  perempuan yang menstruasi itu adalah manusia yang kotor, menjijikan dan najis adalah sebuah ungkapan yang tidak berempati terhadap perempuan

Fitri Nurajizah Fitri Nurajizah
27/11/2021
in Personal, Rekomendasi
0
Menstruasi

Menstruasi

278
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Aku seringkali merasa sedih dan resah ketika mendengar cerita pengalaman para santri putri di kampungku yang harus kehilangan kesempatan belajar hanya karena ia mengalami menstruasi. Seperti halnya cerita yang disampaikan oleh dua santri putri beberapa waktu yang lalu saat aku pulang kampung.

Nadia (bukan nama sebenarnya) bercerita bahwa ia kehilangan kesempatannya untuk ikut lomba Qiroatul Kutub dan sholawat di pondok pesantrennya, karena saat itu ia sedang menstruasi. Dalam pandangan fikih yang diajarkan oleh guru ngajinya saat itu, setiap perempuan yang haid haram hukumnya membaca al-Qur’an, berpuasa dan berdiam diri di masjid, sekalipun  untuk belajar ilmu agama.

Dengan begitu Nadia sama sekali tidak bisa mengikuti lomba yang diinginkkannya, karena lomba tersebut biasa diselenggerakan di dalam masjid. Alhasil, keinginannya untuk ikut menunjukkan bakatnya dalam lomba Qiroatul Kutub dan sholawat menjadi hilang hanya karena dia sedang menjalankan pengalaman biologisnya sebagai perempuan.

Lain halnya dengan cerita Nadia. Nurul salah satu santri putri yang bercita-cita sebagai hafidzoh kerapkali mendapat obrolan tidak mengenakkan dari kiai-kiai di kampungnya, karena keinginannya yang dianggap tidak cocok untuk seorang perempuan.

Bagi sebagian masyarakat umum di kampungku, menghafal al-Qur’an hanya bisa dilakukan oleh laki-laki. Sebab, jika dilakukan oleh perempuan khawatir hafalan-hafalan tersebut tidak bisa dilakukan terus menerus, karena perempuan mengalami menstruasi. Dengan begitu perempuan akan mendapatkan dosa karena tidak menjaga hafalan al-Qur’an.

Baca Juga:

Mengapa dan Untuk Apa Perempuan Memakai Jilbab?

Mengenal Perbedaan Laki-laki dan Perempuan secara Kodrati

Menafsir Ulang Ajaran Al-Ḥayā’ di Tengah Maraknya Pelecehan Seksual

Etika Sosial Perempuan dalam Masa ‘Iddah

Mendengar dua cerita ini, aku langsung merasa lemas dan berpikir bahwa mengapa menjadi perempuan itu sangat berat. Mengapa perempuan yang sedang menjalankan fungsi reproduksi itu aksesnya menjadi lebih sempit dan terbatas. Dan mengapa mesntruasi itu menjadi sesuatu yang mengerikan bagi perempuan?

Dalam masa pencarian jawaban dari setiap keresahan aku tersebut, aku menemukan satu  buku yang berjudul “Perempuan Bukan Sumber Fitnah” karya Kiai Faqihuddin Abdu Kodir. Dalam buku tersebut pak Faqih menyebutkan bahwa fikih itu harusnya berempati pada perempuan, karena perempuan juga manusia yang mempunyai martabat, keinginan dan juga hak untuk mengakses segala kebaikan, termasuk mencari ilmu dan mengaktualisasikan diri.

Di samping itu, Kiai Faqih juga memberikan solusi terkait persoalan ini. Jadi, jika kita tetap memilih pandangan yang melarang perempuan haid masuk masjid, maka kegiatan tersebut harusnya dilakukan di luar masjid. Atau jika kegiatan tersebut tetap diakukan di dalam masjid, maka kita harus bersedia menerima pandangan ulama fikih yang membolehkan perempuan haid masuk dan berdiam diri di masjid.

Karena cara pandang yang care terhadap pengalaman perempuan inilah yang disebut dengan visi dan misi Islam yang rahmah li al-‘alamin, yaitu agama yang memberikan kemudahan kepada setiap umatnya, termasuk perempuan.

Pernyataan ini juga sejalan dengan pernyataan Nabi Muhammad Saw dalam salah satu hadistnya yang menyampaikan bahwa “Permudahlah (urusan orang, termasuk dalam hal agama) dan jangan mempersulit, bahagiakanah dan jangan membuat orang lain ketakutan”. (Shahih a-Bukhari, Kitab a-Adab, no.6193).

Di sisi lain, pandangan yang mengatakan bahwa  perempuan yang menstruasi itu adalah manusia yang kotor, menjijikan dan najis adalah sebuah ungkapan yang tidak berempati terhadap perempuan. Karena pada dasarnya tubuh perempuan itu suci, sebagaimana tubuh laki-laki. Dan darah menstruasi sama sekali tidak bisa dijadikan argumentasi bahwa perempuan itu manusia kotor sehingga aksesnya harus dibatasi, terutama soal perkara yang berkaitan dengan spiritual.

Dengan begitu stop menjajah dan membatasi ruang dan akses perempuan dengan alasan karena perempuan menstruasi. Karena jenis kelamin seharusnya tidak menghalangi perempuan untuk memperoleh manfaat hidup, baik dalam hal spiritual, intelektual, sosial dan poitik. []

 

 

Tags: Fiqih PerempuanMenstruasiPengalaman biologis perempuanperempuan
Fitri Nurajizah

Fitri Nurajizah

Perempuan yang banyak belajar dari tumbuhan, karena sama-sama sedang berproses bertumbuh.

Terkait Posts

Akhlak Karimah

Bagaimana Akhlak Karimah dalam Memilih dan Melamar Pasangan Pernikahan?

2 Juni 2025
Kurban

Kurban Sapi atau Kambing? Tahun Ini Masih Kurban Perasaan! Refleksi atas Perjalanan Spiritual Hari Raya Iduladha

2 Juni 2025
Ketuhanan

Ketuhanan yang Membebaskan: Membangun Perdamaian dengan Dasar Pancasila

1 Juni 2025
Pandangan Subordinatif

Dekonstruksi Pandangan Subordinatif terhadap Istri dalam Rumah Tangga

31 Mei 2025
Joglo Baca SUPI

Joglo Baca SUPI: Oase di Tengah Krisis Literasi

31 Mei 2025
Disabilitas dan Seni

Kreativitas tanpa Batas: Disabilitas dan Seni

31 Mei 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Teknologi Asistif

    Penyandang Disabilitas: Teknologi Asistif Lebih Penting daripada Mantan Pacar

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kurban Sapi atau Kambing? Tahun Ini Masih Kurban Perasaan! Refleksi atas Perjalanan Spiritual Hari Raya Iduladha

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Bagaimana Akhlak Karimah dalam Memilih dan Melamar Pasangan Pernikahan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Makna Hijab Menurut Pandangan Ahli Fiqh

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Jilbab Menurut Ahli Tafsir

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Menyoal Jilbab dan Hijab: Antara Etika Sosial dan Simbol Kesalehan
  • Perbedaan Feminisme Liberal dan Feminisme Marxis
  • Mengapa dan Untuk Apa Perempuan Memakai Jilbab?
  • Penyandang Disabilitas: Teknologi Asistif Lebih Penting daripada Mantan Pacar
  • Jilbab Menurut Ahli Tafsir

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID