Minggu, 17 Agustus 2025
  • Login
  • Register
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
    Kenaikan Pajak

    Demokrasi di Titik Nadir: GUSDURian Ingatkan Pemerintah Soal Kenaikan Pajak dan Kebijakan Serampangan

    Musawah Art Collective

    Lawan Pernikahan Anak Lewat Seni: Musawah Art Collective Gelar Trip Exhibition “Breaking the Chain” di Tiga Kota

    Krisis Iklim

    Green Youth Quake: Pemuda NU dan Muhammadiyah Bergerak Lawan Krisis Iklim

    ‘Aisyiyah Bojongsari

    ‘Aisyiyah Bojongsari Rayakan HAN dan Milad ke-108 Lewat Lomba dan Diskusi

    KOPRI

    Buka Perspektif Geopolitik Kader Perempuan, KOPRI Bedah Buku 75 Tahun Indonesia Tiongkok

    Pengelolaan Sampah

    Ulama Perempuan Serukan Pelestarian Alam dan Pengelolaan Sampah Berkelanjutan

    PIT Internasional

    ISIF Buka Kolaborasi Akademik Global Lewat PIT Internasional

    PIT SUPI

    Mengglobal: SUPI ISIF Jalani PIT di Malaysia dan Singapura

    Ma'had Aly Kebon Jambu

    S.Fu: Gelar Baru, Tanggung Jawab Baru Bagi Lulusan Ma’had Aly Kebon Jambu

  • Kolom
    • All
    • Keluarga
    • Personal
    • Publik
    80 Tahun Merdeka

    80 Tahun Merdeka: Menakar Kemerdekaan dari Kacamata Mubadalah dan KUPI

    80 Tahun Indonesia

    80 Tahun Ke(tidak)beragaman Indonesia: Membicarakan Konflik Sesama Bangsa dari Masa ke Masa

    Malam Tirakatan

    Malam Tirakatan Ruang Renungan dan Kebersamaan Menyambut Kemerdekaan

    Kemerdekaan Sejati

    Kemerdekaan Sejati dan Paradoks di Tanah yang Kaya

    Pati Bergejolak

    Pati Bergejolak: Ketika Relasi Penguasa dan Rakyat Tidak Lagi Berkesalingan

    PLTU Cirebon

    PLTU Cirebon dan Gelapnya Hidup Nelayan Waruduwur

    Status Sosial

    Status Sosial Membawa Perempuan Keluar dari Patriarki

    Kesadaran Gender

    Melampaui Biner: Mendidik Anak dengan Kesadaran Gender yang Adil

    Sejarah Ulama Perempuan

    Membongkar Sejarah Ulama Perempuan, Dekolonialisme, dan Ingatan yang Terpinggirkan

  • Khazanah
    • All
    • Hikmah
    • Hukum Syariat
    • Pernak-pernik
    • Sastra
    Kesehatan Reproduksi Sejak dini

    Pendidikan Kesehatan Reproduksi Sejak Dini

    Keturunan

    Memilih Pasangan dari Keturunan Keluarga Orang Baik

    Membina Keluarga Sakinah

    Membina Keluarga Sakinah: Dimulai dari Akhlak Suami Istri

    Pasangan Memiliki Akhlak

    Memilih Pasangan Hidup yang Memiliki Akhlak yang Baik

    Pasangan Hidup

    Memilih Pasangan Hidup yang Setara

    Kriteria Pasangan

    Kriteria Pasangan yang Dianjurkan oleh Islam

    Poligami

    Pernikahan Ideal: Monogami Bukan Poligami

    Pasangan

    Berjanji Setia dengan Satu Pasangan

    Anak Sekolah

    Cara Anak Memilih Teman di Sekolah

  • Rujukan
    • All
    • Ayat Quran
    • Hadits
    • Metodologi
    • Mubapedia
    Perempuan Fitnah

    Perempuan Fitnah Laki-laki? Menimbang Ulang dalam Perspektif Mubadalah

    Idul Fitri

    Teks Khutbah Idul Fitri 1446 H: Menjadi Insan Bertakwa dan Mewujudkan Masyarakat Berkeadaban di Hari Kemenangan

    Idul Fitri

    Teks Khutbah Idul Fitri 1446 H: Merayakan Kemenangan dengan Syukur, Solidaritas, dan Kepedulian

    Membayar Zakat Fitrah

    Masihkah Kita Membayar Zakat Fitrah dengan Beras 2,5 Kg atau Uang Seharganya?

    Ibu menyusui tidak puasa apa hukumnya?

    Ibu Menyusui Tidak Puasa Apa Hukumnya?

    kerja domestik adalah tanggung jawab suami dan istri

    5 Dalil Kerja Domestik adalah Tanggung Jawab Suami dan Istri

    Menghindari Zina

    Jika Ingin Menghindari Zina, Jangan dengan Pernikahan yang Toxic

    Makna Ghaddul Bashar

    Makna Ghaddul Bashar, Benarkah Menundukkan Mata Secara Fisik?

    Makna Isti'faf

    Makna Isti’faf, Benarkah hanya Menjauhi Zina?

  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
    Kenaikan Pajak

    Demokrasi di Titik Nadir: GUSDURian Ingatkan Pemerintah Soal Kenaikan Pajak dan Kebijakan Serampangan

    Musawah Art Collective

    Lawan Pernikahan Anak Lewat Seni: Musawah Art Collective Gelar Trip Exhibition “Breaking the Chain” di Tiga Kota

    Krisis Iklim

    Green Youth Quake: Pemuda NU dan Muhammadiyah Bergerak Lawan Krisis Iklim

    ‘Aisyiyah Bojongsari

    ‘Aisyiyah Bojongsari Rayakan HAN dan Milad ke-108 Lewat Lomba dan Diskusi

    KOPRI

    Buka Perspektif Geopolitik Kader Perempuan, KOPRI Bedah Buku 75 Tahun Indonesia Tiongkok

    Pengelolaan Sampah

    Ulama Perempuan Serukan Pelestarian Alam dan Pengelolaan Sampah Berkelanjutan

    PIT Internasional

    ISIF Buka Kolaborasi Akademik Global Lewat PIT Internasional

    PIT SUPI

    Mengglobal: SUPI ISIF Jalani PIT di Malaysia dan Singapura

    Ma'had Aly Kebon Jambu

    S.Fu: Gelar Baru, Tanggung Jawab Baru Bagi Lulusan Ma’had Aly Kebon Jambu

  • Kolom
    • All
    • Keluarga
    • Personal
    • Publik
    80 Tahun Merdeka

    80 Tahun Merdeka: Menakar Kemerdekaan dari Kacamata Mubadalah dan KUPI

    80 Tahun Indonesia

    80 Tahun Ke(tidak)beragaman Indonesia: Membicarakan Konflik Sesama Bangsa dari Masa ke Masa

    Malam Tirakatan

    Malam Tirakatan Ruang Renungan dan Kebersamaan Menyambut Kemerdekaan

    Kemerdekaan Sejati

    Kemerdekaan Sejati dan Paradoks di Tanah yang Kaya

    Pati Bergejolak

    Pati Bergejolak: Ketika Relasi Penguasa dan Rakyat Tidak Lagi Berkesalingan

    PLTU Cirebon

    PLTU Cirebon dan Gelapnya Hidup Nelayan Waruduwur

    Status Sosial

    Status Sosial Membawa Perempuan Keluar dari Patriarki

    Kesadaran Gender

    Melampaui Biner: Mendidik Anak dengan Kesadaran Gender yang Adil

    Sejarah Ulama Perempuan

    Membongkar Sejarah Ulama Perempuan, Dekolonialisme, dan Ingatan yang Terpinggirkan

  • Khazanah
    • All
    • Hikmah
    • Hukum Syariat
    • Pernak-pernik
    • Sastra
    Kesehatan Reproduksi Sejak dini

    Pendidikan Kesehatan Reproduksi Sejak Dini

    Keturunan

    Memilih Pasangan dari Keturunan Keluarga Orang Baik

    Membina Keluarga Sakinah

    Membina Keluarga Sakinah: Dimulai dari Akhlak Suami Istri

    Pasangan Memiliki Akhlak

    Memilih Pasangan Hidup yang Memiliki Akhlak yang Baik

    Pasangan Hidup

    Memilih Pasangan Hidup yang Setara

    Kriteria Pasangan

    Kriteria Pasangan yang Dianjurkan oleh Islam

    Poligami

    Pernikahan Ideal: Monogami Bukan Poligami

    Pasangan

    Berjanji Setia dengan Satu Pasangan

    Anak Sekolah

    Cara Anak Memilih Teman di Sekolah

  • Rujukan
    • All
    • Ayat Quran
    • Hadits
    • Metodologi
    • Mubapedia
    Perempuan Fitnah

    Perempuan Fitnah Laki-laki? Menimbang Ulang dalam Perspektif Mubadalah

    Idul Fitri

    Teks Khutbah Idul Fitri 1446 H: Menjadi Insan Bertakwa dan Mewujudkan Masyarakat Berkeadaban di Hari Kemenangan

    Idul Fitri

    Teks Khutbah Idul Fitri 1446 H: Merayakan Kemenangan dengan Syukur, Solidaritas, dan Kepedulian

    Membayar Zakat Fitrah

    Masihkah Kita Membayar Zakat Fitrah dengan Beras 2,5 Kg atau Uang Seharganya?

    Ibu menyusui tidak puasa apa hukumnya?

    Ibu Menyusui Tidak Puasa Apa Hukumnya?

    kerja domestik adalah tanggung jawab suami dan istri

    5 Dalil Kerja Domestik adalah Tanggung Jawab Suami dan Istri

    Menghindari Zina

    Jika Ingin Menghindari Zina, Jangan dengan Pernikahan yang Toxic

    Makna Ghaddul Bashar

    Makna Ghaddul Bashar, Benarkah Menundukkan Mata Secara Fisik?

    Makna Isti'faf

    Makna Isti’faf, Benarkah hanya Menjauhi Zina?

  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Khazanah Sastra

Berbahagia dan Menua Bersama

Aku ingin mendapatkan pendamping hidup yang tak hanya siap secara nafkah, tapi juga dia yang mampu menyayangi anakku

Uus Hasanah Uus Hasanah
21 Juli 2024
in Sastra
0
Berbahagia

Berbahagia

983
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – “Mah, sepertinya, udah saatnya deh mamah untuk memikirkan pendamping hidup”, ujar bujang ku setelah menyeruput es ceramy lattenya. Deg! sesaat aku tertegun dengan pernyataannya yang di luar dugaanku.

Aku memandangnya dengan tatapan yang masih terkesima. Putra semata wayangku yang rasanya kemarin sore masih ku timang dalam dekapan kini mengutarakan sesuatu  yang cukup mengejutkan yang tak pernah ada dalam list panjang rencana  hidupku.

“Kenapa kamu tiba-tiba bilang begitu, Nak?” tanyaku sambil mencoba mengendalikan perasaan. “Kalau kamu sudah melanjutkan studi ke perguruan tinggi, mungkin mamah akan menimbang-nimbang ide baikmu itu Nak, selorohku sambil menepuk-nepuk pundaknya dengan senyum yang ragu-ragu.

Dia meletakkan gelasnya dan menatapku dengan serius. “mah, mamah juga berhak untuk berbahagia. sekarang aku sudah cukup mengerti, aku sudah menemukan jawaban disaat dulu mamah hanya memelukku ketika aku bertanya kenapa papah meninggalkan kita dan kenapa mamah begitu tega menitipkan aku di pesantren? sekarang aku ingin mamah juga memikirkan diri mamah sendiri, mempunyai teman hidup dan berbahagia”

Jujur saja, aku kehilangan kata kata, air mataku tak mampu lagi kutahan, aku memeluknya. “ Masya Allah, terimakasih ya Allah.” bukan karena pernyataannya yang membuatku terharu, tapi karena perkembangan kedewasaannya yang luar biasa.

“mah, udah mah, arif malu diliatin temen temen”

“ Ya deh, anak mamah yang udah gede udah kelas dua SMA.” terimakasih sayang, mamah terharu kamu begitu perhatian sama mamah. yang penting buat mamah kamu khatam Al Quran dulu.”

Jodoh

Aku melepaskan pelukan dengan lembut, menyeka air mata yang mengalir di pipiku “nanti kalau saatnya Tuhan memberikan jodoh mamah pasti akan membicarakannya dengan mu nak. makannya kamu doain dong, biar mamah mendapatkan yang pengertian dan sayang sama mamah. pokoknya yang  terbaik untuk kita berdua”  ujarku sambil menepuk-nepuk pundaknya.

Aku memandang sekeliling, melihat para santri yang sedang sibuk dengan kegiatan masing-masing. Beberapa di antaranya terlihat mencuri pandang ke arah kami dengan penasaran. Senyum tipis terbentuk di wajahku yang bertemu pandang dengan mereka, Alhamdulillah. betapa damainya suasana pondok pesantren ini, tempat di mana anakku tumbuh dan belajar.

Arif mengambil sesuatu dari saku bajunya, selembar kertas yang terlipat rapi. “Mah, ini ada undangan akhir tahun dari pesantren,” katanya sambil menyerahkannya padaku. Aku membuka lipatan kertas itu dengan hati-hati, membaca isi undangan dengan seksama. Di dalamnya, terdapat surat pemberitahuan bahwa Arif tahun ini akan mengkhatamkan kitab Imrithi, sesuatu yang sejak tiga tahun lalu  ia cita-citakan.

“Subhanallah, Nak! Mamah sangat bangga sama kamu,” kataku dengan suara bergetar. “Ini adalah pencapaian yang luar biasa.” meskipun aku tidak begitu mengerti sistem dan pelajaran di pondok pesantren, berkat ceritanya aku tau ini adalah pencapaian terbesarnya di tahun ini.

Arif tersenyum lebar, matanya berbinar dengan kebahagiaan. “Alhamdulillah, Mah”

Sowan

Setelah bercengkrama ngalor ngidul melepas kerinduan, aku mengajaknya sowan ke ndalem sekedar untuk meminta doa pada mama yai. berharap semoga semangat belajar anakku tetap terjaga dan ia menjadi anak yang soleh, menyayangi keluarga dan siapapun yang ada di sekelilingnnya.

Beberapa saat setelah keluar dari kantor pengurus untuk mengurus pembiayaan akhirussanah, anakku mengantar sampai depan pintu mobil. “Ini hadiah untuk anak mamah” sambil menyerahkan satu paket pena tutul lughoh, sebagai pendukung untuk kegemaran barunya belajar menulis kaligrafi. “Mamah pulang ya nak” ucapku sambil mencium keningnya.

Kalimat anakku mengenai pendamping hidup terus bergema dalam ingatan sepanjang perjalanan pulangku,. sejak 17 tahun yang lalu, baru kali ini pikiranku terpengaruh oleh pernyataan terkait jodoh. apakah aku perlu memiliki pasangan.

Kurang apa hidupku kini, betapa bersyukurnya aku berada di fase ini, usahaku membuat buket berkembang sampai membuka empat cabang. gerai buket dan aneka kue kering ku tersebar di tiga kecamatan, pemesanan online meningkat pesat, orang tua yang selalu mendukung dan mendoakan ku. fasilitas hidup yang memadai dan terlebih anakku menjelma sebagai laki-laki yang dewasa dan bijaksana, sebagaimana nama Arif yang kusematkan padanya.

KDRT

Ingatanku jadi melesat jauh pada masa-masa yang menjadikanku sekuat ini. berbagai kesulitan yang menghadang perjalanan hidupku, selama dua tahun aku menimbang, mengkalkulasi berbagai kemungkinan, merenungkan apakah aku harus bertahan atau mundur dari ikatan pernikahan yang hari-harinya meracuni hidupku.

Bagaimana nasib anakku nanti, apakah dia bisa tetap sekolah dan hidup layak, sementara aku tak memiliki pekerjaan? Aku tidak ingin menjerumuskan anakku dalam kesulitan.

Aku masih ingat betul hari itu, Suatu pagi, dia pulang berjalan kaki dengan muka lusuh “kamu kemanakan sepeda motor kita? pasti buat bahan taruhan judi lagi kan?” begitu masuk rumah dia langsung membanting pintu mendengar pertanyaanku dan kami pun terlibat dalam pertengkaran hebat hingga akhirnya dia melampiaskan amarahnya dengan memukulku.

Arif yang masih balita, usianya baru setahun kala itu, menangis histeris menyaksikan peristiwa itu, mata mungilnya, Ah! aku tak kuasa mengingat kembali ekspresi tangisnya saat itu.

Pernikahanku yang baru berumur tiga tahun harus kurelakan, adakah perempuan yang merencanakan menikah untuk berpisah? rasanya tidak mungkin ada, tabiatnya yang berubah setelah satu tahun pernikahan begitu menyiksaku, tidak hanya verbal, fisik bahkan secara psikis pun aku terguncang. Aku mencoba yakinkan diriku, aku berhak menjalani kehidupanku dengan kebahagiaan.

Aku harus menemukan jalan untuk hidup lebih baik, tidak hanya untuk diriku sendiri tetapi juga untuk anakku yang menjadi saksi  peristiwa yang tak sepantasnya ia dapatkan dalam kehidupan sebuah keluarga. pada saat itu aku berjanji untuk terus berusaha mendidik anak menjadi laki-laki yang bertanggung jawab, penyayang, bijaksana dan mengerti agama. agar istri dan anaknya tidak mengalami seperti apa yang aku dan dia alami.

Perceraian

Beberapa bulan setelah perceraian aku masih terpuruk, setelah beberapa kali aku gagal  mencari pekerjaan yang cocok akhirnya aku mulai dengan membuka jasa titip apapun pada area yang terjangkau, media sosial sangat membantuku menemukan para pelanggan bisnis dan jasa titip ku.

Mulai dari membelikan makanan,pakaian, perabot rumah tangga, mengantar dan menjemput anak sekolah, apapun aku lakukan. Uang yang ku kumpulkan dari yang sedikit itu ku putar sebagai  modal berjualan kue kering. Namun hasil yang ku dapatkan belum mampu memenuhi kebutuhan sehari-hari. Kemudian aku belajar via youtube mencoba membuat aneka buket. Alhamdulilah ekonomiku perlahan semakin membaik.

Setelah memperkuat koneksi di media sosial dan berbagai grup WhatsApp, termasuk alumni SMA, aku semakin aktif dalam menjalin pertemanan. Banyak obrolan terkait bisnisku, namun tak sedikit yang hanya iseng mendekatiku. Aku menjawab dengan hati-hati, sadar bahwa tidak semua chat itu sungguhan.

Suatu hari, sebuah pesan membuatku terusik: “Daripada kamu capek-capek cari usaha begini, lebih baik kamu jadi istri keduaku, aku pasti akan nafkahi kamu.”

Sesaat setelah itu langsung saja ku blokir nomornya. Pada kesempatan yang lain di grup alumni sekolahku, foto profilku bahkan dijadikan stiker untuk ajakan ngopi. Mereka mungkin hanya bercanda, tapi hal-hal seperti itu membuatku merasa terhina dan kecewa. Sebagai seorang wanita yang sudah tidak bersuami, kata-kata seperti “janda” seringkali dijadikan lelucon dengan stereotip yang melecehkanku.

Hidup Merdeka

Kekecewaan ini semakin memantapkan tekad ku untuk terus berkembang dan membuktikan bahwa aku layak hidup merdeka, tanpa harus terpengaruh oleh stereotip mereka. Sekarang, mereka yang dulunya merendahkanku terlihat segan ketika bertemu denganku.

Dan masalah pendamping hidup, bagiku tidak selesai dengan masalah nafkah, pengalaman hidupku mengajarkanku bahwa aku ingin mendapatkan pendamping hidup yang tak hanya siap secara nafkah, tapi juga dia yang mampu menyayangi anakku.

Membimbingku dalam beribadah, saling mengerti, menyayangi, menghormati, berbagi peran dalam kehidupan berumah tangga, sehingga siapapun dia, dia adalah orang yang dapat menjadi teman yang asyik untuk berbahagia dalam menua bersama.

Anakku yang beranjak dewasa Muhamad Arif Hidayatulloh, doakan mamahmu ini nak, kalaupun nanti pada saatnya Tuhan menganugerahkan jodoh, semoga mamah mendapatkan yang terbaik. Sebagaimana pandangan mamah terhadap pendamping hidup yang mamah inginkan. Gumamku dalam hati. Aku terus meluncur menempuh setengah perjalanan lagi menuju rumah. []

 

 

 

Tags: cerita pendekIbu BekerjaKDRTperceraianrumah tangga
Uus Hasanah

Uus Hasanah

Guru di MA GUPPI Terisi Indramayu

Terkait Posts

Perselingkuhan
Personal

Memperbaiki Hubungan Usai Perselingkuhan

13 Agustus 2025
Luka Lelaki
Rekomendasi

Luka Lelaki; Tek Tuku Talake, Saya Beli Talakmu!

10 Agustus 2025
Lebih Baik Nikah Daripada Zina
Rekomendasi

5 Alasan Mengapa Ungkapan “Lebih Baik Nikah daripada Zina” Salah dalam Mental Model Mubadalah

4 Agustus 2025
Rumah Tangga
Hikmah

Membangun Rumah Tangga Ideal: Belajar dari Keseharian Rasulullah Saw

28 Juli 2025
Menjadi Anak Sulung
Sastra

Beruntungnya Menjadi Anak Sulung

27 Juli 2025
Disfungsi Institusi Pernikahan
Keluarga

Viral Pegawai PPPK Ramai-ramai Gugat Cerai Suami: Disfungsi Institusi Pernikahan

23 Juli 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • 80 Tahun Indonesia

    80 Tahun Ke(tidak)beragaman Indonesia: Membicarakan Konflik Sesama Bangsa dari Masa ke Masa

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Malam Tirakatan Ruang Renungan dan Kebersamaan Menyambut Kemerdekaan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • 80 Tahun Merdeka: Menakar Kemerdekaan dari Kacamata Mubadalah dan KUPI

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kemerdekaan Sejati dan Paradoks di Tanah yang Kaya

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Demokrasi di Titik Nadir: GUSDURian Ingatkan Pemerintah Soal Kenaikan Pajak dan Kebijakan Serampangan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • 80 Tahun Merdeka: Menakar Kemerdekaan dari Kacamata Mubadalah dan KUPI
  • 80 Tahun Ke(tidak)beragaman Indonesia: Membicarakan Konflik Sesama Bangsa dari Masa ke Masa
  • Malam Tirakatan Ruang Renungan dan Kebersamaan Menyambut Kemerdekaan
  • Demokrasi di Titik Nadir: GUSDURian Ingatkan Pemerintah Soal Kenaikan Pajak dan Kebijakan Serampangan
  • Kemerdekaan Sejati dan Paradoks di Tanah yang Kaya

Komentar Terbaru

  • M. Khoirul Imamil M pada Amalan Muharram: Melampaui “Revenue” Individual
  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2025 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2025 MUBADALAH.ID